◻️ 3. Pertengkaran

5.4K 449 8
                                    


-Assalamualaikum wr.wb-
'Selamat membaca readers'

--

Pagi ini mentari begitu cerah. Burung-burung kecil yang berkicauan pun menyambut dan menikmati cerahnya pagi hari ini. Begitu pula dengan Aldo yang terus mengembangkan senyumnya dipagi ini.

Setelah berdebat dengan keluarganya perihal Aldo akan berangkat sekolah hari ini. Akhirnya Aldo di ijinkan untuk sekolah. Meskipun keinginan nya sempat ditentang. Namun Aldo tidak tinggal diam, ia langsung merajuk dan akan mogok makan. Tentunya mereka tidak mau itu sampai terjadi. Dan mereka menginjinkan Aldo dengan sebuah syarat yaitu, diantar oleh Felly.

Senyum manisnya terpampang jelas di cermin besar yang berada di hadapannya. Saat di lihat-lihat ada yang kurang. Ia lupa rambutnya belum disisir. Kemudian Aldo mengambil sisir berwarna merah tua yang berada diatas nakas lalu menyisirkan pada rambut klimisnya itu.

"Ganteng juga ya gue." ucapnya penuh percaya diri. Aldo memang ganteng meskipun rona kepucatan masih terlihat dikulitnya.

Setelah dirasa semua beres. Ia mengambil tas lalu turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarganya. Saat hendak menuruni anak tangga tiba-tiba seseorang datang dan langsung merangkul nya begitu saja, hal itu membuat tubuhnya hampir saja jatuh menggelinding ke bawah jika saja seseorang tadi tak segera menyekal tangan nya.

"Gila, lo kak!!" omel Aldo pada Aldi. Ya, seseorang yang tadi itu Aldi.

"Iya iya maaf gue gak tai.." " Tau." ucapan Aldi langsung dipotong oleh Aldo. "Iya. Gue gak tau kalo bakal sampe jatuh gitu." ucap Aldi dengan wajah yang tak menampakkan rasa bersalah itu.

"Kalo sampe gue jatuh awas lo ya! Gue laporin ke komnas HAM, baru tau rasa lo." Aldo benar-benar merasa takut saat ia akan jatuh tadi.

"Iyaudah sih lagian enggak jadi jatoh juga kan lo? Lagian lo lemes banget baru gue rangkul aja udah mau oleng." tukasnya panjang.

"Lo kan tau kalo gue masih agak lemes." dengan segera Aldo menyergah ucapan Aldi-sang kakak.

"Ada apa sih itu diatas kok ribut-ribut?" Felly yang bertanya, karena keributan itu sampai terdengar ke dapur.

"Ini si Aldo lebay banget." ucapan Aldi membuat Aldo mendelik kesal. "Lebay gimana. Lo hampir bikin gue jatoh dari tangga!" emosi Aldo sungguh mudah terpancing.

Sekedar informasi. Aldo manggil Aldi tanpa embel-embel 'Kak' bukan berarti enggak sopan ya. Berasa geli aja kalo manggil Aldi pake kata 'Kak' begitu kata Aldo. Kecuali sama Felly, Aldo menambahkan Kata 'Kak' pada Felly karena Kakak perempuannya itu jauh lebih tua. Makannya Aldo manggilnya Kak Felly. Oke balik lagi keawal.

"Beneran Di?" tanya Felly pada Aldi dan yang ditanya mengangguk untuk membenarkan. "Kalo bercanda jangan kelewatan Di. Bisa bahaya." sungguh Kakak yang baik.

"Iyaiya." jawab Aldi. Dan lihat wajah Aldo langsung ceria ketika sang Kakak-Felly-menceramahi Aldi.

"Yaudah buruan turun. Kita sarapan." titah Felly pada kedua Adiknya.

