28. Belati perak dan Vaksin

2.1K 173 7
                                    


Siswa-siswi mulai berlalu lalang di mana-mana. Sepasang muda-mudi sedang duduk di bangkunya.

"Yo, mau hiburan gak?" tawar Ify.

Rio menatap Ify bingung. Tak biasanya Ify menawarnya seperti ini.

"Hiburan?"

"Iya, entar ada tontonan gratis. Kan lumayan buat cuci mata," santai Ify menatap ke arah pintu.

"Jam berapa sih sekarang?."

"7."

"Hai, guys," sapa seseorang tiba-tiba dan itu adalah Via yg datang berbarengan dengan Alvin, Shilla, Agni, dan Cakka.

"Tumben kalian baru datang?" tanya Rio basa-basi.

"Noh! nungguin mak Shilla gak bangun-bangun! mana dandannya lama banget." Via menunjuk ke arah Shilla.

"Lo sekali lagi panggilin gue mak, gue jejelin kepala lo ke sumur!" ancam Shilla skiptis, tetapi sama sekali tak membuat Via takut.

"Kalian bareng?"

"Iya dong ...."

"Gue ada kabar penting." Saat duduk, mimik wajah Alvin berubah serius.

"Kabar apaan?"

"Ntar aja deh gue cerita. Noh, bu Winda udah otw tuh." Alvin mengarah telunjuknya ke arah pintu dan benar saja bu Winda mulai berjalan menuju ke kls mereka.

   Murid di kelas ini mulai berhamburan memasuki kelas. Bu Winda memasuki kelas dengan senyumnya yang khas, manis.

"Anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo, silakan masuk!" persilah bu Winda.

   Terdengar langkah memasuki kelas ini. Semua mata tertuju ke arahnya. Dua orang gadis yang wajahnya terlihat agak mirip berjalan dengan senyuman manisnya.

"Halo semua ... perkenalkan nama saya Febby Divalozia Aragrisya. Panggil aja Febby."

"Saya Pricilla Rivazilovi Aragrisya. Senang bertemu dengan kalian."

   Ternyata yang dimaksud murid baru itu adalah Febby dan Pricilla.

"Mereka sekolah di sini?" lirih Ify pelan.

"Kalian berdua boleh duduk dimana saja."

Febby dan Pricilla langsung mencari bangku kosong dan itu tepat di belakang bangku Agni dan Cakka.

"Kalian sekolah di sini? kok bisa?" tanya Agni menoleh ke belakang.

"Bisa dong. Kita, kan, beda 4 tahunan Ag. Yang seharusnya nanya tuh kita, aneh-aneh aja lo." Agni merasa tersindir. Jika bukan karena Ify, Agni ogah harus sekolah lagi.

"Gue akan bantu kalian semua. Udah, jangan ngobrol! Ketahuan nanti habis kita!"

Setelah itu Pricilla mencoba fokus dengan papan tulis.

**
"

Aku di mana?" bingung Ify karena ia berada seperti di sebuah taman. Pohon tampak di sekeliling dengan bunga-bunga berwarna merah muda berjatuhan.

"Bunda ...." Tiba-tiba dari jauh, ada seorang anak kecil memakai dress putih memanggil Ify. Ify sontak menajamkan penglihatannya.

"Bunda ...."

Anak kecil itu diam di tempat begitu pun Ify. Ify melihatnya dengan detail dan ia baru sadar kalau anak kecil itu adalah anak kecil yang ada di mimpinya saat itu.

"Bunda, maafin aku bunda!" kata anak kecil itu lagi.

Ify mengernyit bingung. "A-pa?"

"Bunda ... maafin aku. Aku sayang bunda. Aku sayang 'mereka', aku sayang ayah, aku sayang semuanya." Anak kecil itu perlahan mendekat ke arah Ify.

Misterius Girl of Dead Eye (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang