"Terimakasih, tolong sampaikan permintaan maafku pada pimpinan anda. Aku mewakili seluruh pegawai DC"ucap Sooji dengan begitu sopan. Ia tengah berhadapan dengan sekretaris perusahaan ke-5 yang harus ia datangi. 3 diantara perusahaan yang sudah ia datangi, ia dipertemukan lagsung dengan sang boss. Sementara selebihnya hanya bisa bertemu dengan sekretaris. Meski begitu, Sooji bersyukur semua pihak kolega bisnis perusahaan DC memberikan respon yang baik. Tidak ada hambatan sama sekali.
"Jangan khawatir, saya akan langsung menyerahkannya begitu presdir kembali dari luar kota"ujar sang sekretaris meyakinkan.
"Baiklah, saya harus pergi. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak"pamit Sooji, tubuhnya membungkuk rendah.
"Terimakasih kembali, Nona Kim"sang sekretaris balas membungkuk.
Sooji sengaja memperkenalkan diri dengan memakai marga suaminya. Tidak ada alasan khusus. Mulutnya tergerak begitu saja.
Langkah cepat membawa Sooji keluar dari gedung perusahaan yang bergerak di bidang tekstil tersebut dan bertemu kembali dengan Sehun yang setia menunggunya di area parkir.
"Langsung ke gangnam atau bagaimana?"tanya Sehun dengan wajah letih. Sama halnya dengan Sooji yang baru saja mengusap keringat di kening dan lehernya.
"Hari sudah sore.."ujar Sooji dengan kepala menengadah. Menatap langit jingga. Matahari sedang berjalan ke peraduannya, seperti penghitung waktu bagi dunia untuk memasuki kegelapan.
Sooji membuka tas kerjanya. Hendak memastikan pukul berapa sekarang. Jam tangannya kurang akurat, karena satu minggu yang lalu ia mensetting-nya menjadi setengah jam lebih awal.
Mata Sooji membelo ketika ponselnya sudah menyala. Bukan karena jam digital ponselnya menunjuk pada pukul 17:00, melainkan ada begitu banyak notifikasi panggilan tidak terjawab.
Sooji mengecheck-nya satu persatu.
20 missed call 'Bossy'
10 missed call 'Eunji'
7 missed call 'Sohee'
5 new messages 'Sohee'
"Apa yang terjadi?"Sooji langsung dilanda kecemasan. Jika CEO dan sekretaris menghubunginya lebih dari berulang kali, maka sesuatu yang significant sedang terjadi. Apalagi Sohee ikut-ikutan menerror nomornya. Berdasarkan catatan riwayat telepon, panggilan-panggilan missed tersebut terjadi lebih dari 3 jam yang lalu.
Sooji memang sengaja mengaktifkan ponselnya kedalam mode diam karena tidak ingin mengotori jam pertemuannya dengan para boss besar dan wakilnya. Her feel so guilty afterall.
Sooji membuka pesan singkat kiriman Sohee satu persatu.
'Sooji, kau ada dimana sekarang?'
'Sooji, cepat kembali ke perusahaan'
'Sooji, kenapa teleponku tidak di angkat?'
'Kembalilah ke perusahaan secepatnya, aku tidak ingin kau menyesal'
'Baiklah, hubungi aku jika kau sudah sadar'
Pesan-pesan Sohee sama sekali tidak mengenai otak maupun batin Sooji. Ia ingin menelpon Sohee, tapi temannya itu terlalu cerewet. Ia pasti akan diomeli kesana-kemari, jadi ia berinisiatif untuk menelpon Eunji saja. Karena untuk menelpon Myungsoo butuh nyali yang besar.
"Hallo Eunji? Maaf baru bisa tersambung, tadi aku sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengangkat teleponmu"ucap Sooji sejujurnya.
Terdengar suara helaan nafas panjang diseberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unlovable CEO
Romance[COMPLETED]✔ "That annoying CEO is my husband" [Myungzy] @aprlmhrayone 201711--201910