◻️ 22. What's Wrong?

2.6K 315 12
                                    

'Assalamualaikum wr.wb'
-Selamat Membaca-

——

Beberapa minggu setelah insiden marahnya Aldi pada sang Ayah dan dimana Aldi bertemu dengan Nura. Aldi menjadi lebih dekat dengan Nura sekarang, berbanding terbalik. Justru sekarang Aldi menjadi tak dekat dengan Adiknya—Aldo. Entah karena memang Aldi masih kesal karena ayahnya marah karena adiknya itu.

Yang jelas sekarang, Aldi selalu acuh saat Aldo memanggilnya. Seperti sekarang ini, Aldo datang ke kamarnya dan ingin meminjam charger handphone karena chargernya tertinggal di rumah Fana.

Oh ya, sekarang Aldo dan Fana juga sudah berbaikan. Bagaimana bisa? Saat Aldo sakit, Fana datang ke rumahnya dan meminta maaf. Awalnya Aldo tak menanggapi permintaan maaf dari Fana, tapi karena Fana selalu meminta maaf jadi Aldo memaafkannya. Lagi pula marah terlalu lama itu tak baik.

Kembali lagi pada Aldi yang masih marah pada adiknya itu. Padahal Aldi sudah dinasehati oleh Nura untuk jangan marah pada Aldo, tapi tetap saja Aldi tak mengacuhkan semua nasihat dari Nura. Ia tetap marah. Semua anggota keluarga awalnya terlihat bingung dengan sikap Aldi kepada Aldo, dan tak biasanya Aldi mendiamkan Aldo.

Aldo yang tidak tahu menahu hanya bisa pasrah karena diacuhkan sang Kakak. Dengan terpaksa Aldo mengetuk kamar kakaknya itu. Lama tak ada jawaban, Aldo memilih masuk ke dalam kamar kakaknya itu.

"Kak, gue—"

"Gak. Keluar dari kamar gue." belum sempat Aldo menyelesaikan bicaranya, Aldi sudah lebih dulu berbicara.

Dengan kesal, Aldo keluar dari kamar. "Kenapa sih, gue belum selesai bicara udah sok tahu banget."

"Beberapa minggu ini, kak Aldi ngediemin gue. Sebenarnya salah gue apa sama kaka Aldi? Kenapa tiba-tiba ngediemin gue kayak gini," gerutunya kesal.

Tak mau ambil pusing Aldo lebih memilih menuju kamar yang berada di sebelah kamar Aldi, Kamar kakak perempuan nya—Felly. Setelah ditolak mentah-mentah oleh Kakak laki-lakinya itu ia menuju kamar Felly.

Aldo masih tau etika, sebelum masuk ke kamar kakak perempuannya—Felly, Aldo mengetuk pintunya terlebih dahulu. Jika langsung masuk ia takut jika waktunya yang tidak tepat. Ia memilih yang aman saja, yaitu mengetuk terlebih dahulu dan menunggu di bukakan nya pintu.

Namun pintu kamar kakak perempuannya itu tak kunjung terbuka, Aldo kembali mengetuk pintunya lagi.

"Apa kak Felly lagi tidur? Nggak biasanya lagi tidur."

Tak lama setelah itu, terdengar deritan yang bertanda pintu terbuka. Tapi bukan kamar kakak perempuannya, melainkan kamar di sebelahnya. Ya, kamar Aldi.

Aldo sempat menoleh sesaat dan bertatapan dengan kakaknya, namun kakaknya itu langsung menolehkan pandangan nya kearah lain. Aldi benar-benar berbeda, sudah cukup ayahnya yang tak peduli padanya apa harus kakak laki-laki satu-satunya itu menjauhinya.

"Kak—" baru saja, Aldo hendak memanggil kakaknya namun Aldi mengacuhkan nya dan malah berjalan turun dari tangga.

Aldo tak mau apa yang terjadi dengan ayahnya dulu kembali terulang lagi, cukup ayahnya. Aldo pun memutuskan untuk mengejar Aldi, ia terlihat berlari untuk mengejar kakaknya itu. Ia semakin mempercepat larinya itu, ia tak peduli meskipun ia berlari di tangga. Yang harus Aldo lakukan adalah mengejar kakaknya itu dan meminta penjelasan mengapa kakaknya menjauh darinya.

Saking terburu-buru, Aldo tak menyadari bahwa ia salah menginjak undakan tangga terakhir hingga membuatnya terjatuh.

Bruk.

Faldo Its AldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang