Halo, Guys ... aku lanjut lho. gak lama, 'kan, aku off nya? hehehe ... semoga suka, yah. Vote and commentnya plis karena itu buat aku semangat ngelanjutnya tapi gk maksa kok. Dibaca juga untung.
Semoga suka yah!
***
Setelah memastikan teman-temannya keluar dari UKS, Ify turun dari ranjang dan keluar. Ia bermaksud menemui Rio. Terbesit rasa bersalah karena daritadi ia terus menuduh Rio.
Ify menggunakan kemampuan klervoyans untuk melihat keberadaan Rio. Ify tersenyum sebentar dan melanjutkan langkahnya ke tempat Rio berada.
***
Ify berhenti melangkah saat netranya menangkap sosok Rio yang sedang duduk di pinggiran kolam ikan yang ada di sekolah mereka. Perlahan Ify mulai mendekati Rio.
"Maaf." Rio tersentak kaget dan menoleh. Cukup terkejut dengan kedatangan Ify yang seperti hantu.
"Buat?"
"Maaf gue tadi nuduh lo. Gue gak ada maksud apa-apa. Hanya saja saat lo natap gue, gue ngerasa panas di mata gue kayak gue waktu kecil," ungkap Ify jujur.
"Gue gak tau apapun, Ify."
"Ehm ... Yo, boleh lo jujur?" pinta Ify.
Rio mengernyit dahinya bingung. "Jangan berpura-pura bodoh, Rio! Gue gak bisa lo tipu!" Ifu berujar tegas.
Rio terdiam sebentar lalu menghela napas. "Oke, tapi sebelumnya gue mau nanya. Siapa Vano itu?"
"Vano?"
"Teman kecil lo," jelas Rio.
"Ah, itu. Iya, dia Vano teman kecil gue. Waktu kecil, kami sering main bersama, tapi setelah kejadian naas itu, semuanya berubah,"lirih Ify.
Rio terdiam sepertinya Ify mempunyai kenangan yang lebih buruk.
"Apa hubungan lo sama gue? Gabriel? Via? Cakka? Agni? Shilla? dan Alvin?" Ify bertanya lagi.
Rio awalnya bingung dengan pertanyaan Ify, tetapi sedetik kemudian ia paham.
"Kita baru kenal walaupun gue gak asing sama lo. Soal hubungan gue sama Alvin dan Shilla, ituu musuh tersembunyi. Dia tidak tau dan gue juga udah menganggapnya sahabat. Soal Via dan Cakka ya dia sahabat kecil gue. Agni itu sebenarnya kembaran gue hanya saja kami memilih tinggal sendiri-sendiri setelah Mama kami meninggal. Lalu Gabriel...." Rio menggantungkan ucapannya dan menatap Ify yang menunggu kelanjutan ucapannya. Apa ia juga harus mengatakan hal ini?
"Lo bisa kan baca umur kita-kita?"
"Yup. Tapi gue gak tau lo berapa. Alvin, Via, Agni, Cakka, itu 16 tahun. Shilla 14 tahun. Tapi kenapa Gabriell yang umurnya sudah 100? kenapa lama sekali?" tanya Ify keheranan.
Ia sudah lama merasakan aneh sejak pertama kali melihat angka-angka di dahi mereka. Ify juga tau ternyata di antara mereka semua, Shillalah yang paling muda. Sebaliknya, Gabriellah yang paling tua. Namun, garis di wajahnya tak menunjukkan umurnya segitu.
"Gabriel itu sebenarnya ayah kami." Rio akhirnya mengungkapkan apa yang selama ini dipendam oleh keluarganya.
"Benarkah?" Ify membelalakkan matanya kaget. Bagaimana tidak terkejut. Rio dan Gabriel adalah sepasang anak dan ayah. Sementara itu, mereka lebih tampak seperti sahabat karib.
"Kok bisa?"
"Gue akan jawab kalau lo jawab pertanyaan gue. Lo pembunuh?" tanya Rio. Ify mengangguk polos tanpa beban.
"Terpaksa?" Lagi-lagi Ify menganggukkan kepalanya.
"Aku juga...." Ify membulatkan mulutnya. Rio bilang apa? Apa maksudnya mengatakan dirinya adalah pembunuh?
KAMU SEDANG MEMBACA
Misterius Girl of Dead Eye (Revisi)
FantasySeorang gadis memiliki kemampuan yang jarang dimiliki orang lain berusaha mencari identitasnya. Sepuluh tahun bersembunyi akhirnya Ify membawa banyak misteri dan teka-teki baru di dalam kehidupannya yang baru bersama teman-temannya. (Tamat)