Jam dinding sudah menunjuk pada pukul 23:30 malam, namun Sooji & Myungsoo masih terjaga diatas ranjang. Berbaring saling berhadapan sambil memeluk tubuh satu sama lain dalam satu selimut yang sama.Pasangan suami-istri ini menatap kearah berlawanan seolah tengah memikirkan sesuatu yang sedikit menganggu pikiran.
"Sooji.."
Setelah sekian menit berlalu, Myungsoo akhirnya memecah kebisuan.
"Apa?"
"Sebenarnya ada yang ingin ku katakan padamu. Aku sudah memberitaukan ini pada Ibu"
Kening Sooji sontak mengernyit. Menebak-nebak apa yang hendak Myungsoo sampaikan padanya. Kepalanya segera mendongak untuk menatap ekspresi wajah Myungsoo yang terkesan serius.
"Kelihatannya kau ingin menyampaikan sesuatu yang serius?"
"Bukan serius, tapi berat"
"Katakan saja"
Myungsoo menghela nafas pendek sebelum kembali membuka suara.
"Tadi pagi sekretaris nenek menelpon, mengabari jika perusahaan yang ada di Jepang sedang mengalami kendala"
Sooji mendengarkan dengan baik, dan ia sedikit mengerti kemana maksud Myungsoo tertuju.
"Kau tau kan jika perusahaan itu sudah dipasrahkan padaku?"
"Aku tau"jawab Sooji dengan anggukan ringan.
"Karena itu aku harus memulai tanggung jawabku. Aku akan terbang ke Jepang untuk mengurus segala sesuatunya"
"Kapan?"
"Besok pagi"
"Berapa hari?"
Myungsoo terdiam agak lama, sebelum akhirnya menjawab ;
"Dua bulan"
Sooji refleks melepaskan pelukannya dan melotot.
"Apa? Dua bulan?"
"Iya, ada banyak hal yang perlu di urus setelah perusahaan ditinggalkan oleh nenek. Bahkan aku tidak yakin bisa menyelesaikannya dalam kurun waktu dua bulan"
"Lalu, bagaimana reaksi Ibumu?"
"Ibu bilang terserah padaku saja"
Sooji memberengut. Kalau orang yang melahirkan Myungsoo saja memberi kebebasan, bagaimana Sooji bisa melarang?
Dua bulan bukanlah waktu yang sebentar saat ia harus berpisah dengan Myungsoo. Ia berat untuk melepaskan, dan ia pasti akan tersiksa karena merindukan Myungsoo.
"Kau akan mengizinkanku pergi kan?"tanya Myungsoo sambil menundukkan kepala untuk menatap Sooji yang terdiam cukup lama.
"Tentu saja. Kalau ibumu mengizinkan, mengapa aku harus melarang?"jawab Sooji yang sebenarnya berbeda dengan yang ia rasakan.
Myungsoo tersenyum sambil merangkul pundak Sooji dan mengecup lembut keningnya.
Sooji menyandarkan kepalanya pada dada bidang Myungsoo sekaligus menenggelamkan wajahnya di lengan kekar sang suami. Menyembunyikan ekspresi tak mengenakkan yang mungkin tidak ingin dilihat oleh Myungsoo.
Besoknya, Sooji terbangun karena suara-suara kecil seperti; lemari dan resleting tas yang dibuka, lalu gerak kaki mondar-mandir diatas lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unlovable CEO
Romance[COMPLETED]✔ "That annoying CEO is my husband" [Myungzy] @aprlmhrayone 201711--201910