Nyamuk. Sebuah hewan penghisap darah. Dianggap perasit karena menghisap darah manusia yang meresahakan siapapun. Ia di anggap cuma pengganggu yang tidak menguntungkan. Keadaannya membuat orang terganggu dan tak segan-segan orang lain menyingkirkannya berbagai macam cara. Membunuhnya, meracuninya, menghindarinya, dan menepuknya. Yang selalu ada di pikiran manusia adalah bagaimana melenyapkan hewan kecil yang menyebalkan***
Sang Fajar mulai menyising dan masuk ke celah-celah kamar di mana sang empu masih terlelap di sana.Ify bangkit yang pertama. Ia ingin mandi saat merasakan tubuhnya sudah lengket. Ia membiarkan sebentar teman-temannya yang masih terlelap karena sekarang masih pukul 05.00 pagi.
Setelah selesai mandi dan mengganti pakaiannya, Ify menyingkapi gorden kamarnya agar sinar sang surya masuk. Teman-temannya mulai menggerjap mata dan terbangun.
"Huft! Cuma mimpi!" gumam Shilla pelan kala berhasil membuka matanya. Hal itu membuatnya menghela napas lega.
"Udah siap aja lo, Fy. Kedisiplinan!" ujar Via bangkit dari ranjang Ify.
Ify hanya menanggapi ucapan Via dengan senyuman tanpa mempedulikan ucapan Shilla yang masih bisa ditangkap oleh pendengarannya.
"Eh, lo mau kemana?"tanya Agni ke Via
"Mandi. Mau ikut?"
"Najis. Gue sesudah lo deh."
"Bangsat lo, Ag!"
Setelah bersiap-siap, mereka turun ke meja makan dan melihat semua makanan sudah tersedia.
Tunggu dulu! Kayaknya ada yang aneh. Mengapa bisa semua makanan telah tertata rapi di sini? Apa Ify yang memasaknya? Tapi kapan? Bukannya selesai mandi, Ify langsung membangunkan sahabat-sahabat barunya?
"Ini siapa yg masak, Fy?" tanya Shilla bingung.
"Gue."
"Kapan?"
"Sebelum kalian bangun," jawab Ify lagi.
"Ck! Banyak bacot lo, Shill. Makan aja gak perlu nanya." Via langsung menyantap sarapan dengan nasi goreng buatan Ify tanpa repot bertanya seperti yang dilakukan Shilla.
Melihat Via mulai menikmati masakan Ify, mereka mulai ikut memakan masakan Ify dengan lahap. Sementara Ify tidak ikut. Ia merasa tubuhnya mendadak gerah. Hei, ada apa dengannya? Atau jangan-jangan ... Sial! Ini bukan waktu yang tepat belum lagi Debby belum menemuinya.
Ify kemudian bangkit dari duduknya untuk mengambil sweater di kamarnya.
"Mau kemana, Fy?" tanya Agni saat menangkap pergerakan Ify yang hendak beranjak.
"Ambil sweater. Dingin nih hari!" alibi Ify meskipun ia tak sepenuhnya bohong karena memang semalaman hujan turun dengan lebatnya.
"Oh."
Ify mengambil sweater dan memasangkan ke tubuhnya. Supaya tidak ada yg melihat tubuhnya yang sudah sangat putih seputih kapas dan dingin sedingin salju. Belum lagi mata Ify pun berubah menjadi merah. Ia tak ada niat menutupinya dan ia yakin jika ia berhasil mencari alasan yang tepat
"Fy, mata lo merah!" celutuk Shilla setelah meneguk susunya tepat Ify kembali ke tempat duduknya
"Lo pake softlens?" kali ini Via ikut menimpali.
"Iya."
"Kenapa gak warna yang lain? Serem tau warna merah."
"Terus apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Misterius Girl of Dead Eye (Revisi)
FantasySeorang gadis memiliki kemampuan yang jarang dimiliki orang lain berusaha mencari identitasnya. Sepuluh tahun bersembunyi akhirnya Ify membawa banyak misteri dan teka-teki baru di dalam kehidupannya yang baru bersama teman-temannya. (Tamat)