◻️ 4. Pembalasan

4.5K 431 7
                                    

-Assalamualaikum wr.wb
'Selamat membaca readers'

--

Setelah kejadian tadi pagi. Fana mendiamkan Aldo, begitu juga dengan Aldo. Mereka sama-sama mendiamkan bahkan Fana sampai pindah tempat karena tak ingin duduk bareng Aldo, mungkin.

Aldo tak ambil pusing itu juga bukan kesalahan nya, memangnya siapa juga yang mau demam seperti kemarin. Terkadang sifat Fana menyebalkan. Ia begitu kekanak-kanakan sekali, pikir Aldo.

Suasana kelas yang tadi ramai kini mendadak menjadi hening. Terlihat Bu Ana memasuki kelas. Melihat itu membuat Aldo berdecak, pasalnya ketika guru itu sudah mengajar pasti akan sangat membosankan dan Aldo lebih memilih menelungkupkan kepalanya diatas meja dengan tangan yang menjadi bantalan.

Bu Ana sedang menjelaskan pada murid-murid dan itu membuat Aldo semakin kesal katanya saat Bu Ana mengajar akan terlihat seperti 'burung beo sedang mengoceh'. Dan taklama Aldo tertidur.

Dibangku depan sana Fana menoleh ke belakang. Fana tahu kalau Aldo sangat membenci mata pelajaran ini. Bibir tipis itu terangkat keatas menyerupai smirk. Sepertinya Fana mempunyai sebuah ide.

"Bu!" panggil Fana dengan tangan yang diangkat keatas. Mendengar Fana memanggilnya Bu Ana sontak menoleh, "Iya, ada apa Fana?" tanya Bu Ana.

"Itu Bu, ada yang tidur dibelakang." rupanya ini ide yang membuat senyum Fana mengembang.

Bu Ana langsung menoleh melihat siapa yang tidur di jam pelajarannya. Berani sekali anak itu tidur saat jam pelajaran. Bu Ana menghampiri Aldo yang sedang menjelajah alam mimpinya.

"Faldo!" bentak Bu Ana. Fyi, saat disekolah Aldo memang dipanggil Faldo.

Aldo tak menggubris bentakkan Bu Ana dan polosnya Aldo menggeliat lucu, namun itu membuat Bu Ana menjadi semakin marah. "REFALDO. BANGUN KAMU!" panggil Bu Ana lagi namun kali ini disertai dengan gebrakan meja dan itu membuat Aldo terbangun dari mimpi indahnya.

Mata Aldo membulat saat melihat Bu Ana berdiri di hadapannya. "Ngh, ada apa Bu?" tanya Aldo bingung.

"Masih nanya ya kamu!" bentaknya lagi.

'Siapapun tolong hentikan guru ini' mohon Aldo dalam hati.

Sebelum menjawab Bu Ana lebih dulu berbicara, "Kenapa kamu tidur di jam pelajaran saya Faldo?!" tanya Bu Ana marah.

"A-nu itu Bu, nghh." ucap Aldo tidak tahu akan menjawab apa.

"Keluar kamu dari kelas saya. Dan berdiri ditiang bendera sampai jam pelajaran saya habis." final. Bu Ana langsung memberi hukuman pada Aldo.

'Bego! Kenapa bisa sampe ketahuan, pasti ada yang ngasih tahu sama Bu Ana.' rutuknya dalam hati. Dibangku depan Fana sedang cekikikan menahan tawa agar tak terdengar, Aldo melihat itu.

Aldo berdiri dari duduknya lalu melangkah maju tepat saat berdiri dipinggir bangku Fana, Aldo mendelik kesal lalu berlalu pergi.

"Kembali ke pembalajaran anak-anak." ucap Bu Ana mengalihkan perhatian.

--

Dilapangan. Tepatnya didepan tiang bendera Aldo sedang berdiri dan memberi hormat pada tiang bendera merah putih. Seperti yang dilihat Aldo menjalankan hukumannya, teriknya matahari membuat peluh diwajah tampan Aldo.

