"Benarkah ini rumah singgah yang mantan suami mamamu katakan?" tanya Jungkook yang sedang memandangi sudut demi sudut rumah singgah yang berada di hadapannya saat ini.
Yuna yang berdiri disamping Jungkook hanya mengangguk. "Kurasa begitu. Alamat yang diberikan sangat cocok dengan lokasi ini."
"Kalau begitu ayo kita masuk." ajakan dari Jungkook itu disetujui oleh Yuna, mereka berdua masuk ke dalam rumah singgah dan berjalan kearah resepsionis yang berada di meja kerjanya.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis itu dengan sangat sopan.
"Saya ingin bertanya, apakah ada anak bernama Lai Guanlin yang tinggal atau belajar disini?" tanya balik Yuna.
Namun jawaban yang diberikan oleh si resepsionis tidak memuaskannya. Resepsionis itu menjawab 'tidak ada', dan tentu saja jawaban itu menjadi harga mati.
Jungkook yang tersadar langsung menarik Yuna menjauh dari meja resepsionis dan mulai berbicara dengan nada berbisik.
"Tentu saja kalau kita tanya langsung, mereka tidak akan menjawab yang sejujurnya. Bisa saja, resepsionis itu sudah bekerja sama untuk menyembunyikan Guanlin." kata Jungkook.
"Lalu apa yang harus kita lakukan?"
"Kita berpencar. Aku akan menyelusuri seluruh lantai atas, sedangkan kau cari dia di lantai ini." perintah Jungkook.
Yuna yang hanya mengangguk setuju pun langsung menjalankan tugasnya.
Disisi lain, kedua orang yang saat ini seperti detektif itu tidak sadar kalau percakapan mereka didengar oleh Guanlin yang kebetulan bersembunyi dibalik tembok dekat meja resepsionis.
"Untung saja aku lebih dulu mendengar rencana mereka." gumam Guanlin. "Sekarang aku harus pergi dari sini sebelum mereka menemukanku."
Laki-laki bermata sayu itu langsung berlari ke arah pintu belakang rumah singgah yang akan membawanya ke halte bus terdekat. Dia ingat pesan dari kakaknya jika berada dalam keadaan terdesak seperti saat ini, Guanlin harus menggunakan pintu belakang rumah singgah sebagai akses pergi.
Dengan begini, dia tidak akan dapat ditemui oleh siapapun. Mengingat pintu belakang rumah singgah berada di dalam gudang dan sudah jarang sekali digunakan.
"Setidaknya untuk sementara waktu aku harus mencari tempat yang aman untuk bersembunyi sampai nuna memberi kabar." gumam Guanlin. "Maafkan aku mama... Bukannya aku ingin meninggalkanmu, tapi aku membutuhkan waktu untuk sendiri."
Kembali lagi ke Yuna dan Jungkook yang tengah sibuk mencari-cari Guanlin disegala sudut rumah singgah yang belum berbuah apapun. Keduanya yang tidak tahu menahu tentang kepergian Guanlin dari rumah singgah dan terus mencari.
"Bagaimana Yuju-ya? Kau menemukannya?" tanya Jungkook saat baru saja turun dari lantai atas.
Pertanyaan tersebut dijawab dengan gelengan kepala dari Yuna. Ya, gadis itu sama seperti Jungkook yang tidak menemukan tanda-tanda dari Guanlin.
"Apakah menurutmu Guanlin memang berada disini lalu kabur saat melihat kita, atau mungkin memang benar bahwa dia tidak berada disini sama sekali sejak awal?" tanya Yuna kepada Jungkook yang kini sudah turun menghampirinya.
"Entahlah... Aku tak tahu, tetapi informasi yang harus kita sampaikan kepada ibumu adalah Guanlin tidak berada disini." jawab Jungkook.
Cukup mengecewakan memang karena mereka tidak menemukan Guanlin di rumah singgah tersebut. Apalagi Yuna telah mengatakan pada Victoria bahwa semuanya akan baik-baik saja dan Guanlin akan segera ditemukan. Ya, Yuna sangat kecewa saat ini. Kecewa pada dirinya sendiri yang tidak bisa membawa Guanlin kembali ke pangkuan sang ibunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
{남자도 우나요} Do Men Cry?
Fanfiction> COMPLETED < Do men cry too? Do they hurt because of break up too? Do they cry inside because they crazily miss that other person? It feels like I'm only in pain and I'm the only sad one. Did you love me? Did you really love me? Words I couldn't...