14.5 - jembatan

685 154 15
                                    

Bian masih sibuk nulisin berbagai rumus kimia yang entah apa pas gue masuk ke dalam kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Bian masih sibuk nulisin berbagai rumus kimia yang entah apa pas gue masuk ke dalam kamarnya. Dominan warna abu-abu, sama kayak kamar gue.

"Bi, sibuk gak?"

"Kenapa?" Tanya dia tanpa ngeliat ke arah gue.

"Mau minta saran. Serius banget ini."



Althabian yang nyebelin ini emang bisa jadi baik di saat-saat tertentu.

Dia gak pernah lupa untuk nyisain setengah bungkus lays yang dia makan kalau pada saat itu gue belom ada di rumah. Kadang juga yang ngebela gue kalau udah mulai dimarahin ayah karena demen bikin ribut di sekolah.

Termasuk sekarang, pas dia langsung nutup bukunya. Muter kursi dia sampe menghadap ke gue yang duduk di atas tempat tidur pendeknya dia.

Tempat tidur Bian emang pendek sendiri, gak ada rangkanya. Soalnya katanya sering banget jatoh, kalau gak karena ngelindur ya karena dirorong-dorong Thallasa.



"Saran apa?"

"Saran cara buat nembak cewek yang enak gimana."

"Lah, yang demen nembak cewek kan lo?"

"Justru itu. Gue mau yang gak biasa aja, yang spesial dikit, siapa tau lo ada ide. Yakali lo kerjaannya ngalus doang, gak pernah ada pikiran buat nembak sekalipun?"

Abis itu Bian langsung ketawa, natap gue dengan tatapan memicing dan curiga.

"Oh, akhirnya cewek gue ditembak juga ...."

"Cewek lo apaan, gila."

"Posesif amat, jadi aja belom." Bian masih mencibir.

"Berisik. Ada saran gak, cepetan."

"Gak kreatif amat dah, Yan."

"Emang."

Bian cuma ngeliat gue sebentar, kemudian liat tembok kamarnya, lalu ke langit-langit. Ada kacamata yang entah sejak kapan dia pake di atas batang hidungnya dan gue gak pernah sadar kalau kembaran gue adalah pengguna kacamata.




"Yan," Bian natap gue ragu. "Kayaknya kalo kayak gini pas buat nembak dia."





"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IPS 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang