4. Rumah

147 15 0
                                    

I love you from the start
So it breaks my heart
When you say I'm just a friend to you
Cause friends don't do the things we do

Meghan Trainor - Just a Friend To You

****

"Kak Rena!"

Gue tertawa dan berlutut, membiarkan Rhea memeluk gue. Dia masih harum bedak bayi, meski umurnya sudah lima tahun dan akan masuk SD tahun depan. Dia cantik, serius, dan jelas akan menjadi gadis paling cantik kalau dia remaja nanti. Gen keluarga Julio memang nggak bisa diragukan.

"Siapa, Rhe?" Tante Sisca muncul dari dapur, lengkap dengan apron merah muda di atas pakaiannya. Rambutnya diangkat menjadi sanggul sederhana, dan gue tahu itu karena dia nggak pernah suka rambutnya mengganggu proses memasak atau helaian rambut bakal jatuh ke masakannya. "Rena, udah lama kamu nggak kesini."

Rhea melepaskan pelukannya dan berlari ke arah Tante Sisca. Dia lalu bergelayut manja di kaki ibunya, membuat Rendi--yang berdiri di samping gue--mendengus. "Dasar manja," cibirnya, dan secara otomatis gue menginjak kaki dia sampai dia mengaduh pelan dengan tatapan menuduh.

"Bang Rendi jahat!" Rhea mengadu, membuat Tante Sisca tertawa dan menggendongnya. Dia jelas nggak ringan, tapi Tante Sisca nggak terlihat kesulitan. Gue jadi ingat gimana Papi atau Mami selalu menyempatkan diri buat menggendong gue sebelum tidur, seenggaknya sampai gue kelas 2 SD. Mereka sayang gue, gue tahu, dan gue bakal mencari segala cara buat menyatukan mereka lagi.

Tante Sisca memberikan pelototan main-main pada Rendi. "Abang jangan jahat-jahat sama adiknya."

Rhea--yang sepertinya merasa di atas angin karena mendapat pembelaan dari ibunya--menjulurkan lidah ke arah Rendi dengan cara menggemaskan yang membuat gue greget buat mencubit pipinya. "Abang jahat wleee."

Rendi menyipitkan mata. "Dasar nggak sopan."

Gue tertawa. Rendi dan Rhea emang jarang terlihat akur, tapi gue tahu Rendi sayang sama adiknya itu. Kalau kita lagi jalan-jalan di pusat perbelanjaan, Rendi selalu membeli seenggaknya satu barang buat Rhea, entah itu cuma jepitan rambut atau bahkan kaus kaki lucu. Di ulang tahun Rhea kemarin, dia bahkan membelikan anak itu satu set pakaian ala putri raja dengan uang yang dia sisihkan dari uang jajannya.

Rhea, sebagai anak terakhir dan satu-satunya anak perempuan di keluarga ini, jelas mempunyai semua hal yang diinginkan anak perempuan mana pun. Dia mempunyai tiga kakak yang ganteng banget, dia mempunyai keluarga yang menyayanginya setengah mati, dan yang terpenting, dia punya orangtua yang utuh. Gue juga pernah ada di posisi dia, merasa menjadi anak yang paling beruntung di dunia dan nggak punya saudara, sehingga kasih sayang Mami dan Papi tercurah buat gue seutuhnya.

"Rena, kamu tidur di kamar Rhea, ya," kata Tante Sisca tiba-tiba. Rhea yang ada di gendongannya tiba-tiba bersorak penuh semangat dan mulai mengocehkan sesuatu tentang kakak perempuan. Gue sedikit bingung, sih, karena biasanya 'kan gue tidur di kamar tamu. Tapi melihat Rhea yang kayaknya senang banget cuma karena bisa tidur sama gue, gue akhirnya tersenyum lebar dan mengangguk.

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang