(Play the music on multimedia)
Pagi-pagi buta Yuna dikagetkan dengan suara benturan yang keras. Matanya yang masih mengantuk mencoba untuk terbuka agar ia bisa bangun dan melihat ke luar kamarnya dan memastikan suara apa itu.
Ketika Yuna bangkit dari tidurnya dan mulai mengeluarkan kakinya dari hangatnya selimut, tangannya mengarah ke jam weker yang bertengger di nakas dekat tempat tidurnya.
Jam menunjukkan pukul empat lewat dua puluh.
Biasanya Victoria akan bangun pukul lima. Tapi kenapa belum ada pukul setengah lima sudah ada suara berisik seperti tadi?
Semakin curiga, Yunapun berdiri dan keluar dari kamarnya.
Kondisi koridor lantai kedua dari kediaman keluarga Song itu gelap karena lampu koridor yang dimatikan. Dan tentu saja Yuna tak mampu melihat dengan jelas untuk mencari tahu suara dari manakah itu.
Karena dia tidak memiliki persiapan untuk memproteksi diri dari berbagai macam kemungkinan buruk seperti pencuri ataupun pembunuh bayaran, Yuna memilih untuk masuk ke kamar milik Victoria yang berada di ujung koridor.
Di dalam sana Victoria masih tertidur dengan pulas, Yuna tak tega untuk membangunkan ibu angkatnya itu, tapi dia tidak memiliki pilihan lain selain duduk di tepi ranjang dan mengguncang pundak dari Victoria.
"Mama... Bangunlah ma... Ada sesuatu yang mencurigakan." bisik Yuna di dekat telinga Victoria. "Ma... Bangun..."
Beberapa kali Yuna melakukan hal yang sama dan akhirnya membuat Victoria membuka matanya yang sedikit berat.
"Hm... Ada apa Yuju-ya? Tidurmu tak nyenyak?" tanya Victoria.
"Ma... Aku mendengar suara aneh. Seperti benda jatuh dan ada sesuatu yang mencurigakan." jelas Yuna.
"Benarkah? Apakah kau yakin? Mungkin saja itu Guanlin yang terbangun dan mencari segelas air."
"Aku tak tahu Ma... Tapi mari kita cari tahu."
Ajakan Yuna tadi disetujui oleh Victoria. Mereka berduapun keluar dari kamar Victoria. Karena kondisi koridor yang terlalu gelap, Victoria menyalakan saklar lampu koridor yang berada disamping pintu kamarnya.
Kondisi koridor lantai dua masih tertata rapi. Tidak ada sesuatu yang mencurigakan dari koridor tersebut. Tapi, tetap saja perasaan Yuna masih meragukan sesuatu. Sepertinya memang ada yang terjadi karena suara yang ia dengar sampai membangunkannya dari tidur itu sangat keras dan tidak mungkin kalau ia hanya bermimpi saja.
"Ayo kita ke kamar Guanlin." ajak Victoria yang menuntun Yuna.
Sebenarnya, gadis itu masih takut untuk melihat Guanlin lagi. Apalagi setelah ia mendapatkan bentakan dari laki-laki yang lebih muda darinya itu. Dia takut kalau Guanlin akan mengata-ngatainya lagi dan tambah tidak suka padanya.
Tapi apapun yang terjadi, Yuna harus mengesampingkan pikiran negatifnya itu. Bagaimanapun juga kini Guanlin adalah bagian dari keluarga barunya, jika ia ingin laki-laki itu menerima kehadirannya sebagai keluarga, maka dia sendiri harus bisa belajar dan memahami Guanlin.
"Guanlin... Guanlin...." panggil Victoria yang sudah masuk ke kamar anaknya itu.
Lampu kamarnya menyala, tetapi batang hidung dari anak laki-laki itu tidak menampakkan diri sama sekali.
"Guanlin kau dimana?" tanya Victoria lagi.
Yuna yang juga berada di kamar itu membantu Victoria mencari Guanlin baik itu di kamar mandi ataupun di balkon, tapi tidak menemukan apapun. Dia kembali masuk ke dalam kamar Guanlin dan melihat sebuah kertas diatas nakas dekat ranjang Guanlin. Ia segera mengambil kertas itu dan memberikannya kepada Victoria.
KAMU SEDANG MEMBACA
{남자도 우나요} Do Men Cry?
Fanfiction> COMPLETED < Do men cry too? Do they hurt because of break up too? Do they cry inside because they crazily miss that other person? It feels like I'm only in pain and I'm the only sad one. Did you love me? Did you really love me? Words I couldn't...