9 - perjalanan

969 188 21
                                    

—Rayyan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



—Rayyan

Sore itu, Aletha bener-bener ada di hadapan gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu, Aletha bener-bener ada di hadapan gue.

Pake baju yang nunjukin bahunya, gak tau kenapa dia jadi keliatan lebih dan gak kurang sedikit pun.


Hadeh, gue ngomong apaan si?


Eh, tapi gue ngomong gitu bukan karena bajunya ya. Maksudnya ... pokoknya dia beda aja.


Lebih apa ya ...,


Cantik?


Manis?


Menarik?


Pas jam duaan, gue sempet chat dia buat mastiin, sekalian modus buat nawarin jemput.

Jawaban dia sesuai ekspektasi sih, dia bilang kalau bokapnya udah mau nganterin, jadi gue gak perlu jemput dia.

Kemudian dia baru dateng setengah jam lebih lama dibanding gue.

"Sori telat ya, Yan!" Ujar dia sambil duduk di depan gue.

Gue sendiri emang baru beli Hot Star buat gue makan nungguin Aletha, jadi sebenernya gak suntuk-suntuk amat.

"Mau gak, Aletha?" Tanya gue sambil nyodorin kantong warna birunya itu. Tapi dia cuma ngegeleng kemudian ngejawab, "gak usah. Lo masih lama gak?"

Malah nanya balik mbaknya.

"Terserah, kalo mau makan dulu ya gue tungguin."

"Masa gue doang? Gak enak ah."

"Yaudah entar gue makan juga."

Perempuan itu langsung senyum, nunjukin behelnya, terus berdiri lagi.

"Yan, mau sekalian nitip gak?"

Gue makin memfokuskan diri ke arah dia, "emang lo pesen apa?"

"Pepper Lunch, perhaps?"

"Yaudah samain aja, nanti gue ganti."

IPS 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang