10 - y a r a

878 171 7
                                    

—Aletha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



—Aletha

Ada satu hal yang udah pasti terjadi setelah Rayyan ngajak gue jalan dua hari yang lalu yaitu saat di sekolah, kita bersikap seakan-akan gak ada apa-apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada satu hal yang udah pasti terjadi setelah Rayyan ngajak gue jalan dua hari yang lalu yaitu saat di sekolah, kita bersikap seakan-akan gak ada apa-apa.

Kembali dengan dia yang ribut bareng temen-temennya, kembali dengan gue yang hanya ngobrol sama tiga atau lima manusia.

Dan gue rasa, hal itu adalah senormal-normalnya aksi. Karena gak tau kenapa, gue masih mau bertahan pada posisi yang gue pilih untuk tempati, menganggap diri hanya sebagai teman di meja depannya Rayyan.

Gak kurang, apalagi lebih.



"Aletha, PR sosio udah belom?"

Gue hanya nengok sekilas, ngasih kertas folio bergaris itu tanpa memutar badan sendiri.

Mungkin hal yang agak salah untuk dilakuin, soalnya gue seakan-akan gak tertarik banget sama dia.

Padahal kenyataannya, gue masih ada di persimpangan.



"Ra, Ra, Nayara ...."

Baru deh gue mengernyit, muter badan gue ke samping biar bisa nengok ke arah dia dengan benar.

Narayyan dengan ekspresi nyebelinnya.



"Kenapa?"

"Kalo gue panggil lo Yara boleh gak?"

Makin mengernyit lagi.

"Ya, terserah. Yang lain juga manggil gue Yara kok."



Karena iya, setelah Aleena manggil gue pake Yara, beberapa temen yang lain jadi ikutan manggil Yara.



Tapi kan ini Rayyan ....



"Nama kita kayak kembar dah. Nama gue sama Bian aja jauh banget."



Nayara.



Narayyan.



Gemes ih??



IPS 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang