14. Rencana Pernikahan

3.7K 211 23
                                    

Kini mereka sudah berkumpul di rumah Ify. Mereka semua tentu saja masih diliputi rasa penasaran.

"To the point aja Fy. Gue gak suka bertele-tele," ujar Gabriel langsung.

"Jadi gini. Dea sama pengikut-pengikutnya itu mengincar kita semua. Mereka mengincar raga kita semua. Kita ini masih muda, sangat mudah bagi Dea untuk merasuki kita. Kita tidak tau kapan pun Dea melakukan itu. Bisa saja kita sedang sendiri dia datang dan kita gak bisa nolong satu sama lain. Bisa-bisa selamanya kalian tersesat dan mungkin kalian akan begitu selamanya. Kalian harus punya pelindungi masing-masing! Seenggaknya kalian saling menjaga sekaligus melindungi keluarga kalian yang mungkin terancam keselamatanya." Bukan Ify yang menjelaskannya, tetapi Debby karena Debby tau Ify masih ragu dengan keputusannya.

"Seperti pernikahan maksud lo?" tanya Shilla. Debby cuma mengangguk mengiyakan.

"Sebenarnya gue sama Via emanb mau tunangan," celutuk Alvin yang berhasil mencuri perhatian.

"Kok bisa?"

"Wah ... lo nikung saudara sendiri Vi," kata Cakka pura-pura ngambek.

Via memutar bola matanya bosan sebagai respons. "Please deh, gue aja gak tau. Alvin tiba-tiba ngajak gue ke Pack eh tiba-tiba gue dilamar."

"Karena gue gak bisa memilih diantara mereka. Gue sama-sama bertugas menjaga mereka! Gue di suruh milih menyerahkan Shilla yang sebenarnya adalah adik angkat gue sendiri atau Via yang merupakan mate gue sendiri," jelas Alvin panjang lebar. Sebelumnya ia sudah memantapkan hatinya untuk menceritakan ini.

"Mate? Ah, gue ingat! Werewolf itu bisa taukan siapa mate- nya hanya dengan mencium aroma matenya sendiri?" Ify menerka-nerka sambil memegang jidatnya dengan telunjuk seperti tengah berpikir serius.

"Ya, begitulah."

"Kalau begitu udah jelas, 'kan? Gue sama Rio, Via sama Alvin, dan kalian berempat ...." Ify menggantungkan kalimatnya dan menatap Agni, Gabriel, Shilla, dan Cakka satu persatu seperti menunggunya kelanjutan ucapannya.

"Hayo ... pada nungguin kan?" goda Ify tersenyum jahil.

"Ify! Kita sekarang lagi serius dan lo masih sempet-sempetnya becanda," gereget Shilla.

"Oke, oke, calm! Shilla sama Gabriel dan Agni sama Cakka," santai Ify.

"WHAT?! LO GAK SALAH, FY? GUE GAK MAU DIJODOHIN SAMA DIA IFY! GUE GAK MAU! GUE GAK MAU HARUS NIKAH SAMA SI KUNYUK INI!IDIH OGAH BANGET GUE PUNYA LAKI KAYAK DIA! GAK SUDI GUE," teriak Agni tak terkendali bahkan keramik yang ia pinjam sampai rentak.

"Terus lo mau sama Papa lo sendiri gitu?" Ify tersenyum tipis. Agni memang pandai menyembunyikan kekhawatirannya.

"PAPA?" kaget Shilla, Via, dan Alvin bersamaan.

Tak ada jawaban. Tiba-tiba Agni bangkit dengan muka kesal dan keluar dari rumah Ify.

"Ag! Lo mau kemana?" Ify mengejar Agni yang berniat keluar dari rumahnya dan ia tidak bisa membiarkan ini.

Sepeninggalan mereka, Cakka langsung memegang dadanya dan bersuara lirih. "Gue jelek banget, yah? Sampe segitunya."

Via yang mendengarnya langsung menepuk-nepuk bahu Cakka. "Yang sabar, yah. Terima kenyataan aja sih kalau jelek, jadi ya maklum Agni kayak gitu."

"Bangke lo, Vi! Mau ngehibur atau ngehina sih lo?" ujar Cakka mendesis sinis ke arah Via yang hanya memasang tampang tak berdosanya.

"Dua-duanya hehehe...."

Setelah itu, mereka kembali diam. Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang bergelantungan di pikiran mereka. Mereka juga tak bisa menolak meski sadar dikendalikan oleh Ify, terkecuali Agni yang secara terang-terangan menolak mentah-mentah.

Misterius Girl of Dead Eye (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang