"Ibu, tolong izinkan aku tetap tinggal di apartemen. Aku janji akan mengikuti semua perintah ibu"Sooji memegang tangan ibunya dan memohon-mohon.Pesta pernikahan telah usai satu jam yang lalu.
Sooji masih mengenakan gaun pengantin ketika dengan tergesa-gesa menyusul sang ibu & juga Sangmoon yang sudah masuk kedalam taksi, hendak pulang ke daegu.
Rasanya baru semenit Sooji mengistirahatkan diri dari situasi yang memberatkan lahir-batin, tapi ia sudah dibuat berlari dari dalam gereja hingga parkiran yang jaraknya 30 meter lebih. Itu semua dikarenakan sang ibu yang menutup sewa apartemennya tanpa meminta pendapat lebih dulu dan seenak lidah sendiri, Padahal Sooji sudah membayar biaya sewa untuk satu tahun kedepan.
"Kau sudah menikah, jadi kau harus tinggal dengan suamimu."
"Kami bisa tinggal bersama di apartemenku."Sooji mencari-cari alasan agar ibunya mau mencabut keputusan. Jika perlu, ia rela bersujud dibawah kaki buaya.
"Suamimu tidak akan sudi tinggal disana. Dibanding apartemen, yang kau tinggali itu lebih mirip kandang ayam."
"Jangan berkata seperti itu Bu. Biarpun apartemenku kecil dan kuno, tapi aku membayarnya dengan uang. Aku baru saja memperbarui kontrak sewa untuk satu tahun ke depan, aku membayar lebih dari 4 kali lipat gaji bulananku. Ibu membuatku rugi 75% perbulan."
"Ikhlaskan saja, Kau sudah menikah dengan pria kaya. Anggap saja uang itu amal"
Gigi-gigi Sooji bergeretak.
"Ibu, bagaimana dengan pakaian dan semua barang-barangku yang ada disana? Aku harus mengemasnya bukan?"
"Jangan khawatir, Kurir apartemenmu akan mengantarkannya besok pagi. Lagipula pakaianmu itu sudah tak layak pakai. Seharusnya kau buang jauh-jauh lalu meminta suamimu membelikan yang baru."Ibu Sooji menggurui."Biarkan kami pulang dan kembalilah ke dalam. Selamat belajar menyenangkan suami mulai malam ini.."Ibu Sooji kemudian memberitau supir taksi untuk segera membawanya dan Sangmoon pulang.
"Selamat tinggal, Noona!"seru Sangmoon disusul suara cekikikan dan lambaian tangannya.
Kekesalan Sooji yang sempat menyurut, kembali bergejolak. Kakinya menendang-nendang lantai parkiran. Dengan gerakan kecil itu, Sooji berharap gempa bumi datang menerjang.
Tttinn!!!
Suara klakson mobil dan sorot lampu yang menyerbu tubuh Sooji membuat gadis pengantin baru itu menoleh sepersekian detik.
Mobil mewah dengan pengemudi yang tidak punya perikemanusiaan (Kim Myungsoo) berhenti tepat disebelah Sooji dengan ekspresi & mimik wajah yang tidak jauh berbeda dari biasanya.
Melihat caranya menekan klakson saja sudah mencerminkan orang seperti apa dia.
Ttin!!! Ttiinnnnnn!!!
"Aku mendengarnya, Mr. CEO yang terhormat."Sooji berusaha tetap sopan mengingat Myungsoo adalah CEO-nya. Meskipun ia harus menelan mentah-mentah umpatannya, tanpa air maupun kopi.
"Masuk atau menjadi pengemis selamanya."ucap Myungsoo tajam. Bukan permintaan, penawaran, perintah atau sejenisnya. Ia hanya sekedar bicara.
Sooji dan kedongkolan yang membuat wajahnya memerah itu mau tak mau membuka pintu mobil Myungsoo lalu masuk kedalam dan duduk disebelah kemudi dengan wajah non santai.
Myungsoo sendiri tidak menaruh peduli, Ia menjalankan mobilnya keluar dari parkiran gereja dan melesat menuju tempat yang tidak dikehendakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unlovable CEO
Romance[COMPLETED]✔ "That annoying CEO is my husband" [Myungzy] @aprlmhrayone 201711--201910