Malam hari nampaknya lebih pekat daripada malam-malam sebelumnya. Itu disebabkan oleh awan mendung yang mendatangkan hujan malam ini. Beriringan dengan turunnya hujan, ada Yuna yang duduk sendirian di ruang tamu rumah Victoria.
Dia duduk di sofa besar dengan kedua kaki yang meringkuk. Dia memeluk tubuhnya sendiri sambil menahan airmata mengingat Seokmin yang kembali berubah menjadi orang yang tidak dia kenal.
He pushing her away.
Melihat Yuna yang nampak sedih membuat Jungkook yang kebetulan sedang mampir ke kediaman Victoria itu jadi ingin tahu apa yang tengah terjadi kepada Yuna.
Jadi kini Jungkook memberanikan diri untuk duduk disamping Yuna. Dia meletakkan secangkir cokelat hangat diatas meja dan membuat Yuna menatapnya akibat suara yang ditimbulkan oleh singgungan antara cangkir dan muka meja.
"Aku lihat kau nampak murung... Apa yang terjadi kepadamu?" tanya Jungkook.
"Aku tidak apa-apa. Jangan khawatirkan aku." jawab Yuna singkat.
Tapi Jungkook tak yakin dengan jawaban tersebut. Dia tahu, pasti ada yang gadis ini sembunyikan. Dan sesuatu yang Yuna sembunyikan itu pasti berkaitan dengan laki-laki bernama Lee Seokmin. -pikir Jungkook.
Rasanya habis sudah kesabaran Jungkook setiap kali mengingat Yuna menghadapi banyak kesulitan karena laki-laki itu. Tapi karena Yuna memberikannya kesempatan untuk mendapatkan hati si gadis Choi, jadi Jungkook berusaha menahan amarahnya sebisa mungkin.
"Dengar Yuju... Aku tahu mungkin masalah yang kau hadapi saat ini bersifat pribadi. Apalagi kalau menyangkut cinta pertamamu itu. Tapi, aku selalu mengingatkanmu tentang satu hal." kini Jungkook menatap Yuna lekat. "Aku selalu ada setiap kali kau membutuhkan tempat untuk bersandar."
Jujur, Yuna tersentuh dengan perkataan Jungkook, dan juga bagaimana cara laki-laki itu berusaha menahan amarahnya demi membuat Yuna nyaman.
Yunapun tahu betul kalau saat ini Jungkook sedang menunjukkan sisinya yang perhatian dan ingin melindunginya. Tetapi hal itu malah membuat Yuna merasa sedikit terbebani.
Ya, dia belum siap untuk menetapkan hatinya kepada Jungkook. Karena saat ini masalah perasaan yang dia alami bersama Seokmin sedang dalam ombang-ambing keraguan.
"Tidakkah sebaiknya kau menyerah saja?" tanya Jungkook tiba-tiba.
Yuna memincingkan matanya. Dia tidak mengerti apa maksud dari pertanyaan tersebut.
"Maksudku, kenapa kau tidak menyerah kepada perasaanmu untuk laki-laki itu? Menurutku, dia bukanlah orang yang baik untukmu Yuju. Dan ada baiknya jika kau memberikan kesempatan untukku, untuk membuktikan bahwa aku lebih layak untukmu."
Rasa kagum Yuna kepada Jungkook beberapa waktu yang lalu lenyap begitu saja. Dia tidak menyangka kalau laki-laki di hadapannya ini malah membanding-bandingkan dirinya dengan Seokmin disaat Yuna membutuhkan tempat untuk bersandar.
Tadinya, Yuna ingin mencurahkan semua keluh kesahnya hari ini kepada Jungkook. Tentang Seokmin yang bermain tarik-ulur perasaan dengannya, karena Jungkook sendiri yang mengatakan kalau dia mau menjadi tempat bersandar untuk Yuna.
Tetapi belum sempat Yuna menyampaikan curahan hatinya, Jungkook mulai menunjukkan sis kompetitifnya. Yang jujur, membuat Yuna muak. Jungkook tak pernah menangkap apa maksud dari Yuna yang memberikannya kesempatan baru sama seperti Seokmin.
"Kau tahu? Aku pikir kau sudah mengerti segalanya setelah aku memberikanmu kesempatan untuk mendapatkan hatiku. Tapi rupanya kau tidak paham sedikitpun akan maksudku." ujar Yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
{남자도 우나요} Do Men Cry?
Fanfiction> COMPLETED < Do men cry too? Do they hurt because of break up too? Do they cry inside because they crazily miss that other person? It feels like I'm only in pain and I'm the only sad one. Did you love me? Did you really love me? Words I couldn't...