Via melangkah ringan sambil bersenandung kecil. Ia langsung duduk di tempatnya saat sampai.
"Ify mana, Vi?" tanya Shilla karena Via tampak tak bersama Ify.
"Di perpustakaan. Seneng banget keliatannya," ujar Via memakai kemampuannya.
"Ah ... Mungkin Ify punya kenangan di perpustakaan." Agni menebak.
"Oh ya? Bukannya Ify itu seperti putri yg baru keluar dari kerajaan seperti Rapunzel yang bertahun-tahun menghabiskan waktu di istana," jelas Shilla lagi.
"Mungkin aja. Mungkin saat dia masih kecil barangkali." Agni berusaha berpikir positif.
***
Ify memasuki ruang perpustakaan. Ify akui ruangan ini sangat nyaman. Buku-buku di sini membuat hati Ify nyaman. Selama terkurung Ify banyak menghabiskan waktu membaca buku di perpustakaan pribadinya.
"Bolehkah aku berpacaran dengan buku? Apa aku berlebihan?" gumamnya dan mengambil salah satu Novel dan membacanya.
Sepanjang Ify membaca, Ify senyum-senyum sendiri dan kadang tertawa.
Ah, mungkin tidak ada yang tau ia berharap seperti remaja SMA umumnya. Mencintai dan dicintai. Ify akui Ify ingin merasakannya, tetapi Ify terlalu takut akan melukainya. Cukup satu kali Ify kehilangan orang yang ia sayangi.
Terkadang Ify berpikir. Akankah kisah hidupnya akan selalu begini? Oh tentu tidak! Ify berharap hidupnya memiliki bumbu hingga kebahagiaan terasa.
Ify menutupi novel yg dibacanya dan menaruh kembali. Ia kembali terpikir dengan Rio. Ify merasakan ada yang aneh. Belum pernah Ify melihat sesuatu yang aneh seperti pada Rio.
Apakah ada yang Rio sembunyikan? Seperti dirinya. Apakah ada yang membuatnya istimewa? Tapi rasanya dirinya begitu aneh.
"Apa gue harus selidiki dia yah?" gumam Ify seraya berpikir.
Ify melirik jam tangannya. Sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai. Ify memutuskan keluar dari perpustakaan menuju ke kelasnya karena ia tak mau terlambat.
***
Sekarang mereka di rooftop. Sebenarnya hanya Rio, Cakka, Alvin, dan Gabriel, tetapi Ify memaksa untuk ikut gimana rasanya di rooftop. Ia sengaja mencegat mereka saat akan menuju rooftop. Awalnya hanya ia sendiri, tetapi ternyata Ify mengajak yang lainnya juga. Mau tak mau, mereka hanya pasrah saja.
"Ify! Di sini tuh sama aja lo lagi berdiri di balkon kamar lo. Gak menarik!" oceh Via
"Tapi gue suka!" balas Ify.
Via memutar bola matanya kesel. Ia sebenarnya suka ke sini tapi takut sesuatu gitu lho.
"Ntar asma gue kambuh lagi!" Meski suaranya kecil, tapi masih bisa ditangkap oleh indera pendengaran mereka.
"Lo punya riwayat penyakit asma, Vi? Lo bawa inhaler gak" tanya Shilla mendadak cemas mendengar perkataan Via.
"Bukan gitu Shilla ...."
"Iya, takut liat si doi senyum-senyum nikmatin angin yang berhembus-hembus. Eh, takutnya nge- fly gitu, Shilla." Kini Ify menyahut dengan santai. Ada kalimat sindiran di ucapannya.
Via melotot. Darimana Ify tau? Ah, Via lupa. Ify, kan, indigo seenaknya baca pikiran orang.
"Ify! gak usah diperjelasin!"
"Eh, kalian tau gak? Via ini lagi love-love sama seseorang lho." Ify menyindir bermaksud ingin menggoda Via.
"Wih ... Sama siapa nih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Misterius Girl of Dead Eye (Revisi)
FantastikSeorang gadis memiliki kemampuan yang jarang dimiliki orang lain berusaha mencari identitasnya. Sepuluh tahun bersembunyi akhirnya Ify membawa banyak misteri dan teka-teki baru di dalam kehidupannya yang baru bersama teman-temannya. (Tamat)