-Assalamualaikum wr.wb
'Selamat membaca readers'--
Kini Aldo sudah berada ditaman, mengingat ia sudah punya janji dengan Fana. Jadi saat bangun tidur tadi Aldo segera pergi ketaman karena takut kalau Fana akan marah lagi padanya karena tak menepati janji yang dibuatnya sendiri."Fana, sorry gue telat." maafnya pada Fana yang kini tengah menekuk wajahnya.
Fana tak menjawab ia hanya diam. Terserah kali ini ia benar-benar marah, ia sudah menunggunya dua jam ditaman ini sendirian.
"Fanaaaaa... Maafin gue ya?" mohonnya lagi. Dan Fana tetap diam.
"Yah Fana nya ngambek." ucapnya sendu yang sama sekali tak dihiraukan Fana. Justru gadis itu malah beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja.
"Fana! Mau kemana?" tanya Aldo lagi, dan lagi Fana tak mendengarkan dan tetap melanjutkan langkahnya untuk segera pulang kerumah.
Merasa Fana sudah jauh ia memutuskan untuk tidak mengejar Fana, Fana lagi emosi jadi jangan diganggu dulu. Begitu pikirnya.
Aldo akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Kini waktu sudah pukul lima sore, mungkin tak apa jika mengulur waktu pulangnya ia ingin melihat matahari terbenam ditaman ini. Pasti sangat indah.
Senja sore ini sungguh menakjubkan apalagi ia melihatnya ditaman ini yang begitu jelas saat melihat sunset. Dan bodohnya kenapa baru sekarang Aldo tahu kalau taman ini adalah tempat yang cocok untuk dijadikan tempat melihat sunset. Hingga tak terasa waktu terus bergulir dan sekarang sudah pukul enam lewat lima belas menit.
Dengan cepat Aldo berlari pulang menuju rumahnya. Mengingat tadi kesini ia jalan kaki jadi begini resikonya harus berjalan kembali jika akan pulang kerumah.
Dan saat kakinya sudah menapakkan diarea rumahnya ia memelankan berlarinya menjadi berjalan. Ia kaget saat mendapati Ayahnya sudah berdiri diambang pintu utama dengan wajah penuh amarah. Aldo maju mendekati ayahnya, ia sudah siap jika sang Ayah akan memarahinya.
"Bagus ya kamu! Tadi marah nggak mau keluar kanar dan sekarang kamu keluar buat main dan baru pulang jam segini." Aldo diam tak menanggapi ucapan Ayahnya.
"Udah bikin semua orang repot kamu malah enak-enakan main. Kamu harus ayah hukum! Ikut ayah."
Aldo tak bereaksi hingga sebuah tangan mencekalnya dan menariknya secara paksa memasuki rumah. Tangannya terus ditarik paksa saat tiba disebuah ruangan yang Aldo tahu itu adalah gudang. Dan kenapa Ayahnya membawa kesini. Jangan bilang Ayah akan menghukumnya ditempat ini...
"A-ayah kenapa aku dibawa kesini? Bukannya Ayah mau ngasih hukuman?" tanya Aldo gugup.
"Iya, Ayah mau ngasih kamu hukuman dan hukumannya mau Ayah kurung digudang!"
Apa benar lelaki dihadapannya sekarang ini Ayahnya?
"Kenapa? Kamu kaget, karena biasanya Ayah ngasih hukunan ke kamu suruh nyiram tanaman gitu. Nggak Faldo sekarang Ayah hukum kamu kayak gini itu semua karena permintaan kamu sendiri. Kamu kan yang mau ngurung diri dikamar? Ayah udah turutin kamu ngurung diri dikamar gudang."
Tanpa menunggu reaksi dari Aldo. Setya menarik lagi tangan Aldo dan memasuki ruangan gelap nan berdebu itu. Setya mendorong Aldo hingga Aldo terjatuh dilantai kotor itu. Setelahnya Setya keluar dan mengunci gudang itu.
