13

4.6K 238 4
                                    

*di play ya sapa tau baper hehe 😂

Jakarta, 5 maret 2018

Hari itu begitu buruk. Mungkin hari itu yang paling buruk selama aku hidup. Aku muak, semua ucapan-ucapan kasar mereka. Tapi aku bisa apa? Aku hanya bisa membela diri dengan kemampuanku. Aku benci berharap, tapi hanya itu yang aku bisa.

Teruntuk kalian semua yang membenciku, sungguh di dalam lubuk hatiku, aku masih menyayangi kalian :').
Fighting Arletta.

Hari telah berlalu, letta memilih untuk menjauhi Farel. Ia menghabiskan hari-harinya bersama Gino. Karena mungkin, ia lah yang paling mengerti dirinya. Tapi ada satu wanita yang menatapnya resah akan kedekatan Gino dan Letta.Dia sudah memendam perasaannya selama 1 bulan kepada Gino.

"Anna, lo yakin gamau ikut kita." Tawar letta yang sedang berada di dalam mobil gino.

"Gak ta, lo aja. Gue bentar lagi di jemput. Have fun ya kalian." Ucap anna dengan senyum terpaksanya.

"Oke, hati-hati di jalan anna."

Lalu gino melajukan mobilnya ke suatu pusat perbelanjaan.

"Kak, letta mau eskrim." Ucap letta sambil menarik-narik jaket gino. Gini terkekeh.

"Yaudah kesana, minta apa yang kamu mau." Lalu mereka memilih es krim yang mereka suka dan duduk di bangku yang ada disana sambil memakannya.

"Ini enak kak, kakak gamau ngerasain?" Letta menyodorkan eskrim nya ke arah Gino.

"Boleh? Nanti habis, nangis kamu." Goda gino.

"Yaelah kak, kakak kira aku anak kecil. Ini cobain. Capek nih tangan letta." Lalu gino memakannya.

"Gimana??"

"Rasanya masih sama, kayak es krim. Gak ada bedanya sama punya aku."

Letta cemberut dan menatap sengit gino. Lalu ia kembali memakan es krimnya dengan rakus.

"Hahaha, lihat muka kamu. Udah kayak mau makan orang, enak kok es krim kamu. Jangan cemberut gitu, makin gemesin tau gak." Gino mencubit pipi letta gemas.

"Ihh jangan cubit-cubit ya. Letta lagi ngambek sama kak gino, jauhan sana. Jangan deket-deket sama letta."

Gino tertawa, " kalau aku gamau?? Kamu mau apa?"

"Ya kakak harus pergi."

"Gamau ah, Kamu gemesin kalau ngambek gini. Mau peluk?" Gino merentangkan tangannya. Letta hanya meliriknya.

"Yakin gamau? Banyak loh ya mau di peluk sama kakak." Goda gino. Letta tetap meliriknya.

"1...2..." letta langsung menghambur ke pelukan Gino. Gino tersenyum dan mengelus rambut letta. Entah gino sangat nyaman ada bersama letta, ia tidak rela letta di sakiti oleh siapapun.

"Mau main ice skating?" Tawar gino di sela pelukannya. Letta mendongakan kepalanya. Matanya berbinar.

"Mau, tapi letta gabisa." Bibirnya mengerucut saat melepas pelukannya.

"Kan ada aku." Gino lalu menariknya.
Letta tertawa dan mengayunkan tangan yang di genggam oleh gino. Ia berputar, ia menghitung langkahnya sampai tiba di tempat yg mereka tuju.

"99...100." Riang letta. Gino terkekeh lalu menyentil kening letta.

"Kurang kerjaan banget sih."

"Ckk, sakit tau kak." Letta mengusap keningnya. Lalu tangan gino terulur ikut mengelus kening letta.

"Iya maaf, udah ayo kita siap-siap" ajak gino.

Mereka pun bersiap-siap dengan alat-alat yang mereka perlukan. Akhirnya mereka memasuki area permainan.

"Kak pegangin letta. Jangan lepasin letta." Letta yang berusaha menyeimbangkan tubuhnya dengan memegang tangan gino.

Gino pun meluncurkan kakinya berputar dengan menuntun letta. Letta tertawa, kadang wajahnya panik karena takut jatuh.

"Kamu coba sendiri dong." Ucap gino seraya melepaskan tangan ketta dari genggamannya.

Letta mencoba nya, pertama kali ia terjatuh lalu ia bangun lagi. Dan mencobanya dan dia bisa. Ia bertepuk tangan karena saking senangnya.

Ia melihat gino mulai menjauhinya.

"Sini kejar.." tangan gino menyuruhnya mendekat. Letta dengan perlahan-lahan mengejarnya, namun gini semakin menjauh. Dan itu membuat letta gemas, sehingga dengan cepat ia mengejarnya.

Sudah hampir dekat tetapi kakinya tersandung, ia terjatuh. Letta langsung menyembunyikan kepalanya di antara lututnya.

Gino yang melihat itu langsung mendekatinya. Ia khawatir.

"Letta, kamu gapapa? Maafin kakak ya."

"Letta.." gino sambik menggoyangkan badan letta. Tapi letta tidak bergeming.

"Letta, jangan buat kakak khawatir dong. Kamu gapapa? Jawab letta." Ia masih berusaha menggoyangkan badan letta.

"Baaaaa." Letta menaikan kepalanya dengan berteriak, sehingga mengejutkan gino. Letta tertawa puas karena berhasil mengerjai gino.

Tetapi tidak dengan gino, ia langsung memeluknya. Nafasnya terengah-engah ia sungguh sangat mengkhawatirkan letta. Letta langsung terdiam, ia terpaku mendapat perlakuan itu dari gino. Apa benar dia mengkhawatirkan letta?

"Kamu jangan buat kakak cemas letta. Aku pikir kamu kenapa-napa." Ia melepaskan pelukannya dan memegang kedua pipi letta.

"Jangan gitu lagi,ngerti." Letta menatapnya tanpa berkedip, ia pun tanpa sadar mengangguk. Lalu gino membawanya lagi ke pelukannya. Letta menggerakan kepalanya mencari tempat yang nyaman.

"Udah ya main ice skating. Aku gamau kamu jatuh lagi." Ucap gino sambil membantu letta berdiri.

Tiba-tiba  perut letta berbunyi. Ia hanya menyengir malu kepada gino.

"Laper??" Tanya gino dan hanya di balas anggukan serta wajah melas letta.

"Ayo kita beli makan buat cacing di perut kamu." Mereka keluar dengan bergandeng tangan. Letta menatap tangan besar itu menggenggam tangannya.

Mata indah itu dan tangannya yang menggengam ku. Sungguh, aku tidak menyangka, ia sangat membuat ku sangat nyaman. Entah ini hanya perasaanku atau sekedar kenyamanan yang tidak pernah mereka berikan kepadaku. Dia berbeda.Tolong jangan biarkan aku jatuh untuk yang kedua kalinya.

Letta tersenyum dan mendengarkan celotehan dari mulut gino.


Hai hai kalian, up untuk kesekian kalinya. Maaf chapter ini terlalu drama wkwk. Aku emang gak pinter bikin yang buat kalian senyum-senyum. Oke semoga kalian suka. KALIAN LEBIH SUKA
GINO-LETTA
FAREL-LETTA??? Kalau author sih.... 😆

Jangan lupa vote dan comment KARENA ITU YANG AKU TUNGGU.

Happy reading ❤❤❤❤

I Hate You but I Love You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang