Di jalanan komplek perumahan yang sepi, seorang anak laki-laki tengah melajukan skateboardnya menuju salah satu rumah.
"Aish, yang mana rumahnya..." gumam laki-laki itu sembari memeriksa nomor rumah. "21...22...23!" setelah menemukan nomor yang dicari, laki-laki itu menghentikan skateboardnya dan mengambil papan beroda itu untuk digenggam.
Ia memilih untuk melanjutkan perjalanannya memasuki pekarangan rumah tersebut dengan berjalan kaki. Beberapa kali dia melihat sudut demi sudut rumah. Sepertinya benar ini rumah yang dia tuju.
"Permisi..."
Sapanya setelah menekan bell yang berada disamping pintu. Tak lama seorang perempuan membukakan pintu untuk laki-laki itu dan mempersilakannya masuk.
"Ah, kau pasti Jeon Jungkook. Mari masuk. Kami sudah menunggumu sedari tadi." kata perempuan itu yang tak lain adalah Victoria.
Kediaman yang dituju oleh laki-laki bernama Jungkook itu adalah kediaman dari Victoria. Setelah mempersilakan Jungkook masuk, Victoria menggiring anak laki-laki itu menuju ruang tengah rumahnya.
"Anda bisa berbicara dengan bahasa Korea?" tanya Jungkook sembari mengikuti Victoria
"Hm.. Sedikit-sedikit. Tapi jika kau berpikir aku adalah teman belajarmu, bukan. Tapi anak angkatku yang akan menjadi temanmu." jawabnya. "Jungkook sudah datang!" ujar Victoria pada dua orang yang tengah berpangku pada suatu buku. Seperti sedang belajar.
Kedua orang yang ternyata adalah Yuna dan Zhoumi itu mengangkat kepalanya. Zhoumi langsung mengeluarkan senyuman tampannya saat melihat Jungkook -anak muridnya. Sedangkan Yuna masih memandangi Jungkook dengan pandangan kosong dan tanpa ekspresi.
"Ah Jungkook! Kemarilah, kami baru saja mulai. Apa kau merasa kesulitan menemukan alamatnya?" tanya Zhoumi.
Jungkook yang tidak ingin berlama-lama larut dalam kebingunganpun duduk disamping Zhoumi dan menjawab pertanyaan laki-laki yang lebih tua darinya itu.
"Lumayan."
"Nah... Yuju, kenalkan ini Jeon Jungkook. Dia muridku sejak dua tahun yang lalu, dan Jungkook kenalkan ini Yuju... Teman belajarmu mulai hari ini. Aku harap kalian berteman dengan baik." Zhoumi memperkenalkan kedua remaja tersebut yang merupakan anak didiknya.
Jungkook terlihat ragu untuk menyapa Yuna terlebih dulu. Dia terus memperhatikan gerak-gerik dari gadis yang duduk bersebrangan darinya itu.
"Senang berkenalan denganmu Jungkook-ssi. Tolong perlakukan aku dengan baik." ucapan yang keluar dari mulut Yuna itu membuat laki-laki bergigi kelinci itu kaget. Tentu saja Jungkook tidak mengira kalau gadis yang menundukkan kepalanya itu lancar berbicara menggunakan bahasa Korea.
"Kenapa kau kaget begitu Jungkook? Yuju ini berasal dari Korea. Tentu saja dia lancar berbicara bahasa asalnya itu. Sama sepertimu." sanggah Zhoumi.
"Benar Jungkook apa yang gurumu katakan. Yuju juga membutuhkan pendidikan dasar bahasa mandarin sebelum aku memasukkannya ke sekolah umum. Jadi bantulah dia..." pinta Victoria pada akhir ucapannya.
Jeon Jungkook adalah murid homeschooling dari Zhoumi. Zhoumi sendiri adalah pengacara dari keluarga Jungkook sebelum ia mengenal Victoria. Karena kebetulan Zhoumi bisa berbahasa korea, keluarga dari Jungkook memintanya untuk menjadi guru pribadi Jungkook karena anak itu tidak suka beradaptasi dengan orang-orang baru. Apalagi kalau orang itu tidak menggunakan bahasa yang sama dengannya.
Bisa dikatakan ini kali pertamanya Jungkook memiliki seorang teman, sejak tinggal di Taiwan.
"Sekarang belajarlah dengan baik. Aku akan pergi untuk berbelanja dan juga menjemput Guanlin." ujar Victoria sebelum meninggalkan anak angkatnya bersama guru dan teman barunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
{남자도 우나요} Do Men Cry?
Fanfiction> COMPLETED < Do men cry too? Do they hurt because of break up too? Do they cry inside because they crazily miss that other person? It feels like I'm only in pain and I'm the only sad one. Did you love me? Did you really love me? Words I couldn't...