29

5.2K 227 18
                                    

Suara roda brankar yang mengelincir di atas lantai dingin itu terdengar memilukan.

"Kamu harus tau, letta itu kuat. Dia sedang berjuang di dalam." Ucap renata yang terdengar dingin.

"Maafin, aku kak. Aku menyesal." Ucap Rika.

"Jangan minta maaf ke saya. Minta maaflah dengan letta." Ucap renata.

Ia menghembuskan nafasnya kasar, ia bingung harus berbuat apa. Letta nya sedang berjuang di dalam. Ia menatap ke arah suaminya itu yang juga mencemaskan letta.

Di sisi lain.

"Brengsek. Siapa yang nyuruh lo?" Murka Farel. Farel mencengkram kerah baju salah satu pelaku itu.

2 orang itu hanya tersenyum sinis karena berhasil melumpuhkan anak dari keluarga Gunawan.

"Harap tenang. Serahkan kasus ini oleh pihak yang berwajib. Kami akan mengurusnya segera." Ucap polisi.

"Baik pak, saya serahkan semuanya. Mohon segera selesaikan ini semua. Terima kasih." Ucap Hendra (papa letta)

Farel dan Hendra meninggalkan kantor polisi itu.

"Kamu yang tenang, jangan gegabah." Ucap Hendra.

"Tapi.. argh." Kesal Farel.

"Kamu mau ke rumah sakit? Saya mau kesana."

"Saya ikut om." Ucal Farel lalu masuk ke dalam mobil.

Flashback on.

"LETTA...."

Rika berdiri dan menuju ke letta yang sudah tergeletak tertimpa lampu gantung itu. Dan gaun putih yang ada di perutnya penuh bercak darah.

"Letta. Bangun nak." Ucap Rika terisak meletekan kepala letta di pahanya.

Semua orang nampak panis termasuk Gino, revan dan Dimas.

"Van, lo telfon ambulans. Gue bantu Farel untuk ngejar pelaku." Ucap Gino lalu pergi meninggalkan ruangan.

Farel terlihat sedang adu otot dengan kedua pelaku penembakan tersebut.

"Rel. Awas." Teriak Gino yang melihat pelakunya itu mengeluarkan pisau.

Dengan sigap Gino menendangnya.
Mereka berdua berkelahi.

"Angkat tangan."

Farel dan Gino menghembuskan nafasnya. Para pelaku di giring ke mobil polisi.

"Are you okay?" Tanya Gino.

"Yes, i am." Ucap farel mengusap darah di bibirnya. Wajahnya sedikit lebam.

"Gimana Letta?" Tanya Farel.

"Bentar lagi ambulans dateng. Lo tenang aja." Ucap Gino menepuk bahu farel.

"Are you kidding me? Lo nyuruh gue tenang. Gue gabisa maafin diri gue sendiri, kalau terjadi apa-apa sama letta. Seharusnya gue tadi langsing nyegah pelaku itu. Gue lihat, dan bodohnya gue diem aja, No. Gimana gue bisa tenang." Ucap farel sarkastik.

"Lo punya Tuhan. Minta yang terbaik untuk Letta." Ucap gino.

"Gue harus ke kantor polisi. Gue mohon, lo jagain letta. Ikutin mereka ke rumah sakit. Nanti gue nyusul." Ucap farel.

"Oke. Hati-hati." Ucap Gino.

Mereka berdua berpencar.
Gino melihat perawat sudah meletakan letta di dalam ambulans.

I Hate You but I Love You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang