Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
—Rayyan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebenernya enggak ada yang lebih gue tunggu dibanding kejuaraan antar sekolah yang udah direncanain sejak tahun lalu. Gue emang gak pernah cerita sih soal ini, padahal Yara juga termasuk ke dalam kepanitiaan. Bagian desain malah, walaupun bukan ketuanya, belum jago-jago banget katanya. Terus gue di mana? Di perlengkapan. Gak paham juga kenapa gue ditempatin di situ dan kenapa juga gue iya-iya aja. Tapi setidaknya mendingan di situ dari pada Bian yang ditempatin di dana eksternal, nyari-nyari sponsor.
Emang bukan ketua juga, tapi ya tetep aja jadi seksi sibuk yang ngurusin banyak hal dari ini acara masih entah kapan dan makin berat lagi ketika kejuaraannya mulai sampai nanti pas penutupan. Beda sama Yara yang kerja di awal dan leha-leha di akhir. Dia ngetawain gue doang setiap gue ngeluh.
Senin itu enggak ada hal yang perlu dilakuin buat cup sekolah karena memang acaranya hanya di hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Yara yang langsung melesat ke luar kelas dan gue yang ditinggalin gitu aja, sialan.
"Yara, langsung balik?" Tanya gue ke dia yang ternyata masih di depan kelas, baru buang sampah kayaknya.
"Kan aku bimbel."
Oh iya ya, goblok dah Rayyan kadang-kadang.
"Bareng Nabilla?"
"Iya lah, tapi belum keluar dianya."
Nabilla tuh anak IPS 1 yang bimbelnya di tempat yang sama dengan Yara. Kalau dari ceritanya sih emang cuma mereka berdua anak IPS yang ada di situ. Beda sama Inten yang setengah dari IPS 1 pun anak Inten dah kayaknya. Tapi di bimbel ini banyakan anak dari sekolahannya Arka, malah Arka sendiri juga di situ. Inget kan sama itu orang?
"Mau aku anterin gak?"
Yara langsung ngerutin dahi, "hari ini gak bawa vespa?"
"Enggak lah, kan tadi pagi barengan sama Divan juga."
Nah itu, gue juga belom cerita ya kalau Divan, adek cowok gue yang paling kecil (kakaknya Asa), masuk sekolah yang sama dengan gue karena nemnya bagus dan biar gampang aja. Yang bikin males tuh kadang gue jadi disuruh buat barengan bareng Bian dan Divan buat ke sekolah, jadi harus bawa mobil. Kadang Bian sih yang nyetir, tapi tetep aja malesin abis kalau bukan di jadwal biasa gue bawa mobil soalnya gue bangunnya normal dan pasti kena macet.