Alvin segera menyusul Gabriel, Cakka dan Rio yang sudah jalan duluan. Lorong yang mereka tempuh sangat sepi tentunya karena sekarang masih waktunya jam pelajaran.
"Siapa nih yang kita jadiin korban?" tanya Rio menatap para sahabatnya.
"Ya terserah." Gabriel menyahut dengan tenang.
"Ck, gue nggak biasa kayak gini," decak Rio.
Tiba-tiba Alvin merangkulnya. "Gak usah galau, Yo! Gue tau kok lo nggak bisa ngeburu manusia. Lo kan cuma vampire kecil yang keseringan makan nasi." Perkataan Alvin terdengar mengejek di telinga Rio apalagi pemuda itu juga tertawa kecil saat ini.
"Berasa lo nggak aja."
"Wah,iya dong. Kan gue penyayang manusia." Alvin menggoda Rio dengan menaikturunkan alisnya.
Rio yang melihatnya menjadi jijik. "Najis tau nggak, Vin."
"Eh, si cicak diam aja. Lo ke sambet lama amat, Cak?" kata Alvin bermaksud bergurau.
"Nggak papa," jawab Cakka kalem.
Entah apa yang di pemikiran pemuda itu, akhir-akhir ini ia berubah menjadi lebih pendiam. Sangat berbeda dari Cakka yang sebelumnya.
"Tuh ada siswa dibully!" Gabriel kembali angkat bicara. Ia mununjuk beberapa siswa di sudut lorong menggunakan dagunya.
"Emangnya kenapa? Lo mau ikut bully juga?" tanya Alvin bercanda.
"Vin, gue serius!" kata Gabriel datar.
"Serius itu cukup buat Ify?" tanya Rio kurang yakin.
Siswa itu hanya berjumlah tiga orang. Dua orang yang membully dan satu orang yang di-bully.
"Ya cukuplah"
"Tapi gimana cara ngelakuinnya?gue bunuh terus gue kasih ke Ify?" tanya Rio kurang paham.
"Ya iyalah. Emang lo punya cara lain
yang lebih ampuh gitu?""Ya udah tunggu apalagi? Ayo kita ke sana!" ajak Alvin bersemangat.
Mereka mulai berjalan berempat mendekati ketiga gadis-gadis itu.
"Woy! Lagi ngapain nih?" tanya Alvin sok kenal sok dekat.
"Siapa kalian hah?! Mau apa kalian ke sini? Kalian mau belain cupu ini?" Salah satu di antara mereka langsung membentak karena tak suka dengan kehadiran Alvin dan yang lain secara tiba-tiba.
"Santai dong, Bro. Noh dia yang punya urusan!" Alvin menunjuk Gabriel. Tujuannya sih memancing perhatiannya.
Mendengar itu, mereka spontan menatap Gabriel yang entah sejak kapan sudah siap menatap tajam. Detik itu juga sikap pemuda-pemuda itu yang mendadak linglung itu. Gabriel sedang mengeluarkan kemampuan sugesti hipnosis miliknya.
Tanpa mereka sadari,seseorang memperhatikan mereka dari balik tembok. Ia sedikit bingung melihat beberapa siswa itu menjadi kosong seperti tidak mempunyai jiwa.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" Tiba-tiba seorang guru mengagetkan mereka sekaligus membuat mereka panik.
"Eh? I–ini ... anu ... " Rio mendadak bingung menjelaskannya.
"Apa ini buat nona Ify? Kalau iya, silahkan dilanjutkan. Ibu permisi dulu." Sempat terkejut karena kehadiran salah satu guru, mereka malah bingung guru itu tahu, tetapi bersikap santai.
"Apa kalian udah menemukannya?"
Mereka kembali kaget untuk kedua kalinya karena entah sejak kapan Ify dan yang lain hadir di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misterius Girl of Dead Eye (Revisi)
FantasíaSeorang gadis memiliki kemampuan yang jarang dimiliki orang lain berusaha mencari identitasnya. Sepuluh tahun bersembunyi akhirnya Ify membawa banyak misteri dan teka-teki baru di dalam kehidupannya yang baru bersama teman-temannya. (Tamat)