7. Cahaya?

4.1K 275 2
                                    

Hai, gue post lagi lho padahal gue udah post ke-4 kalinya. Gak papa, 'kan? Oh ya, gue juga mau ngucapin happy Valentine day dan selamat ulang tahun ke-21 juga buat Sivia Azizah.

Happy reading!

***

Ify terdiam di balkon kamarnya. Memang sudah menjadi kebiasaan Ify. Berdiam di balkon dan larut dalam pemikirannya sendiri. Memikirkan bagaimana jati dirinya sendiri.

"Adakah makhluk lain? Lalu aku ini apa?" tanya Ify ke dirinya sendiri.

"Siapa yang harus aku tanya? Mama? Papa? Mereka aja gak ada. Lalu di mana aku mendapat petunjuk? Apa mereka adalah orang yang tepat? Apa aku salah melibatkan orang? Apa ini justru membuat keberadaanku terancam?" Ify terus saja bergumam. Menjabarkan rasa cemas yang semakin menghantuinya.

"Aish, gue mikirin apa sih?" rutuk Ify ke dirinya sendiri.

Malam ini Ify menatap ke langit. Hal yang paling sering ia lakukan. Menatap bintang dan rembulan. Ada kedamaian kala menatap mereka. Ify merasa Papa dan Mamanya tengah menatap dia dari atas sana.

"Ma, Pa, apa yang kalian sembunyikan? Aku ini apa, Ma?" bulir bening itu tumpah. Ia tak bisa menahannya lagi.

Sebenarnya Ify mendengar obrolan mamanya dan papanya. Mereka terlihat khawatir untuk mengadakan pesta. Namun, karena waktu itu Ify masih kecil, jadi ia tak memedulikannya. Sekarang dirinya yang malah di buat mati penasaran.

Terkadang Ify merasa putus asa dan ingin segera mengakhiri hidupnya. Namun, ada suatu hal yang membuatnya tidak bisa melakukan itu.

"Rio ... Hm kayaknya gue kenal deh sama dia dan dia terlihat ... aneh!"

Rio.

Jujur, Ify masih penasaran dengan Rio apalagi semenjak ada setitik cahaya yang menghantamnya. Aroma tubuhnya juga sangat pekat. Ify tidak tahu apa itu.

Ting! Nong!

Bel rumah Ify berbunyi. Ify mengernyit heran. Siapa yang bertamu malam-malam begini.

Ify melihat menggunakan kemampuannya. Ternyata itu adalah sahabat-sahabat barunya yang sepertinya sedikit berantem di luar.

Menutup pintu balkon kamarnya, Ify langsung menghubungkan dengan kamarnya kemudian turun untuk melihat apa yang diributkan temannya.

Sedangkan di luar rumah ....

Via, Shilla, dan Agni berniat ingin menginap di rumah Ify. Namun, saat baru saja mereka sampai, tepat saat itu kembarannya Via dan genknya datang.

"Ngapain kalian ke sini?" tanya Via anarkis.

"Anarkis banget lo jadi cewek. Eh, seharusnya gue yang tanya. Ngapain kalian ke sini?" tanya Cakka balik.

"Ya kita temannyalah. Terus masalah? Nah lo, ngapain lo bawa antek-antek lo ke sini? Mau minta sedekah?" balas Via.

"Eh, Yo, ngapain, yah, kita ke sini?" Kali ini Cakka menatap Rio dengan pandangan tanya.

"Gue mau ketemu Ify. Ada yang mau gue omongin."

Krek!

Pintu pagar rumah Ify tiba-tiba terbuka. Sontak mereka semua kaget karena pagar rumah Ify terbuka sendiri. Namun, sedetik kemudian mereka mengerti. Ini pasti ulah Ify!

"Ada apa kalian ke sini? Ah, gue tau. Kalian kangen, 'kan, sama gue? Baru juga tadi pagi gak ketemu udah kangen aja kalian. Gue tau kok gue itu ngangenin. Ya, 'kan?" Ify menghampiri dan langsung menuding dengan percaya dirinya.

Misterius Girl of Dead Eye (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang