"Aku tak menyangka akan jadi seperti ini pada akhirnya." kata Jungkook saat dia dan Yuna sudah mengudara dengan penerbangan sore hari dari Taiwan menuju Korea.Yuna sudah menceritakan segalanya pada Jungkook dari awal dia mengalami gangguan saat tidur sampai berakhir duduk di sebelah laki-laki bermarga Jeon itu saat ini.
"Sepertinya perjalanan kita akan menjadi perjalanan yang sangat panjang." komen Jungkook.
"Kenapa begitu?" tanya Yuna.
"Karena saat ini kita seperti seorang detektif yang mencari jejak terduga kasus pembunuhan yang melarikan diri tanpa jejak yang jelas." jawab Jungkook. "Lebih baik sekarang kau tidur dan beristirahatlah selagi bisa. Kita akan sampai di Korea sekitar jam empat sore. Masih ada waktu untuk mencarinya setelah kita sampai."
"Kau gila? Kenapa kita tidak beristirahat saja dan melakukan pencarian esok harinya?" protes Yuna.
"Aku tak suka mengulur waktu sepertimu. Waktu itu adalah uang. Ah tidak, waktu itu memang benar-benar uang. Jika kau tidak memanfaatkannya, kau akan rugi. Jadi, selamat tidur." Jungkook memakai penutup mata yang tersedia untuk penumpang pesawat itu dan mulai terlelap dalam tidur.
Sedangkan gadis yang duduk disebelahnya hanya bisa menghembuskan nafas malas karena belum siap menjalankan 'misi' ini.
Padahal sejak awal Yuna adalah orang yang paling excited untuk membantu pencarian Guanlin. Tapi mendengar kata Korea dan juga Seoul, tiba-tiba semangat yang Yuna miliki hilang begitu saja.
Entah kenapa dia ingin sekali berlari kearah ruang kendali pesawat dan mengambil alih pesawat yang saat ini ia tumpangi untuk kembali ke Taiwan atau menyusul Victoria saja yang pergi ke Thailand daripada harus kembali ke Korea. Bukan karena dia tak mau mencari Guanlin, tapi karena kota yang ia tuju adalah Seoul, berarti ada kemungkinan ia akan bertemu lagi dengan Seokmin.
Meskipun kemungkinan itu kecil adanya, tapi Seoul tak sebesar yang orang-orang kira. Bisa saja saat di Seoul nanti tak sengaja Yuna menabrak laki-laki yang merupakan mantan kekasihnya itu.
Tidak ada yang tahu bagaimana takdir akan mempermainkan Yuna dan perasaannya.
Kini yang Yuna harapkan adalah semoga penerbangannya menuju Korea berjalan lancar sampai pendaratan.
Dan semoga ia bisa dengan segera menemukan Guanlin tanpa bertemu dengan orang yang ingin ia hindari seumur hidupnya.
Tentu saja orang itu adalah Lee Seokmin.
Karena bagi Yuna, Tuhan selalu mempermainkan perasaan dan juga takdirnya. Bahkan Yuna memiliki perasaan buruk yang terus menghantuinya sejak tadi.
Perasaan buruk yang mengatakan kalau cepat atau lambat sesampainya ia di Seoul, dia akan bertemu lagi dengan Seokmin.
____________________
Seharian di sekolah dengan menyandang status baru membuat Seokmin terus-terusan bergumam mencibir. Dia seolah baru saja membuktikan kalau apa yang sering orang-orang katakan tentang 'Seoul bisa mengubah seseorang' itu adalah kebenaran.
Baru saja Seokmin mengubah penampilannya dengan datang menggunakan sepeda motor pemberian Park Yoochun, dalam sekejap mata semua perhatian siswa dan siswi sekolahnya tertuju pada Lee Seokmin yang baru itu. Bahkan seorang Cha Eunwoo yang dikenal sebagai flower boy papan atasnya sekolah menghampiri Seokmin dan mengajaknya bergabung dalam kawanan laki-laki terkenal.
Sungguh bagaikan sekejap mata kini perubahan Seokmin mengubah kehidupannya di sekolah.
"Hey..." panggil seseorang yang membuat Seokmin menoleh kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
{남자도 우나요} Do Men Cry?
Fanfiction> COMPLETED < Do men cry too? Do they hurt because of break up too? Do they cry inside because they crazily miss that other person? It feels like I'm only in pain and I'm the only sad one. Did you love me? Did you really love me? Words I couldn't...