Dengan penampilan yang bisa dibilang rapi-tak-rapi, Sooji berlarian memasuki lift kantor yang sudah sepi. Ia terlambat. Terbangun sekitar pukul 7 pagi dan menghabiskan waktu 20 menit untuk membenahi diri. Ia sampai dikantor pukul 9 lebih. Sudah bisa dibayangkan berapa lama ia terombang-ambing didalam angkutan umum, belum lagi durasi macetnya.
Sebenarnya Sooji hampir tidak pernah datang terlambat. Saking cintanya pada perkerjaan. Dulu saat masih tinggal seorang diri di apartemen sederhana, ia memasang lebih dari 10 alarm diatas tempat tidur. Dan sejak ia tinggal dirumah mewah suami sekaligus CEO-nya, ia selalu terbangun pagi karena Myungsoo pasti membuat suara di pagi hari. Entah itu menyalakan musik, entah itu mengomel. Tapi pagi ini, rumah mewahnya seperti kuburan. Saking herannya, begitu terbangun Sooji langsung memeriksa kamar Myungsoo yang setengah terbuka, rupanya sang pemilik sudah berangkat jauh lebih awal. Sooji dapat memastikan hal itu dari aroma parfume yang ia hirup sehari-hari, yang hari ini telah tercampur aroma matahari.
Entah Sooji tertidur terlalu lelap, atau memang Myungsoo tidak membuat suara apapun. Yang jelas, semenjak obrolan terakhir mereka bersama Jongin-- Myungsoo mengunci diri didalam kamar. Tidak keluar untuk memesan makanan atau sekedar mengambil minuman. Sooji sempat menegur dibalik pintu kamar, tapi dihiraukan.
Perihal makan atau tempat tidur, Sooji tidak mempermasalahkannya. Ia bisa memesan makanannya sendiri dan ia biasa tidur di sofa. Hanya saja, terjadi sesuatu tak terduga yang membuat Sooji insomnia. Listrik orang kaya tiba-tiba padam selama 2 jam lebih. Berdiam diri dengan hanya ditemani blitz ponsel tentu bukan hal yang menyenangkan. Sooji berusaha memanggil Myungsoo berulang-ulang kali, tapi hasilnya empty.
Untungnya Sooji bukan gadis penakut. Dan Sooji tidak menaruh dendam pada Myungsoo. Ya, karena ia pernah melakukan hal yang sama di hari sebelumnya. Mengunci kamar, membiarkan Myungsoo tidur diluar dan Mengabaikan semua panggilan-panggilan. Apa ini bisa disebut balas dendam?
Terkadang Sooji bertanya-tanya, siapakah yang lebih sensitif diantara ia dan Myungsoo?
Entahlah.
Ting!
Sooji mendongak ketika lift yang ia naiki berbunyi kemudian terbuka lebar. Matanya yang agak membulat beradu pandang dengan pria yang sudah berdiri didepan bibir lift. Pria yang tidak bukan adalah Kim Myungsoo.
Berangkat lebih awal, tapi sampai dikantor pada jam yang sama dengan Sooji? Mungkinkah sedang ada perjamuan bisnis diluar?
Try to not know anything.
Pintu lift segera menutup ketika Myungsoo sudah masuk kedalam lingkup berbentuk persegi tersebut.
Ia berdiri tepat disebelah kiri Sooji. Usahanya untuk tidak melihat wajah istrinya hari ini tampak begitu lucu saat keduanya dipertemukan. Lebih lucu lagi mendengar pernyataan Myungsoo yang sengaja berkelana ke tempat teman-temannya hanya agar ia bisa datang ke kantor agak siang dan menghindari kontak dengan Sooji. Rest in peace for his dedication.
Meskipun posisi mereka terbilang dekat, sepasang suami-istri ini tidak berniat saling sapa or something. Mulut Sooji & Myungsoo sama-sama terkatup rapat sedangkan pandangan mata mereka lurus kearah pintu lift. Like stranger.
Ting!
5 menit terasa begitu menegangkan, sampai akhirnya pintu lift terbuka untuk lantai 2.
"Oh, selamat pagi sajangnim"Sehun membungkuk sopan sebelum masuk kedalam lift yang sama dengan Myungsoo dan juga Sooji.
Alasan Sehun berpapasan dengan dua orang disampingnya itu bukan karena ia datang terlambat. Ia baru saja kembali dari gudang bawah tanah. Manager team keuangan menyuruhnya mengambil beberapa berkas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unlovable CEO
Romance[COMPLETED]✔ "That annoying CEO is my husband" [Myungzy] @aprlmhrayone 201711--201910