Malam ini mereka semua sepakat untuk pergi bersama ke sekolah. Saat ini mereka sedang menanti Rify yang sedang bersiap-siap."Eh, Agni lo nyanyi nggak?"
Agni yang sedang sibuk berselancar di dunia maya, menoleh menatap Via bingung. "Nyanyi?"
"Iya, lo ikut nyanyi nggak?" tanya Via mengulangi pertanyaan.
"Nggak ah, takut ngebaperin anak orang," santai Agni.
"Cieee sejak kapan lo ngebaperin anak orang? Biasanya stay wit Cakka terus tuh," kata Via yang bermaksud ingin menggoda Agni.
"Oh ya, Alvin gue baperin nggak papa, 'kan?"
Via melotot ke arah Agni. Dengan segera ia menggandeng Alvin seperti menjaga anak ayam yang mau di culik sama musang. Melihat itu Agni, terkekeh.
"Ya udah deh, gue juga punya kok!" balas Agni menggandeng Cakka. Cakka diam tak bergeming sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Eh, kok malah mesra-mesraan sih?" Ify tiba-tiba keluar bersama Rio. Tampilan Ify terlihat begitu cantik tapi terkesan aneh sementara Rio tampaknya sedang merengut kesal.
"Nau kemana?" tanya Shilla bingung.
Ify mengerutkan dahinya bingung dengan pertanyaan Shilla. Bukankah tujuan mereka sejak awal ke sekolah?lalu, kenapa masih bertanya?
"Ya ke sekolahlah Mak Shilla. Lo pikir kita mau ngedangdut gitu?" balas Ify sambil berdecak.
"Lagian selera kamu aneh," celutuk Rio tiba-tiba.
"Kan aku mau ikut drama Rio. Nah, entar gue jadi salah satu pemain di sana. Kamu gimana sih? Huh," kata Ify dengan muka kesal rada unyu-unyu.
"Lo ngedrama, Fy? Kok kita nggak tau?" tanya Via.
"Hmmm, gue kan baru bilang siang tadi sama bu Ella. Oh ya, Mak Shilla!" Ify memanggil Shilla dengan sedikit pengejekkan.
Shilla yang di panggil hanya memutar bola matanya bosan.
"Please deh, Fy, jangan panggil gue mak!" kata Shilla malas sementara Ify hanya nyengir-nyengir tidak jelas.
"Bu Ella katanya mau bilang sesuatu lho sama lo." Shilla menatap Ify intens dengan pandangan bertanya.
"Ada apa sama bu Ella?" bingung Shilla.
"Nggak tau. Hehehe ...," cengir Ify
"Kebanyakkan ngobrol kalian. Ayok jalan!" Rio menuntun yang lain untuk mengendarai kendaraan masing-masing.
***
Sesampai di sekolah, sekolah ternyata sudah ramai tetapi tetap saja hawanya dingin. Bukan cuacanya tetapi suasana yang meliputi sekolah ini. Egois!
"Itu apa?" celutuk Via langsung saat baru turun dari mobil. Mereka semua mengikuti arah telunjuk Via.
Di lapangan ada sebuah tempat yang seperti pentas drama. Ada beragam perlengkapan drama di sana, tetapi ada yang aneh menurut Via. Di sana ada sebuah kursi berjumlah delapan yang membentuk lingkaran. Well, cukup aneh emang.
"Itukan bagian dari drama Ravia!" jelas bu Ella tiba-tiba ada di samping mereka
Mereka cuma mengangguk-ngangguk paham walau terkesan aneh. Ngomong-ngomong, drama apa yang akan diadakan?
"Bu, drama apa yang akan di mainkan?" tanya Shilla penasaran.
"Ada deh. Rahasia dong! Pokoknya seru deh," kata bu Ella kemudian pergi lagi.
"Tuh ibu guru kayak jelangkung yah. Pergi tak di jemput pulang tak di antar," komen Agni.
"Ya udah, kita gabung sama pemain lainnya. Kalian duduk aja ngelihat dari jauh. Ayo, Yo!" Setelah berucap demikian, Ify menggandeng Rio agar ikut bergabung bersama pemain lain dan tentunya memisahkan dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misterius Girl of Dead Eye (Revisi)
FantasySeorang gadis memiliki kemampuan yang jarang dimiliki orang lain berusaha mencari identitasnya. Sepuluh tahun bersembunyi akhirnya Ify membawa banyak misteri dan teka-teki baru di dalam kehidupannya yang baru bersama teman-temannya. (Tamat)