.: 25 :. Kebetulan yang....

156 22 3
                                    

Yuna tidak bisa tertidur malam ini.

Meskipun dia sudah menghabiskan dua gelas susu hangat, merapatkan tubuhnya dengan selimut tebal, ataupun menyalakan musik ballad sebagai pengantar tidur.

Semuanya tidak berhasil.

Ini semua karena kejadian petang ini.

Entah kenapa bayangan tentang dirinya dan Seokmin yang lagi dan lagi tidak sengaja bertemu selalu terulang di otaknya.

Saat itu Yuna berinisiatif ingin pergi ke minimarket terdekat, dia ingin membeli dua kaleng kopi untuk dirinya dan juga Guanyi yang sedang mengajar di rumah singgah. Awalnya dia ketakutan saat seseorang menarik lengannya dari belakang seperti seorang perampok, namun ketika Yuna menatap mata dari sang pelaku, dia terkejut karena yang menariknya itu adalah Seokmin.









.




"Wae? Apa yang seharusnya aku ketahui? Dan kenapa aku harus mengetahuinya?"

"Karena aku masih mencintaimu! Karena aku masih mencintaimu, maka dari itu aku ingin memperjuangkanmu kembali."

Tak ada satupun kata keluar setelah itu. Yuna hanya menatap Seokmin tak percaya. Dia tidak tahu apakah dirinya itu bermimpi atau tidak. Semua terdengar seperti tidak nyata.

Yang dia ketahui adalah selepas mendengar perkataan yang cukup mengejutkan dari Seokmin, dirinya sudah berada kembali di dalam pelukan pemuda Lee itu. Menangis tersedu-sedu sambil memukuli dada bidangnya.

Setelah Yuna kehilangan tenaganya untuk memukuli Seokmin, dia mengalihkan kedua tangannya untuk membalas pelukan Seokmin.

Ya, berapa kalipun Yuna mencoba memungkirinya, dia tidak bisa menutup fakta bahwa dia juga sangat merindukan Seokmin.

Sangat.

"Aku berjanji, aku akan membuat segalanya kembali seperti dulu... Hanya ada kau dan aku... Oleh karena itu percayalah, masih ada harapan untuk kita bersama."


































.

























"Yuju-ya," suara panggilan lembut membuat Yuna melihat kearah pintu kamarnya yang terbuka.

Dia melihat sosok Victoria tengah berjalan sembari tersenyum kearahnya. Ibu angkatnya itu kini duduk di tepi ranjang dan membelai rambut Yuna dengan lembut.

"Kenapa kau belum tidur? Apa kepalamu pusing?" tanya Victoria penuh perhatian.

Yuna menggeleng singkat. "Ani, aku sudah keramas untuk menghilangkan pusingnya."

"Guanyi bilang kau habis hujan-hujanan saat ikut dengannya ke rumah singgah. Aish... Padahal baru beberapa hari yang lalu kau sembuh dari demam, sekarang kau kembali mencari penyakit lagi."

Bukannya memasang mimik bersalah, Yuna malah tersenyum melihat betapa pedulinya Victoria kepada dirinya. Ya, Yuna sangat senang karena ada orang yang peduli kepadanya. Dan orang-orang berhati hangat tersebut datang dari keluarga angkatnya.

"Maafkan aku mama... Seharusnya aku membawa payung ketika tahu saat itu akan turun hujan." ujar Yuna. "Tapi tenang saja, aku tidak akan sakit seperti beberapa hari yang lalu."

"Baiklah kalau begitu." Victoria kini meletakkan sebuah kotak kado di hadapan Yuna dan menyuruhnya untuk membuka kotak tersebut.

"Apa ini mama?"

{남자도 우나요} Do Men Cry? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang