11- SHOCK

6K 717 71
                                    


Tiga hari telah berlalu semenjak kejadian Sooji terperosok ke dalam jurang ketika menjalani misi berburu bersama CEO-nya, Kini Sooji tengah dilanda kebingungan atas semua perlakuan yang diterimanya akhir-akhir ini.

Ia hanya mendapat sedikit lebam dan baret, tapi seluruh orang dirumah nenek Kim memperhatikannya seolah ia sedang hamil tua, tidak terkecuali Myungsoo.

Ia sama sekali tidak diperbolehkan melakukan kegiatan, sekalipun itu hanya melipat baju atau merapikan tempat tidur.

CEO-nya dengan senang hati menggantikan semua tugasnya membersihkan kamar, bahkan tak segan menuruti apapun yang keluar dari mulutnya.

Aneh?

Jelas.

Mengapa CEO-nya yang semena-mena dan tidak punya empati itu tiba-tiba bersikap lembut dan perhatian?

Di katakan mimpi-- Sooji sudah berkali-kali mencubit pipinya dan itu terasa sakit.

Perubahan ekstrim Myungsoo sungguh membuat Sooji tidak nyaman, ia tidak bisa tidur pulas. Ketika tengah malam tiba, ia menatap bulan yang bergantung tinggi di langit-- ia takut bencana yang besar akan melanda Jepang.

Bukan tidak mungkin perubahan sikap Myungsoo adalah salah satu tanda kemusnahan dunia, bukan?

"Kau mau kemana?"

Baru saja turun dari tempat tidur, Sooji sudah mendapat teguran dari Myungsoo yang sejak beberapa jam lalu sibuk memeriksa laporan keuangan dan perkembangan perusahaan melalui laptopnya.

"Aku ingin mengambil minum sebentar"

"Duduklah, aku akan mengambilkannya untukmu"

Myungsoo menutup laptopnya kemudian bangun dari tempat duduk.

"Tidak perlu sajangnim, aku bisa mengambilnya sendiri. Lagipula dapur hanya beberapa langkah saja dari kamar ini"

"Tidak apa-apa"ucap Myungsoo dengan senyuman tipis yang semakin membuat Sooji merasa tidak tenang.

"Tidak perlu sajangnim, kembalilah duduk dan bekerja"

"Aku sudah selesai"

"Kalau begitu kau pasti lelah, istirahat saja. Biarkan aku mengambil minum sendiri sekalian jalan-jalan sebentar"bujuk Sooji.

"Aku tidak lelah, biarkan aku menemanimu jalan-jalan"

"Aku hanya jalan-jalan didepan rumah"

"Ini sudah pukul sembilan malam, kau tidak boleh berkeliaran sendirian"

Sooji menghela nafas kasar. Ia benar-benar tidak percaya jika CEOnya berubah overprotect. Katanya sudah pukul sembilan malam? What the heck? Kalaupun sekarang masih pukul sembilan pagi-- hasilnya tidak akan berubah, Sooji akan tetap diawasi seperti putri kerajaan.

Pada akhirnya Sooji harus membiarkan Myungsoo berjalan dibelakangnya, mengikutinya keluar dari kamar untuk mengambil segelas air putih kemudian berjalan-jalan dihalaman depan rumah.

Hawa diluar sana sedang lembek, dikarenakan hujan deras yang mengguyur negara Jepang beberapa hari belakangan. Udaranya tidak terlalu dingin, tapi cukup menjadi alasan untuk siapapun mengenakan jaket atau selimut ditubuhnya.

Sooji meletakkan gelas airnya diatas meja perapian kemudian mendongakkan wajah keatas langit yang terlihat kosong dan gelap sesekali mengusap lengan yukatanya yang tidak seberapa tebal.

"Kau kedinginan?"tegur Myungsoo.

"Sedikit.."

"Tunggu sebentar, aku akan mengambilkan selimut untukmu"

Unlovable CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang