"Kak gino baik ya, na." Ucap letta kepada anna saat ini, mereka sedang jam kosong dan mereka memutuskan untuk bersantai di taman belakang.
"Iya, baik dan ganteng lagi." Anna tersenyum getir.
"Gimana kalau gue sama kak gino?" Spontan letta bertanya kepada Anna. Anna terkejut. Lalu ia mencoba menormalkan kembali raut wajahnya.
"Bukannya lo suka sama kak farel, kenapa pindah ke kak gino?" Tanya anna setenang mungkin.
Tiba-tiba letta berubah lesu.
"Kak farel udah taken, ga mungkin tetep gue pertahaninkan." Ucap letta sambil menaik turun kan alisnya.
"Y-yaa itu terserah lo sih." Gagap anna. Sebenarnya ia tidak rela, sungguh anna ingin mengatakan sesungguhnya kepada letta. Tapi kelihatannya letta sangat bahagia.
Byurr....byurr..
Arletta terkejut, seragamnya basah kali. Lalu ia berbalik badan dan melihat pelakunya.
"Maksud lo apa??" Kesal letta. Anna mengelus pundak letta berusaha menenangkan letta.
"Lo gak tau diri banget sih jadi cewek. Jangan ke gatelan dong. Kemarin Farel sekarang Gino, murahan banget lo." Ucap siska sambil menyilangkan tangannya di depan dadanya. Sedangkan para antek-anteknya tersenyum sinis di belakangnya.
"Mulut lo... Lo gak pernah di sekolahin sama ortu lo? Jaga ucapan lo ya. Emangnya mereka siapa lo? Lo gak berhak ngatur hidup gue. Urusin hidup lo sendiri." Ucap letta sedikit membentak dan menunjuk wajah siska dengan jari telunjuknya.
"Udah ta, tenangin diri lo. Lebih baik kita pergi." Ucap anna dan menarik lengan letta untuk pergi dari situ.
Tapi lengannya di cekal oleh siska.
"Lebih baik lo jauhin orang di samping lo. Lo gak tau kan dia siapa?" Senyum sinis siska lalu melepaskan tangannya dari anna seraya menepukan kedua tangannya seperti ia baru saja memegang debu.
"Lo.." letta yang ingin mendekat ke siska di hadang oleh teman-teman siska.
"Apa? Lo berani sama gue." Ucap siska.
"Udah ta, ayo kita pergi." Anna menarik letta ke kamar mandi.
"Lo tunggu sini, gue ambilin jaket." Lalu anna berlari keluar. Sedangkan letta menatap dirinya ke kaca. Apa dirinya sehina itu?.
Ceklekk.. letta menoleh dan mendapati anna membawa jaket.
"Lo pake jaket gue." Letta menangguk.
Letta memasuki bilik dan berganti pakaian. Setelah selesai ia keluar dan membasuh wajahnya. Anna hanya memperhatikan apa yang di lakukan letta. Letta pun merasa dirinya di tatap seperti itu langsung menoleh ke anna.
"Lo percaya kan sama gue, An? Lo gak dengerin apa yang mereka ucapin kan?" Panik letta, matanya berkaca-kaca. Ia tidak mau kehilangan sahabatnya ini.
Anna tersenyum, "Ya nggaklah ta, ya kali gue percaya mereka. Disini lo sahabat gue, gue percaya sama lo kok." Ia memegang pundak letta.
Helaan nafas lega letta terdengar.
"Makasih banyak An. Cuma lo yang gue punya." Letta memegang tangan anna.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Jam istirahat, seperti biasa Letta menghabiskan waktunya di kantin SMA. Ia tidak sabar untuk lulus dan bersekolah disini, sekitar 2 bulan lagi.
"Lo mau lanjut sekolah disini, Ta??" Tanya revan sambil meminum es tehnya.
"Iya kak, mau kemana lagi." Letta tersenyum. Ia menoleh ke sampingnya. Gino sedang mencoba mengepang rambut Letta yang panjang.
"Selesai." Ucap gino. Letta memegang rambutnya.
"Kok kak gino bisa ngepang? Belajar dari mana?" Tanya letta.
"Echa." Gino menatap bibir Letta. Dan tangannya mengusap kotoran yang ada di sebalah bibir mungil itu. Anna melihat itu, dadanya terasa sesak.
"Echa siapa??" Letta bertanya penasaran, apa itu pacar Gino?
"Itu echa adeknya Farel. Eh btw Farel kemana, No?" Jawab dimas. Letta hanya membulat ku bibirnya tanda mengerti.
"Nah itu dia." Gino menunjuk seseorang yang sedang berjalan ke arah meja mereka.
"Letta, bisa kita ngomong berdua?" Ajak farel tiba-tiba. Tanpa persetujuan letta, ia menariknya.
"Ehh mau bawa kemana si Letta?" Tanya Gino yang menahan tubuh Farel.
"Pinjem bentar." Ia menyingkirkan tangan Gino dari dadanya.
Di koridor sekolah yang sepi mereka berdua.
"Kenapa sih kak?" Tanya letta.
"1 bulan, lo jauhin gue. Kenapa?" Tanya farel penasaran.
"Gak, biasa aja. Perasaan Kakak aja kalik." Balas letta mendongak.
"Perasaan gue bilang lo jauhin gue. Kenapa? Apa gara-gara Mona?"
Letta hanya terdiam menunduk.
"Gue udah putus." Letta terkejut dan mendongak menatap Farel.
"Putus??" Tanya letta. Farel hanya mengangguk. Letta tersenyum mendengar itu, entah tiba-tiba hatinya melega mendengar kabar itu.
"Kenapa senyum? Lo seneng?" Tanya Farel mendekat ke arah letta.
Letta mundur perlahan dan menggelengkan kepalanya.
"Terus kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya farel penasaran. Seraya memberhentikan langkahnya.
"Ya gapapa kak, emang letta gaboleh senyum." Jawab letta tanpa takut.
Farel mengangguk dan mengurung letta di tembok. Letta membelalakan wajahnya kaget. Wajah nya memerah, wajah mereka berdua sangat dekat.
"Kenapa gak pernah gangguin gue lagi? Lo tau,hari-hari gue sepi tanpa lo." Ucap farel tenang tetapi membuat deguban kencang di dada letta.
Bibirnya tidak bisa membohonginya, ia tersenyum malu.
"Mmm, let-taa." Gugup letta. Ia mengepalkan tangannya. Lalu farel kembali menegakan tubuhnya. Lalu arletta menghembuskan nafasnya lega.
"Gue pengen lo kayak dulu, Arletta Maharani." Ucap Farel lalu menarik tangan letta untuk kembali berkumpul bersama temannya. Letta tersenyum menampakan gigi putihnya. Hari yang indah.
Jakarta, 9 Maret 2018
Lihat tangan halus itu menggengamku. Bibir merah mudanya mengatakan hal-hal manis. Ia ingin aku kembali seperti dulu, jantungku berdegub saat ia mengatakan itu. Batinku mengatakan " baik, aku akan kembali, Farel :')"
Sungguh sampai detik ini, senyuman ku tidak bisa berhenti. Terima kasih Farel membuat hari ini menjadi lebih baik.Letta lalu menutup bukunya dan menaiki kasurnya. Merapatkan tubuhnya dengan selimut, bibirnya masih setia tersenyum.
"Good night, kak farel."
Holaaa. Saya kembali, gimana chap hari ini? Apa kalian baper? Atau cuma aku yang baper sama farel dan letta HAHAHA. Jangan lupa vote dan komen ya. Karena 1 komen aja itu bakal buat aku senyum-senyum sendiri karena aku merasa. Oh ternyata masih ada yang harepin aku tetep next cerita. Dan pastinya buat aku semangat nulis. LOVE YOU GUYS. HAPPY READING ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate You but I Love You (Complete)
Teen FictionArletta Maharani, gadis kelas 3 smp yang selalu mengejar Farel Aditama Xander, kakak kelas 11 sma. Ya mereka berbeda tingkat tetapi masih dalam 1 gedung sekolahan. "Ini coklat dari letta, dimakan ya" ucap letta Tapi letta di hiraukan oleh farel. Let...