.: 05 :. Namaku Yuju, bukan Yuna.

352 48 5
                                    

Seorang gadis tengah memandang kosong sebuah halaman rumah dari balik jendela kamarnya. Benar itu Yuna. Choi Yuna yang hanya menjadi gadis bisu di negara asing kakinya berpijak.

Sudah seminggu sejak dia selamat dari kecelakaan kapal laut itu, kini ia tinggal bersama Victoria yang berasal dari tim penyelamat. Sulit untuk menerima semua hal yang terjadi padanya seminggu ini. Mulai dari terbangun di rumah sakit asing, tinggal bersama orang yang tidak ia kenali, bahkan sampai saat ini Yuna belum mendapatkan kabar tentang keberadaan Taejoon -kakaknya.

Hanya satu keberuntungan yang Yuna miliki. Victoria Song rupanya bisa berbahasa Korea meskipun sedikit. Victoria banyak membantu Yuna yang mengalami kesulitan. Meskipun begitu, perasaan tak enak terus menyelimuti Yuna karena bagaimanapun dia tidak suka menyusahkan orang lain.

"Yuna-ya," panggil seseorang yang rupanya adalah Victoria.

Dia datang dengan sebuah keranjang di tangannya. Isi keranjang itu adalah strawberry yang baru ia beli dan bersihkan.

"Makanlah ini." perintah Victoria sambil meletakkan keranjang itu disamping Yuna yang duduk.

Menangkap Yuna yang tidak banyak bicara membuat Victoria merasa tak enak. Dia tahu bahwa yang saat ini Yuna butuhkan adalah kepastian hidup atau mati dari kakaknya, tidak ada hal lain yang lebih penting bagi Yuna ketimbang mengetahui keberadaan Choi Taejoon.

"Yuna-ya, aku tahu ini semua sulit untukmu... " tangan Victoria kini menepuk pundak gadis yang memunggunginya itu. "Tapi aku tidak bisa berbuat apapun... Kapal yang menabrak karang itu sudah diangkat, beberapa pulau-pulau kecil disekitar tempat kejadian kecelakaan sudah di periksa, tetapi kakakmu tidak ada dimana-mana..."

Yuna menangis. Dia memeluk lututnya dan menenggelamkan wajahnya dalam pelukan diri itu seolah tidak mau mendengar apa yang Victoria katakan.

"Jika dalam seminggu kedepan tidak ada korban lagi yang ditemukan selamat, maka tim akan menutup penyelidikan kecelakaan..." ujar Victoria. "Maafkan aku Yuna, ini semua bukan kehendakku. Pemerintah yang mengeluarkan surat perintah penugasan, dan pemerintah pula yang mengeluarkan surat perintah pemberhentian. Aku ini hanya perangkat negara..."

Perempuan China itu melebarkan kedua tangannya dan memeluk tubuh Yuna yang sudah gemetar karena menangis. Ia menenangkan Yuna yang meringis pedih karena luka di hatinya. Ya, memang berat. Seberapa kali dijelaskanpun beban yang Yuna pikul memang sangat berat.

"Jangan menderita sendiri, jangan menangis sendiri. Aku disini untukmu..." ucap Victoria sembari mengusap-ngusap punggung Yuna. "Kau bahkan boleh memanggilku dengan sebutan ibu, atau kakak, atau bahkan bibi..."

"Aku akan menganggapmu seperti keluargaku sendiri... Oleh karena itu kau juga boleh menganggapku seperti keluargamu..." meskipun ia tersenyum, tetapi orang yang dipeluknya tidak bisa tertular oleh senyumannya. Tapi, bagaimanapun caranya Victoria harus terus berusaha agar Yuna mau menerimanya.

Dia merasa bersalah karena tidak bisa menepati janjinya pada Yuna. Janji dimana ia akan menemukan Taejoon dan mempertemukan kembali kedua kakak beradik itu. Dan sebagai gantinya, Victoria harus merawat Yuna sebagai bagian dari keluarganya.

Meskipun itu mendapatkan respon tidak suka dari anaknya sendiri.

.


.

.

_____________________

Keesokan harinya...

Yuna duduk di meja makan bersama seorang laki-laki yang terlihat lebih muda darinya. Sejak awal Yuna tinggal bersama Victoria, dia tidak pernah berbicara sama sekali dengan anak laki-laki itu. Lebih tepatnya anak itu menghindari Yuna seolah-olah Yuna tidak pernah ada.

{남자도 우나요} Do Men Cry? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang