◻️ 2. Kesal

6.8K 532 3
                                    

-Assalamualaikum wr.wb-
'Selamat membaca readers'

--

Ruangan dengan gaya minimalis itu sekarang menjadi riuh karena Bunda, Felly dan Aldi kini berada di sana. Ayah? Lelaki yang disebut ayah itu masih sibuk berkutat dengan berkas-berkas dikantornya. Padahal ia sudah diberi tahu oleh Aldi bahwa Aldo sedang sakit. Padahal Aldo sangat membutuhkan Ayahnya saat ini, terbukti dalam tidurnya mulut Aldo melapalkan kata 'Ayah'.

"Yah... Ayah.." igauan dari mulut Aldo membuat semua orang yang berada dikamar ini menjadi cemas. Tentu saja padahal Bunda sudah mengompres Aldo tapi panas masih terasa kala tangan Felly menyentuh kening sang Adik.

Dengan peluh keringat yang terus membanjiri tubuh Aldo. Tidurnya nampak gelisah kepalanya ia gelengkan kekanan-kekiri dan terus menerus. Hingga sebuah igauan terdengar lagi.

"Yah... Ayah.. Ayah.."

"Kayaknya Aldo kangen deh sama Ayah. Sampai ngigau gitu." ucap Felly prihatin.

"Aldi. Kamu udah telepon Ayah kan?" tanya Bunda pada Aldi.

Merasa ditanya sang bunda Aldi pun langsung menjawab dengan anggukan kemudian "Udah kok Bun. Katanya nanti ayah pulang."

"Iya tapi kapan Di?" ucap Felly dengan nada kesal. "Kasihan si Aldo dari tadi manggilin Ayah mulu." lanjut nya lagi.

"Benar-benar ya Ayah kamu tuh udah tahu anaknya lagi sakit malah sibuk kerja mulu. Bukannya langsung pulang denger anaknya sakit apalagi Aldo sampai ngigau-in Ayahnya ini malah bilang 'iya nanti Ayah pulang' bikin kesel!" ucap Bunda panjang lebar karena kelakuan sang Suami.

Dilihatnya Aldo sudah mulai tenang dalam tidurnya. Dan Felly teringat sesuatu.

"Oh iya, bukannya lo ngampus ya hari ini Di?" tanya Felly saat teringat bahwa sang Adik ada jadwal kuliah.

"Masyaallah Kak, untung diingetin. Yaudah deh gue siap-siap dulu! Si Aldo udah nggak-papa kan?" seru Aldi. Beruntung saja sang Kakak mengingatkannya. Dan langsung mendapat anggukan dari Bunda dan Felly.

"Masih muda kok pikun sih." timpal sang Bunda dengan nada bercanda. Emosi Bu Nadir memang mudah sekali padam seolah tidak terjadi apa-apa.

"Iya nih masih muda udah pikun. Udah pikun jomblo pula malangnya nasibmu nak." timpal Felly dengan muka yang dibuat-buat sedih. Mereka langsung tertawa atas ucapan Felly. Sedangkan Aldi ia hanya terkekeh pelan, sedikit terhibur.

"Apaan sih lo Kak!" sergahnya jengis. Mengingat waktu terus berjalan Aldi tak mau menunda ia langsung bergegas keluar dari kamar sang Adik.

--

Di depan rumah mewah dengan cat berwarna biru langit berdiri seorang gadis remaja cantik. Rambut coklat bergelombang, kulit putih halus dan juga seragam lengkap putih abu nya menambah kesan wajah remaja itu menjadi 'sangat cantik'.

Tapi tunggu. Ada yang aneh dengan remaja itu. Wajahnya ditekuk seperti sedang kesal. Bukan 'seperti' lagi tapi dia memang benar-benar kesal. Masalahnya dia sudah menunggu seseorang sedari tadi didepan gerbang rumahnya. Tapi yang ditunggu tidak menampakkan batang hidungnya.

Syifana Liandra Putri. Ya, nama gadis remaja itu! Cantik bukan? Seperti orangnya. Panggil saja dia Fana.

"Kemana sih tuh anak! Bilangnya mau berangkat bareng, tapi malah enggak dateng-dateng kalo tahu ginimah mendingan gue bareng Kak Nura aja. Ish kesel deh gue sama si Faldo!" gerutu Fana. Padahal dengan menggerutu seperti itu tidak akan bisa membawanya kesekolahan.

Faldo Its AldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang