'Assalamualaikum wr.wb'
-Selamat membaca-——
"Faldo, tunggu dulu." Itu suara Fana yang memanggilnya. Aldo berjalan kembali tanpa memperdulikan panggilan dari Fana.
"Tunggu dulu!" sudah keterlaluan, kini panggilannya seperti bentakan hingga membuat langkah Aldo terhenti. Namun Aldo tetap tak mau membalikan badannya, biar saja Fana yang menghampiri nya.
"Lo masih marah sama gue? Gue minta maaf deh," mohonnya pada Aldo.
Memang. Aldo masih marah padanya, sejak jam pelajaran Bu Maru berlangsung Aldo hanya diam saja mendengarkan penjelasan dari Bu Maru. Bahkan saat Fana berusaha meminta maaf Aldo hanya diam saja tanpa ada jawaban sedikitpun.
"Jawab dong! Lo punya mulut 'kan," pintanya pada Aldo yang hanya diam saja.
"FALDO, TUNGGU!!" teriaknya lagi saat Aldo pergi begitu saja dari hadapan Fana tanpa menjawab sesikitpun pertanyaannya.
"Dia kenapa 'sih. Bingung gue," cecarnya pada diri sendiri.
"Lo belum pulang?" tanya seseorang yang baru saja datang menghampirinya.
Fana sesikit kaget saat tiba-tiba ada suara seseorang, "Belum, kak Tirga kok belum pulang?" ujar Fana. Lagi dan lagi mereka berduaan.
"Gue tadi disuruh sama Pak Jupri dulu, makannya gue baru mau pulang. Si Aldo kemana? Dia sekolah 'kan" jelasnya sekaligus bertanya.
"Nggak tahu. Dia marah sama gue, kak."
"Hm .. yaudah, lo jangan sedih. Nanti bujuk lagi aja ke rumahnya, sekarang pulang yuk kayaknya bakal hujan."
Fana hanya mengangguk-ngangguk mengerti apa yang dikatakan Tirga ada benarnya juga, langit sudah terlihat menghitam sudah dipastikan pasti hujan akan turun sebentar lagi.
"Pulang bareng gue," ajak Tirga dan mendapat anggukan dari Fana.
Mereka berjalan beriringan menuju gerbang, mereka asik bercanda tanpa memperdulikan situasi di sekelilingnya. Disana di dekat tempat lemari piala-piala sekolahnya Aldo berdiri memperhatikan seberapa dekatnya Fana dan Tirga sekarang.
Aldo sengaja tak pulang duluan, niatnya ia ingin memaafkan Fana. Tapi saat ingin menghampiri Fana, Aldo melihat Tirga yang berjalan kearah Fana. Jadi Aldo terpaksa memutuskan untuk mendengarkan terlebih dahulu percakapan mereka.
Setelah sampai gerbang, Aldo bisa melihat motor Tirga yang membinceng Fana sudah menjauh. Dan Aldo baru menyadari kalau saat ini hanya dirinya sebagai seorang siswa yang berada disekolah.
"Kak Aldi kemana 'sih?" biasanya Aldo akan naik angkutan umum jika pulang sekolah berasama Fana. Dan sekarang ia sengaja tak naik angkutan umum meskipun Aldo bisa saja naik angkutan umum sendiri tanpa Fana, karena tadi pagi saat mengantarnya kesekolah kakaknya—Aldi akan menjemputnya.
"Udah mau hujan lagi. Awas aja kalau gue sampai rumah, gue aduin sama Kak Felly, Bunda dan Ayah." seperti seorang anak kecil yang dijahili teman nya, Aldo berkata akan mengadukannya. Sifat manja nya sudah kembali.
Aldo memutuskan untuk berjalan agak menjauh dari area sekolah. Siapa tahu Kakaknya—Aldi sedang dijalan dekat-dekat sini.
Sepuluh menit sudah, Aldo berjalan menyusuri jalanan yang mulai sedikit sepi karena sebentar lagi hujan akan segera turun. Tiba-tiba saja suara petir terdengar dan bersamaan dengan itu hujan pun ikut turun membasahi jalanan yang semula kering menjadi basah.
Saat hujan turun, Aldo sama sekali tak berniat untuk berteduh. Ia ingin cepat sampai ke rumah, dan dari itu Aldo memutuskan untuk berlari berhubung jalan menuju rumahnya sudah lumayan dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faldo Its Aldo
Teen FictionRefaldo Setya Dinaro. Seorang remaja berusia limabelas tahun, ia mempunyai keinginan yang sangat sederhana. Ia hanya ingin sang Ayah selalu ada bersamanya, bersama keluarganya. Ia hanya ingin seperti remaja-remaja lainnya yang selalu bersama ayahnya...