Aldo melirik jam yang berada dipergelangan tangannya, ia hanya ingin memastikan berapa lama lagi hukumannya akan selesai. 'Shit! Masih lama.' umpatnya saat melihat jam tangan hitamnya.

--

Gedung bertingkat yang biasa disebut kampus itu sangatlah ramai oleh para mahasiswa dan mahasiswi berbeda jurusan itu. Terlihat disana seorang lelaki tampan yang sedang berjalan namun pandangannya tak beralih ke handphone pintarnya.

Sebut saja lelaki itu Aldi-Kakaknya Aldo. Ia tengah asik bermain game kesukaannya. Bodoh, kenapa juga ia bernain game sambil berjalan. Saat tengah asik bermain game tiba-tiba..

'Brukk' tubuh keduanya terpental bahkan perempuan itu terjatuh. Aldi kaget dan melihat orang yang menabraknya. "Eh, lo gak-papa?" tanya Aldi khawatir.

Aldi mengulurkan tangannya untuk membantu perempuan itu berdiri. Dan perempuan itu menerimanya, saat perempuan itu mendongak Aldi terkagum dengan kecantikan perempuan dihadapannya ini.

'Cantik' ucap Aldi, sedangkan perempuan itu menatap bingung Aldi. "Eh enggak, maksud gue lo enggak ada yang luka kan?" segera Aldi mengalihan permbicaraan.

"Selo aja. Gue gak-papa kok." ucap perempuan itu ramah. "Oh ya, lain kali kalau jalan jangan sambil mainin hp ya." ucap perempuan itu lalu meninggalkan Aldi yang masih terpalu di tempatnya.

"Sumpah, itu bidadari kapan turunnya ya?" ucap Aldi asal lalu mengambil handphone yang terjatuh dilantai.

--

Sekarang jam mata pelajaran Bu Ana masih berlangsung. Dan Fana terlihat selalu mengembangkan senyumnya kala mengingat kejadian tadi apalagi saat melihat wajah Aldo yang mendelik sebal padanya.

"Fana! Lo gila ya, senyum-senyum sendiri." ucap Rani-teman sebangkunya kini.

"Apaansih lo Ran, gue lagi seneng aja si Faldo dihukum. Itung-itung pembalasan gue gara-gara kemarin gue dihukum karena dia." Fana bukan gila tapi dia senang.

"Fana! Apa kamu mau ibu hukum juga kayak Faldo?" tiba-tiba Bu Ana menegur Fana yang tengah mengobrol dengan Rani.

"E-enggak Bu." ucap Fana gugup, "Yasudah, perhatikan kedepan." tegas Bu Ana menyuruh anak muridnya.

--

Berbeda ditempat ini-lapangan- Aldo masih menjalankan hukumannya. Peluh sudah membanjiri tubuh Aldo. Bahkan umpatan-umpatan kasar pun sudah Aldo sebutkan berkali-kali, dan nyatanya dengan umpatan itu hukuman Aldo tidak akan cepat selesai.

Kepalanya berdenyut, pandangannya sudah berkunang-kunang dan telinganya terasa berdengung. Namun sebelum pandangannya berubah menjadi gelap samar-samar ia mendengar suara teriakan seseorang terdengar.

"Woi, Aldo lo ngapain disitu? Pasti lo dihukum ya?" teriak orang itu. Namun tak lama setelah orang itu berteriak pandangannya sudah berubah menjadi gelap. Ya, Aldo pingsan.

"ALDO!!" pekik orang itu kaget langsung menghampiri tubuh Aldo tang sudah terkapar dilantai.

--

Aku balik lagiii~
Gimana masih ngikutin ceritanya kan?
Kira-kira siapa ya yang manggil Aldo? Hayoo😂
Jangan lupa kasih saran dan kritik

-Wassalamualaikum wr.wb-
'Ditunggu ya chap selanjutnya'

Faldo Its AldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang