Sooji sedang melamun di meja kerja. Kedua siku tangannya bertengger diatas meja sementara tubuhnya bersandar pada punggung kursi.Hari ini gadis berusia 24 tahun itu sangat amat tidak bersemangat, ia malas mengerjakan pekerjaan apapun. Tubuhnya lemas karena pikiran demi pikiran menghantam otaknya kemudian mengambil alih sisa konsentrasinya.
Mengingat-ingat tentang hari kemarin-- hari ketika Myungsoo mengatakan 'Aku sedang belajar menjadi suami yang baik untukmu', Alih-alih senang, Sooji justru tidak tenang sama sekali.
Pernyataan CEO-nya tersebut bagaikan virus mematikan yang membangunkan sosok lain dalam diri Sooji, sosok yang terus saja mengoceh dan tidak berhenti memberi bisikan-bisikan naif yang menjurus pada sesuatu beratas-namakan 'cinta'.
Pernyataan CEO-nya tersebut juga sempat membuat detak jantung Sooji berhenti, sebelum akhirnya berubah menjadi degupan-degupan persis dengan yang seseorang rasakan ketika mendengarkan musik dengan volume sangat keras sementara pengeras suaranya berada tepat disebelah telinganya.
Itu membuat sekujur tubuh Sooji merinding dan kepalanya berdenyut hebat ketika benaknya sibuk menduga-duga apa yang CEO-nya katakan tersebut hanya bualan atau memang serius.
Jika di kategorikan kedalam penyakit-- Sooji adalah seseorang yang kekurangan imun, sedangkan jika di kategorikan kedalam spiritual-- Sooji adalah seseorang yang kekurangan iman, yang mana ia merasa gelisah, bingung, tersesat, tidak tau harus bagaimana dan sebagainya.
Sooji tidak pernah jatuh cinta. That's true. Ia tidak tau seperti apa ciri-ciri orang jatuh cinta, jika memang semua keanehan yang menderanya bukti jika ia tengah jatuh cinta-- maka itu sangatlah berat.
Jika kalian penasaran dengan apa yang terjadi setelah Sooji mendengar pernyataan Myungsoo kemarin? Maka jawabannya adalah melarikan diri. Dalam garis bawah berlari meninggalkan dapur kemudian masuk kedalam kamar dan mengunci pintunya rapat-rapat.
Respon yang terlalu kekanakan untuk seseorang yang sudah berusia 24 tahun, but who cares?
Myungsoo yang tidak terima kala itu hanya bisa mengumpat dan mengetuk pintu kamar, namun karena pintu kamar tidak kunjung terbuka, maka hasil yang diterima tentu saja sebatas terpaksa tidur di sofa. Tidak lebih, bahkan bantal-selimut-guling pun tidak ada.
Sooji bisa mendengar jelas makian terakhir Myungsoo yang seperti ini : 'Dasar wanita aneh!'
Saat itu juga, Sooji benar-benar baru menyadari jika dirinya memang aneh.
"Mentang-mentang yang punya perusahaan suami sendiri, jadi kau merasa tidak perlu susah payah berkerja begitu?"
Sooji bergeming sepersekian detik ketika manager teamnya berdiri didepan bilik meja kerjanya kemudian menegurnya secara tiba-tiba.
Sooji hanya bisa meringis. Sudah tertangkap basah, mau diapakan lagi?
Minho menatap Sooji dengan kedua tangan terlipat didepan dada.
"Kalau kau sudah bosan bekerja, secepatnya katakan itu pada suamimu. Minta dia memecatmu kemudian mulailah fokus menjadi seorang ibu rumah tangga"ucap Minho dengan alis naik-turun. Sedang menggurui rupanya.
Sooji menghembuskan nafas samar, Penampilan pria dihadapannya memang nyaris menyerupai seorang pangeran berkuda putih. Wajahnya tampan, matanya bersinar, senyumnya menawan, tubuhnya tinggi, ototnya bagus, sayang sekali peringainya sebelas duabelas dengan serigala yang hendak memangsa gadis bertudung merah.
"Maaf manager, saya hanya merasa sedikit tidak enak badan"
"Kalau begitu tunggu sebentar, aku akan mengambilkan obat untukmu"ucap Minho yang kemudian kembali memasuki ruangan pribadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unlovable CEO
Romance[COMPLETED]✔ "That annoying CEO is my husband" [Myungzy] @aprlmhrayone 201711--201910