Aldi dan Aldo pun langsung turun kebawah untuk sarapan bersama. Saat sampai diruang makan Aldo mengedarkan pandangannya seperti sedang mencari seseorang. Netranya tak menemukan seseorang itu lalu ia memutuskan untuk bertanya pada sang Bunda.

"Bun. Ayah kemana?" tanya Aldo, sebelum Bunda nya menjawab Aldi lebih dulu yang menjawabnya. "Kayak gak tahu aja." tukas Aldi pada Aldo.

"Ayah udah berangkat. Katanya ada meeting sama kolega besar." jawab Bunda dengan tangan yang sedang menuangkan susu pada gelas kaca itu.

"Kerjaan mulu yang diperhatiin." ucap Aldo pelan namun dapat terdengar oleh Bunda dan kedua Kakaknya.

--

Setelah mengantar Aldo ke sekolahnya Felly langsung bergegas menuju tempat kerjanya. Lain hal dengan Aldo, ia sibuk mencari seseorang hingga netranya menemukan yang dicarinya. Dengan cepat Aldo menghampiri orang itu.

"Fan. Ternyata lo disini." ujar Aldo pada Fana, tapi Fana sama sekali tak ada niatan untuk menjawab Aldo bahkan barang menolehpun tidak. Sepertinya Fana masih marah soal kemarin, apalagi kemarin Fana dihukum gara-gara telat. Dan itu semua gara-gara Aldo.

"Fana geser dikit dong, gue mau duduk pegel ini kaki gue." ucap Aldo, dan lagi Fana tak menjawab ia malah pergi dari tempat duduknya.

"Heh, Fan mau kemana?" panggilnya saat Fana malah pergi. Aldo bingung kenapa Fana mendiamkannya, apa gara-gara kemarin?

Aldo langsung mengejar Fana. Ia akan menjelaskan semuanya pada Fana agar masalahnya cepat selesai. "Fanaaaa." teriak Aldo, semua mata sontak langsung memandang Aldo.

'Hap' berhasil. Ya Aldo berhasil mencekal tangan Fana tak berapa lama tangan fana yang berada di cengkeramannya terlepas begitu Fana menepisnya.

"Lo marah gara-gara kemarin gue gak jemput lo?" tanya Aldo pada Fana. Sedangkan Fana hanya diam tak mau menjawab pertanyaan Aldo. Aldo geram karena sikap Fana yang kekanak-kanakan seperti ini.

"Fan! Kalo orang nanya dijawab, jangan malah diem kayak gini." Fana tersentak atas ucapan Aldo.

"Lo pikir aja sendiri." ucapnya kemudian berlalu pergi. Aldo tak tinggal diam, ia langsung mengejarnya lagi.

"PLEASE FANA! JANGAN KEKANAK-KANAKAN KAYAK GINI, LO UDAH BESAR DENGERIN PENJELASANNYA DULU." Bentak Aldo pada Fana.

Fana kaget. "LO BISA KAN GAK USAH PAKE BENTAK-BENTAK GUE!" Fana ikut emosi kemudian menghela nafas, "LO INGKAR JANJI, DAN KARENA LO INGKAR JANJI GUE JADI DIHUKUM. LO GAK TAHU KAN?" bentak Fana kemudian pergi menjauh dari Aldo.

"Bangsat! Kenapa jadi gini? Arrgh ini semua gara-gara Ayah. Kalo aja Ayah pulangnya cepet kemarin malem gak akan gue nungguin sampe sakit!!" umpatan pun keluar dari mulut Aldo. Ini benar-benar menyebalkan.
-

-


Halohaaa? Aku balik lagiii~ Drama banget gak sih chap ini?😂

Panjang lagi ya chap ini. Gimana pada suka gak? Oh ya, maaf ya ada kata-kata kasar! Btw makasih udah bacaa cerita gajelas ini hehe😊

-Wassalamualaikum wr.wb-
'Ditunggu ya chap selanjutnya'

Faldo Its AldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang