Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
—Rayyan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yan, lu ada penggaris gak?"
Gue yang baru mau nyalin angka-angka di papan tulis langsung nengok, ngeliatin buku tulis Harris yang ternyata lebih menyedihkan dari gue.
Lebih kosong lagi, mending gue ada tanggal sama nomor satu.
"Enggak lah, pulpen aja dapet betak."
"Yaelah gak modal banget dah lu, mintain depan coba."
Gue langsung ngerutin jidat.
Kan depannya gue sama depannya dia sama ya, kenapa harus gue yang nanya?
Cuma berakhir jadi juru bicara dia beneran, gue langsung manggil Aleena yang kayaknya baru selesai foto papan tulis.
"Aleena, ada penggaris gak?"
"Enggak, Aletha tuh."
"Aletha,"
terus cewek di depan gue itu langsung nengok.
Ekspresi judesnya yang kayak biasa dengan kacamata berframe hitam yang cuma dia pakai kalau lagi pelajaran.
Meratiin banget dah gue.
"Aletha, ada penggaris gak?"
Terus masih dalam diemnya, dia ngambil penggaris transparannya yang kemudian langsung dia kasih gue, masih diem pula.
Dia baru ngomong pas gue udah ngambil penggaris itu sepenuhnya. Pendek sih, cuma ekspresinya agak berubah.
"Nanti balikin ya!"
Dengan mata cerah dan bibirnya yang kayak senyum. Sekilas tapi agak berbekas, gak tau kenapa.
Wkwkwkwk baru juga sebulan anjir.
"Iya siap."
Dengan itu percakapan gue dan Aletha berakhir juga.
Well, gara-gara Bian juga sih gue jadi meratiin cewek ini, tapi emang dia aneh.
Pas ngobrol sama Aleena, dia super excited. Dia pernah lompat-lompat di kursinya gak tau kenapa sampe bikin meja gue ikutan kedorong-dorong.
Tapi kalau gak ada Aleena, dia jadi anteng, fokus sama handphonenya doang.
Dan kalau ke gue, jadi sinis. Kayak tiba-tiba langsung canggung dan dingin padahal gue juga gak pernah ngapa-ngapain.
One of a kind.
Mungkin sebenernya banyak Aletha Aletha lain di Jakarta, tapi dibanding semua cewek yang gue kenal, dia adalah satu-satunya.
🥀 a.n kalian gak akan bisa bayangin seberapa besarnya aku berharap seorang "narayyan" bener bener ada, di belakang "aletha" dan suka sama "aletha" pula.