7

4.5K 238 2
                                    

Farel membaca buku di balkon rumahnya.

Ceklek.

"Farel, makan dulu yuk." Ajak tisa. Farel menangguk dan mengikuti nya dari belakang.

"Malem kak parel." Sapa echa. Farel tersenyum kepada adik kesayangannya itu.

"Malam princces nya kakak." Farel mengecup kening adiknya.

"Kak parel besok kan kak parel libur cekolah, echa mau ke taman komplek dong." Pinta echa.

"Iya sayang, besok kak farel temenin ya. Sekarang echa makan, biar cepet gede." Farel mengambil nasinya dan mulai memakannya.

"Rel, kamu gak punya cewek?" Tanya rafa langsung tanpa basa-basi.

Farel langsung menoleh ke papanya.

"Gak, farel mau fokus sekolah."ujar farel.

"Ckk, jangan kaku amat lah. Nikmatin hidup kamu, cari cewek sana buat semangat belajarnya."

"Iya, nanti gak ada yang mau sama kamu loh." Ejek tisa.

"Enak aja, farel kan titisannya papah. Sekali deket jadi deh." Farel menaik turunkan alis sombong.

"Dih, gak ada yang bisa ngalahin ke gantengan papah." Ucap rafa tidak mau kalah.

"Narsis banget sih pah. Inget umur." Ejek farel sambil menyuapkan makanannya ke mulut.

"Kurangajar ya kamu." Lirik tajam rafa.

Farel hanya terkekeh melihat kelakuan papahnya itu.

Mereka menikmati makanan buatan dari tisa dengan lahapnya. Tak ada lagi suara yang menghiasi ruang makan tersebut hanya bunyi dentingan suara sendok garpu yang saling bertabrakan.

"Farel udah selesai, farel ke kamar ya. Banyak tugas soalnya." Pamit farel lalu menanjaki tangga menuju ke kamranya.

Farel berkutat dengan buku-bukunya itu. Setelah selesai ia berbaring di kasur dan melihat langit-langit kamarnya.

"Si letta ada masalah apa ya sama orang tuanya. Di sekolah dia fine aja, kayak orang gak punya masalah." Farel sedang memikirkan kejadian yang di lihatnya tadi.

"Ah bodo amat, ngapa gue jadi mikirin dia." Farel mengusap wajahnya. Lalu mencoba memejamkan matanya karena hari sudah larut.

Hari sudah pagi, sinar matahari memasuki celah jendela kamar farel.

Srettt.... bunyi gorden yang di tarik.

"Sayang bangun, udah pagi." Tisa mengusap kepala farel.

Farel membuka matanya lalu bangun mengecup kenig mamanya.

"Selamat pagi mama." Farel tersenyum.

"Selamat pagi sayang, mandi gih. Trus turun ke bawah, kita sarapan bareng-bareng." Tisa mengelus kepalanya sebentar lalu bergegas keluar kamar.

Farelpun mamanggil handuk dan mandi. Tidak ada yang tau sebenarnya kalau farel adalah anak yang sangat manja, kecuali sahabatnya.

Mereka menikmati sarapan pagi dengan tenang dan Farel berpamitan untuk pergi ke sekolah.

Seperti biasa suasana sekolah begitu ramai, banyak siswa berdatangan dan berjalan ke koridor. Ada yang membaca bukunya di kursi depan kelas. Ada yang sedang bercanda. Farel mengamati nya dan berjalan menuju kelasnya.

Sedangkan di tempat lain, sekokah Arletta.

Arletta berjalan lemas menuju kelasnya. Ia sedang tidak enak badan, tetapi ia nekat untuk masuk sekolah.

"Eh cewek pembawa sial dateng nih. Enaknya kita apain ya??" Ucap cantika sang ketua geng yang bersandar di depan pintu kelas letta.

"Pliss, jangan ganggu gue. Gue lagi sakit." Ucap letta pelan.

"Oh lo bisa sakit juga. Tapi gue ga peduli. Ayo tarik dia guys." Perintah cantika kepada teman-temannya.

Letta di tarik dan di bawa ke taman belakang.

"Lepasin gue cantika." Berontak letta dengan sekuat tenaganya.

Tapi mereka tidak mendengarkannya, sehingga letta pasrah menghadapinya.

"Iket dia disini." Ucap cantika yang tersenyum licik kepada letta. Menyuruh temannya untuk mengikatnya di pohon besar.

Setelah selesai, mereka menghadap letta.

"Gue sebenernya salah apa sama lo can, kenapa lo giniin gue setiap hari? Bilang sama gue can. Gue capek lo bully terus." Lirih letta dan matanya berkaca-kaca.

Cantika menaikkan alisnya mendengar ucapan letta. Dan mendekat ke letta, mencengkram pipi letta kencang.

"Lo mau tau salah lo apa? MAU TAU HAHH." bentak cantika. Nafasnya terengah-engah.

"LO ITU PEMBUNUH LETTA, LO PEMBAWA SIAL.. LO TAU RENALD, DIA PACAR GUE. DAN LO NGE BUNUH DIA, KAKAK LO SENDIRI. TAU GAK LO APA YANG GUE RASAIN SAAT TAU RENALD UDAH GAK ADA. HANCUR HATI GUE TA HANCUR. DAN SAAT GUE TAU PENYEBAB DIA MENINGGAL ITU ADALAH LO. SAAT ITU JUGA GUE BERSUMPAH BAKAL BALES APA YANG LO PERBUAT.  LO TAU GUE SAYANG BANGET SAMA RENALD, CUMA DIA SATU-SATUNYA YANG GUE PUNYA, ORANG TUA GUE UDAH GAK ADA. DAN LO RENGGUT SEMUA ITU DARI HIDUP GUE. KURANG BEJAT APA LO SAMA GUE, ANJING.." Teriak cantika di hadapan letta, dia menangis.

Letta menangis terkejut akan perkataan cantika, tangannya bergetar.

"G-gue bukan pembunuh.." bibir letta bergetar. Dia terisak, "g-gue g-gak ngebunuh kak renald, can. Percaya sama gue." Letta menatap mata cantika. Air matanya begitu deras meluncur ke pipinya. Dia menggelengkan kepalanya.

Cantika mengusap kasar wajah nya yang penuh air mata.

"APAPUN YANG LO JELASIN, LO ITU TETAP PEMBUNUH LETTA, PEMBUNUH. DAN LO GAK PANTES UNTUK HIDUP DISINI." teriak cantika lalu membalik badannya meninggalkan letta.

"GUE BERANI BERSUMPAH CAN, GUE GAK PERNAH BUNUH KAK RENALD. TOLONG PERCAYA GUE." Teriak letta dengan tangisannya.

"Kenapa gak ada satu orang pun yang percaya sama gue. Gue bukan pembunuh, tapi mereka nuduh gue tanpa bukti. Gue sendirian disini, gue gak punya siapa-siapa disini. Apa gue gak pantes bahagia, apa gue gak pantes buat di cintai. Apa mungkin emang gue gak pantes hidup disini?" Lirih letta.

"Kak renald, tanyain dong sama Allah. Kapan letta bahagianya? Kapan letta bisa hidup tenang? Kalau gak bilangin, Letta mau ikut sama kak renald aja. Bilangin juga, letta capek hidup disini." Ucap letta yang berlinangan air mata.








Halooo, maaf aku baru mucul. Lagi sibuk, maaf nulis part ini agak acak-acakan. Hahaha semoga kalian suka. Happy reading ❤

I Hate You but I Love You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang