"Untuk hari ini pelajaran pertama kalian sudah selesai." ujar Zhoumi setelah dia menutup buku pembelajaran yang biasa digunakan untuk belajar dasar-dasar bahasa mandarin.
"Sudah selesai untuknya kan? Aku bahkan sudah mendapat nilai A dalam bab ini. Inikan bab pertama, tentu aku sudah fasih." kata Jungkook sembari mengarahkan pandangannya pada Yuna.
Zhoumi tersenyum melihat tingkah muridnya yang terlihat sedikit kesal itu.
"Kalau kau sudah mendapat A dalam pelajaran ini, kenapa kau tidak membantu Yuju? Dia masih pemula tahap awal. Mungkin dengan bimbingan muridku yang pintar ini bisa membuatnya mendapatkan nilai A juga." saran Zhoumi sembari mengacak-acak kepala Jungkook.
"Kalau begitu aku pergi dulu. Ingat, ajarkan Yuju dengan baik Jungkook-ah" kata Zhoumi setelah dia merapikan barang-barangnya dan berpamitan pada Victoria.
Setelah kepergian Zhoumi, tertinggal Yuju dan Jungkook yang masih terlihat canggung satu sama lain. Melihat kecanggungan yang berada diantara kedua anak muda itu membuat sebuah ide muncul di kepala Victoria.
"Oh iya Jungkook, bukankah ada festival di jalan protokol utama?" tanya Victoria yang baru saja bergabung di ruang tengah.
"Hm. Benar. Memangnya kenapa?"
"Bagaimana kalau kau ajak Yuju kesana. Diakan masih baru di kota ini, ada banyak hal yang harus dia kenal selain kosakata. Kau maukan mengajaknya pergi jalan-jalan ke festival itu? Hitung-hitung refreshing. Kau tidak pernah dapat freetime dari guru Zhoumi bukan?"
Jungkook mengangguk. "Iya, guru Zhoumi tidak pernah memberikanku libur saat hari biasa."
"Kalau begitu pergilah bersama Yuju ke festival itu. Aku akan memberikan kalian uang untuk jajan disana."
Wanita cantik itupun beranjak untuk mengambil uang di kamarnya dan membuat Jungkook serta Yuna saling menatap satu sama lain. Meskipun hanya tatapan tanpa bicara, Jungkook bisa menangkap keraguan dan juga ketakutan di manik manis milik gadis di hadapannya.
Ya, Yuna yang diketahui Jungkook bernama Song Yuju itu pasti merasa canggung bila pergi ke tempat yang ramai bersamanya. Tapi bagaimanapun juga Victoria sudah menitipkan Yuna pada Jungkook dan sebagai seorang laki-laki, Jungkook akan menjaga kepercayaan dari ibu si gadis.
"Nah ini uangnya, ingat jangan pulang terlalu malam. Nikmati harimu Yuju-ya... Jungkook, jagalah Yuju dengan baik." perkataan Victoria tersebut menjadi penggiring Jungkook dan juga Yuna yang berjalan keluar dari rumah.
Kedua remaja itupun akhirnya berjalan beriringan melintasi jalanan komplek yang sepi.
Tak ada yang membuka pembicaraan sama sekali diantara keduanya. Yuna hanya berjalan di belakang Jungkook dan hanya memerhatikan langkah kaki laki-laki itu yang menuntunnya. Sedangkan Jungkook, dia sibuk dalam pikirannya sendiri.
Apa yang mengganggu pikiran lelaki korea itu? Kenapa dia merasa canggung sekali ketika bersama Yuna? Bukankah dia ini seorang playboy yang dikelilingi banyak perempuan? Tak mungkin dia merasa canggung dengan gadis yang satu ini.
"Yuju-ssi, bisakah kau tunggu sebentar disini? Aku ingin kesana membeli minuman kaleng." begitulah kata pertama yang keluar dari mulut Jungkook.
Dia menoleh ke belakang dan menemukan Yuna mengangkat kepanya sambil memasang wajah bingungnya. Tapi tak lama kemudian Yuna menganggukkan kepalanya, menyetujui apa yang Jungkook katakan.
"Kau ingin menitip sesuatu?" tawar Jungkook sebelum pergi.
"Samakan saja denganmu, aku... Juga ingin cokelat." jawab Yuna yang melihat mesin makanan otomatis di sebelah mesin minuman otomatis yang Jungkook tunjuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
{남자도 우나요} Do Men Cry?
Fanfiction> COMPLETED < Do men cry too? Do they hurt because of break up too? Do they cry inside because they crazily miss that other person? It feels like I'm only in pain and I'm the only sad one. Did you love me? Did you really love me? Words I couldn't...