"Ayah buka yah! Faldo janji gak akan ngambek lagi."
"Ayah Faldo gak nakal lagi yah. Tapi tolong bukain pintunya yah. Faldo takut." teriaknya. Dan percuma saja keinginan Aldo tak akan pernah terwujud.
Aldo terus berusaha menggebrak pintu itu dengan brutal. Namun saat menoleh kesamping ia melihat hewan pengerat menjijikan itu berada disamping kakinya, dan seketika.
"Aaaa!!" Aldo terbangun dengan peluh yang membanjiri tubuhnya. Sial kenapa ia bermimpi buruk. Dan parahnya ia memimpikan sang Ayah menjadi kejam.
Saat terbangun ia teringat pada Fana dan langsung mengecek jam berapa sekarang dan matanya terbelalak kaget sekarang pukul lima sore dan itu waktu yang cukup lama dengan waktu jam yang dijanjikan Aldo pada Fana.
To : Syifana
Fan, sorry tadi gue gak bisa ketaman. Lagi ada masalah, sekali lagi sorry ya.
SendSetelah mengirimkan pesan, sekarang Aldo bisa tenang. Karena bagaimana pun juga oa tahu sifat Fana seperti apa. Ya setidaknya ia sudah meminta maaf, meskipun hanya via chat.
Saat tengah melamun, tiba-tiba saja perutnya berbunyi sontak saja ia langsung memegangi perutnya yang minta diisi. Memang sejak pulang sekolah perutnya sama sekali belum terisi makanan ataupun minuman, salahkan saja dirinya yang mengurung diri dikamar.
"Tahan sampai besok. Lo nggak akan mati karena gak makan sehari doang. Tahan.. Tahan." ucapnya pada diri sendiri.
'Kriukk' Dan lagi perutnya bersuara lagi. Aldo bangkit daei duduknya lalu mencari makanan dilaci belajarnya. Namun nihil disemua tpat dikamar Aldo sama sekali tak ada makanan maupun minuman.
"Sabar ini resikonya. Sial, Kenapa nggak ada makanan sedikitpun." rutuknya. Aldo harus menahan rasa laparnya itu sekarang. Mungkin sampai besok.
--
Beberapa jam yang lalu...
"Kak Tirga." ucapnya kaget saat melihat Tirga berada ditaman ini, apalagi Kakak kelasnya itu menawarkan diri untuk mendorong ayunan yang Fana duduki."Jadi. Mau gue dorongin nggak nih?" tanya Tirga lagi.
Fana bingung harus menjawab apa, dan akhirnya ia mengangguk sebagai jawaban. "Kok Kakak tiba-tiba ada disini?"
"Emangnya gue gak boleh kesini ya?"
"Hmm iya juga ya?" ucapnya polos. Tirga hanya tertawa mendengar ucapan polos yang keluar dari mulut Fana. Lalu tanpa mendapat persetujuan Tirga mulai mendorong ayunan yang di duduki Fana.
Fana kaget dan langsung berpegangan pada tali yang terdapat dikedua sisi ayunan. Lama kelamaan Fana menikmati waktunya bersama Tirga. Seolah ia lupa dengan seseorang yang di tunggunya sedari tadi.
--
Selesai juga♥ makasih udah nyempetin baca cerita ini, dan makasih juga yang udah vomment.
Dan maaf banget ya baru bisa up, soalnya hp author rusak dan gak bisa idup sama sekali. Ini juga author numpang ditemen buat bisa up.Dan nggak tau bakal up lagu kapan:"
-Wassalamualaikum wr.wb-
'Ditunggu ya chap selanjutnya'
KAMU SEDANG MEMBACA
Faldo Its Aldo
Teen FictionRefaldo Setya Dinaro. Seorang remaja berusia limabelas tahun, ia mempunyai keinginan yang sangat sederhana. Ia hanya ingin sang Ayah selalu ada bersamanya, bersama keluarganya. Ia hanya ingin seperti remaja-remaja lainnya yang selalu bersama ayahnya...