16

4.7K 224 4
                                    

Mereka berdua memutuskan untuk pergi ke pasar malam setelah menghabiskan waktu di taman belakang yang seperti tempat pembuangan sampah itu. entah bagi Farel itu seperti iblis tadi, memang manusia tidak berperasaan yang hanya melihat letta sambil tertawa.

"kak, letta mau itu tu." letta menunjuk sesuatu. Farel menatapnya bingung karena disana banyak sekali orang berjualan.

"mana?" 

"Itu lho kak, yang warna-warni. Letta mau itu, 2 ya." Letta kembali menunjuk barang yang di inginkannya. Farel membulatkan bibirnya dan menangguk tana mengerti.

"Tunggu sini, jangan kemana-mana" Lalu Farel mendekati penjual itu.

Letta langsung tersenyum menggoyang kedua lengannya dan mengucapkan yes, karena saking senangnya. Sambil menunggu, ia melihat permainan yang ada di situ. Cukup menarik, karena di situ ada permainan yang di senangi nya, Kora-kora. Setalah ini, ia akan mengajak Farel untuk bermain.

"Nih." letta berbalik badan karena mendengar suara Farel sambil tersenyum. Tetapi senyumnya memudar seketika, karena melihat barang yang ada di tangan Farel.

"Ayam?" ucap letta sambil menatap Farel tak percaya.

"Kok ayam sih kak?" letta sambil mengedarkan pandangannya ke tempat stand yang ia maksud.

"Kata lo warna-warni, adanya ini. Ambil, 2 kan pink sama hijau." paksa Farel lalu menyerahkan kandang kecil itu ke Letta. 

Letta menatap benda yang ada di tangannya dengan tatapan tak percaya, pintar sekali otak lelaki itu. Mungkin saking pinternya, otaknya sudah berpindah ke dengkul. Letta mengusap wajahnya kasar.

"Kak, Letta gamau ini. Letta maunya permen kapas, bukan ayam warna-warni." Ujar Letta memohon.

"Gak, gue capek." Lalu Farel meninggalkan Letta sendirian. Letta pun mengejarnya, ia melihat Farel berjalan ke arah parkiran. Bahkan mereka  belum ada setengah jam disini. Mereka pun belum mencoba permainan yang ada di sini. Dasar, Farel alig.

Farel menaiki motornya dan menggunakan helmnya. Letta yang baru saja datang hendak memprotes tetapi langsung di potong ole Farel.

"Ikut atau Nggak." ucap Farel. Letta yang hendak bicara membuka mulutnya.

"Yaudah, gue pulang." potong Farel.

Nah lihat, bahkan belum sempat ia berbicara Farel sudah memotongnya. Bunyi suara motor Farel sudah terdengar, Farel pun mengegasnya, dan kepulan Gas yang ada di knalpot motor itu mengenai wajah Letta. Yang tadinya letta sedang membuka mulutnya dan sekarang wanita itu terbatuk. Farel yang hendak tertawa, ia urungkan dan kembali memasang wajah cueknya.

"Sorry." singkat Farel.

"Naik." Perintah farel. Letta mencebikan bibirnya. Lalu ia naik dengan berpegangan pundak kokoh.

Saat ia ingin memukul helm farel. Farel mengegas nya keras. Sehingga membuat letta hampir terjungkal dan farel mengerem mendadak.

Takkkk..

Kepala letta terpantuk helm dengan keras.

"Aww.. sakit kak farel." Letta mengusap kepalanya di sela perjalanan mereka.

Letta lalu menyembunyikan kepalanya di punggung farel nyaman.
Farel tersenyum sambil melirik ke letta.

Mereka menikmati perjalanannya. Motor besar farel berhenti telat di depan rumah letta. Farel menggoyangkan badannya agar letta tau bahwa mereka sudah tiba.

"Ta, sampe." Farel menoleh kebelakang. Letta tertidur, farel menatap kesal letta. Menyusahkan sekali.

Seorang wanita keluar dari rumah besar itu. Itu renata, mama angkat letta.

"Baru dateng kalian, loh letta tidur ya." Tanya Renata.

"Iya tante. Om ada? Biar bisa bawa letta masuk."

"Om nya lagi kerja di luar kota. Kamu bisa kan bawa letta masuk? Tante minta tolong ya."

Farel tersenyum lalu dengan perlahan turun sedangkan renata memegangi Letta.

Farel mengangkat tubuh kecil letta. Tidak ia sangka.

"Gila, berat anjay. Makan apa sih ini anak." Batin farel menggerutu. Lalu ia mengikuti langkah renata yang menuntutnya ke kamar.

Tapi renata hanya mengantarnya sampe depan tangga.

"Kamu naik aja, nanti di situ ada kamar letta. Tante mau ke supermarket dulu ya." Pamit renata.

Farel menatap lantai yang bertingkat di hadapannya. Apakah ia akan kuat menggendong beban seberat ini?

Satu persatu langkah farel sehingga ia sudah sampa atas. Nafas nya terengah-engah. Ia bersumpah tidak akan menggendong karung beras yang ada di gendongannya ini.

Ceklekkk.

Farel menatap ruangan di kamar letta. Serba putih, elegan. Satu kata yang ada di fikirkan oleh farel. Ia meletakan letta di kasurnya. Bagaimana bisa letta tidak terusik? Dasar kerbau.

Farel siap menyentil kepala letta, tetapi ia melihat benjolan kecil yang memerah.

Farel tertawa, apa ini karena helmnya tadi? Sungguh, farel suka sekali menganggu dan menggoda letta. Letta sangat lucu jika merajuk seperti tadi.

Cup...

Farel mengecup benjolan letta lama. Letta langsung membuka matanya terbelalak dan farel terkejut hingga ia terjungkal ke belakang. Dan ia bangkit, bingung ingin mengatakan apa kepada letta. Farel tidak sengaja, itu hanya spontan

Letta tersenyum menggoda.

"Cieee.. cium cium, cie kak farel." Goda letta sambil menunjuk hidung farel.

Farel memerah, ia malu tertangkap basah mencium letta. Ia langsung mengembalikan wajah datarnya.

Pletakk..

"Awww, ya ampun kak sakit." Ia mengusap bekas sentilan yang ada di keningnya. Ia menatap farel jengkel.

"Jangan jail. Gue pergi, istirahat sana." Farel berjalan ke arah pintu.

Letta yang seakan ingin menonjokan tangannya ke tubuh farel langsung menurunkan tangannya saat farel berbalik.

"Besok jangan telat." Lalu farel turun ke bawah dan langsung pulang.

Berbeda dengan letta. Ia loncat-loncat di kasurnya bahagia.

"Yeessss, first kiss gue. Yess, aaaaaa kak farel i love you." Teriak letta memenuhi ruangan.





Good morning guys, happy reading. Jangan lupa komen dan vote ya, sedih aku gak ada yang komen. Hehe, makasihhh  ❤❤❤❤








I Hate You but I Love You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang