Paginya mereka kembali bersikap seperti biasa seolah kejadian semalam tak terjadi. Mereka datang ke sekolah tentunya dengan pasangan mereka masing-masing.
"Pagi Mama baru," sapa Rio ke Shilla yang baru datang bersama Gabriel.
"Rio! Jangan panggil gue gitu apalagi dilingkup sekolah!" omel Shilla khas kayak emak-emak mengomeli anaknya yang nakal.
"Hehehe ... peace!" Rio menyengir sementara Shilla mendelik sebal.
"Ke kelas aja, yuk!" ajak Agni.
"Kantin dulu ajalah. Laper soalnya, gak sempat sarapan. Lagian masih ada waktu setengah jam kok." Via mengusulkan kantin sambil memegang perutnya karena memang ia tidak sarapan.
Realitanya sih Via cuma narik Agni, tetapi Agni langsung megangin Shilla, dan Shilla juga narik Ify. Alhasil mereka saling berpegangan menuju kantin.
Sementara yang cowok memutuskan untuk ke kelas.
***
"Dih, lo begadang sampe jam berapa sih? Pagi-pagi udah kelaparan kayak gak dikasih makan setahun aja. Jangan-jangan lo gak bisa masak yah? Wah, kasian deh sama Alvin." Shilla mulai mencerocos melihat Via yang memakan makanannya dengan sangat lahap.
CTAK!
"Aduh!"
"Eh, Mak-mak. Bawel benar sih. Jangan sok ceramahin gue, deh. Ceramahin sono anak lo," balas Via sambil memukul kepala Shilla dengan sendok.
Shilla yang merupakan sang korban mengaduh kesakitan sambil memegang kepalanya yang malang.
"Dih, kok gue? Gue gak ngapa-ngapa ngapain gue diomel." Agni memeletkan lidahnya ke Via yang dibalas cibiran oleh Via.
Saat teman-temannya berdebat tidak jelas, Ify malah mesem-mesem sambil menatap Shilla sampai-sampai Shilla yang menyadari Ify menatapnya bergidik ngeri.
"Ngapain lo natap gue kayak gitu, Fy? senyam-senyum lagi. Kesambet yah lo? Atau jangan-jangan lo naksir sama gue, yah? Sorry yah gue bukan lesbian," cerocos Shilla lagi.
"Gak papa. Ternyata efek lo udah jadi emak-emak, jadi cerewet yah, Shill? Lucu aja sih gue liatnya," jelas Ify.
Via seketika tertawa mendengar penuturan Ify.
"Tuhkan benar kata gue. Dasar emak-emak!"
"Eh, balik yuk! Bentar lagi bel nih," ajak Ify dan mereka memutuskan ke kelas. Tentu saja setelah Via membayar pesanannya.
"Mereka lucu, yah."
"Hm ... Ini gak seberapa. Mereka akan mengeluarkan hal aneh-aneh lagi."
"Apa mereka tau, Deb?."
"Tidak! Biarkan saja Ify dan yang lain perlahan menyadarinya."
***
Di kelas, Rio, Gabriel, Alvin, dan Cakka diam-diaman. Alvin berusaha tak mengacuhkan sekitar sementara Cakka bingung melihat teman-temannya.Alvin sibuk mencoret buku-bukunya dengan kasar dan di bawah tekanan. Kemudian Alvin meletakkan pulpennya dengan kasar dan berdiri mendekati Rio yang sedari tadi hanya terdiam melihat apa yang dilakukan Alvin.
"Jadi selama ini lo nipu gue? Lo pura-pura gak tau kalo sebenarnya yang gue cari itu lo hah?! Oh, jadi ini yang bikin semuanya berantakkan." Alvin menarik kerah seragam Rio dengan emosi yang sedari tadi ia tahan.
Gabriel segera mendekati mereka berdua. "Vin, udah! Kontrol emosi lo!"
"Ini juga karena lo, Pak Gabriel yang terhormat," ketus Alvin sengaja memberikan penekanan di akhir kalimatnya. Ia memilih pergi dari kelas dan tepat pada saat itu Ify cs memasuki kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misterius Girl of Dead Eye (Revisi)
FantasySeorang gadis memiliki kemampuan yang jarang dimiliki orang lain berusaha mencari identitasnya. Sepuluh tahun bersembunyi akhirnya Ify membawa banyak misteri dan teka-teki baru di dalam kehidupannya yang baru bersama teman-temannya. (Tamat)