"Eh, gak papa kok. Cuma mimpi," kata Shilla sebiasa mungkin. Shilla tidak bohong karena dia hanya bermimpi. mimpikan cuma bunga tidur? Makanya Shilla tidak percaya.
"Masa?" tanya Via belum yakin.
"Masak ya di dapur." Shilla menanggapinya santai sambil merogoh saku roknya dan mengeluarkan ponselnya.
"Gue serius. Gue gak percaya lo cuma mimpi biasa." Via memandang Shilla selidik. Ia yakin Shilla pasti tidak hanya mengalami mimpi biasa.
"Lo pikir gue bohong? Gue paling anti yang namanya bohong. Gue emang cuma mimpi! Dan lo mau tau mimpinya apa?" Shilla sedikit emosi karena Via tak mempercayainya.
"Jangan emosi, Shill!"tegur Agni.
"Emang lo mimpi apa, Shill?" tanya Ify yang juga penasaran.
"Disamperin cewek berlumuran darah sambil minta bantuan. Katanya cuma kita yang bisa bantu dia. Mimpi, 'kan cuma bunga tidur. Mungkin efek karena gue baca cerita horor juga." Shilla menjelaskan opininya sambil menunjukkan novel angkernya yang sebelumnya sempat ia baca.
"Oh ...." Via kembali duduk di tempatnya begitu pun yang lain.
"Apa? Lo masih gak percaya?" sewot Shilla.
"Ih ... kok sewot banget sih, Shill? PMS lo?"tanya Via tanpa dosa.
"Bodo," balas Shilla cuek dan memainkan ponselnya.
"Shill!" panggil Ify. Shilla spontan menoleh ke arah Ify menunggu Ify melanjutkan ucapannya.
"Em ...gak jadi, deh." Ify memutuskan untuk keluar dari kelas. Mereka saling tatap-tatapan merasa aneh dengan Ify kemudian mereka mengangkat bahunya acuh.
***
Ify terus berjalan menelusuri sekolah ini. tiba-tiba ....
BRAK!
Ify ditabrak oleh seseorang bukan dedemit atau syaiton nirojim.
"Woy! Kalo jalan itu liat kiri, kanan, belakang, depan, atas, bawah. Lo kira ditabrak itu enak? kalo tulang rusak gue berceceran gimana? kalo wa-" Omelan Ify terhenti karna pria itu membekap mulut Ify.
"Mbbhhhh!" Ify memberontak agar dilepaskan bekapan dari pemuda tersebut.
"Bawel!" komentarnya pendek setelah melepaskan bekapannya. Mereka kembali berdiri.
"Gue gak bawel tuh," sahut Ify cuek padahal barusan Ify mengomel panjang lebar. Ify hendak kembali berjalan, tetapi tangannya dipegang Rio.
"Kenapa kamu bunuh keluargaku? kenapa kamu membunuh sahabatku? apa salah kami?" isak Ify menangis tersedu-sedu.
Di depannya, semua anggota keluarganya tewas dengan mengenaskan termasuk sahabatnya di depan mata kepalanya sendiri. Ify memeluk boneka noni belanda pemberian sahabatnya dengan ketakutan.
"Hei, anak kecil! Bukan aku yang membunuh, tapi your dead eyes! Matamu yang membunuh semuanya. Aku hanya perantara saja. Sekarang kamu yang harus saya bunuh karena kamu adalah juga pembunuh yang membuat aku kehilangan putraku!" Orang itu menatap Ify tajam tanpa iba meakipun Ify menangis mengiba.
Ify berlari ketakutan. Jalanan sepi karena ia keluar di sebuah gedung tua saksi di mana tubuh orang tuanya hancur lebur dan orang-orang. Ia tak mengerti mengapa orang itu mengatakan kalo itu adalah gara-gara dirinya.
"Ify bukan pembunuh! Ify bukan pembunuh! Ify gak mau mati!" Ify terus-terusan belari ketakutan ke mana saja. Sejauh mana kakinya sanggup untuk melangkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misterius Girl of Dead Eye (Revisi)
FantasySeorang gadis memiliki kemampuan yang jarang dimiliki orang lain berusaha mencari identitasnya. Sepuluh tahun bersembunyi akhirnya Ify membawa banyak misteri dan teka-teki baru di dalam kehidupannya yang baru bersama teman-temannya. (Tamat)