+ BONCHAP +

5.5K 410 19
                                    


Japan, 28 oct 2019
'08:00'

----    -----   ----

Myungsoo tampak sibuk menempelkan beberapa lembar foto ke permukaan sebuah lemari kaca. Potret pertumbuhan Seonwoo dan Seonha itu berjejer rapi dari tahap ke tahap. Dari masih bayi sampai sekarang, umur 5 tahun.

Myungsoo tersenyum lebar melihat hasil karyanya. Begitu indah dan menyenangkan untuk dilihat. Myungsoo lega bisa memenuhi permintaan terakhir sang nenek, yakni memajang foto-foto si kembar di tempat peristirahatannya.

Rumah mendiang nenek Kim sudah dibangun kembali, dan syukurlah guci abu sang nenek bisa ditemukan dan disimpan ke dalam lemari kaca yang kuat nan tebal. Untuk mengantisipasi adanya musibah seperti 5 tahun silam.

"Appa, nenek buyut tersenyum"gumam Seonwoo yang berdiri di sebelah Myungsoo.

Anak laki-lakinya itu menatap bingkai foto mendiang nenek Kim dengan mulut kecilnya yang terbuka.

Tahun ini memang menjadi kali pertama bagi Myungsoo membawa Seonwoo berkunjung ke Jepang. Biasanya ia selalu mengajak Seonha, anak perempuannya. Karena memang Seonha tipe anak penurut dan tidak banyak bertingkah. Sedangkan Seonwoo kebalikannya. Dia tidak bisa diam seperti ibunya. Membuat Myungsoo agak kesulitan menjaganya. Lengah sedikit saja, maka Seonwoo akan menghilang dari pandangan kemudian kembali dengan masalah. Entah itu merusak tanaman tetangga, entah bermain lumpur sampai pakaiannya kotor semua. Pernah juga Seonwoo membuat bocah lain menangis.

Ya, Seonwoo memang anak yang sedikit nakal dan ceroboh.

Myungsoo mengambil ancang-ancang berjongkok dihadapan Seonwoo lalu mengulurkan tangannya.

"Coba lihat tanganmu"

Seonwoo merapatkan bibirnya lalu mengulurkan kedua tangan mungilnya dengan ragu-ragu.

"Buka"

Seonwoo terlihat enggan, tapi ia takut kena marah ayahnya. Jadi ia terpaksa membuka kedua tangannya.

"Astaga.. appa hanya mengacuhkanmu sebentar untuk menghias makam nenek buyut, tapi kau sudah celaka seperti ini. Pantas eommamu tidak berhenti mengomel"

Seonwoo menundukkan wajah tampannya dengan ekspresi bersalah. Tadi ia hanya ingin bermain-main dengan bunga yang tumbuh di halaman rumah nenek buyutnya, tapi tiba-tiba ia melihat seekor serangga dan tertarik untuk menangkapnya.

Begitu tertangkap, serangga itu malah menyengat tangannya hingga menimbulkan ruam merah. Seonwoo sengaja menyembunyikan lukanya karena tidak ingin ayahnya marah.

"Maaf, appa"

Myungsoo pun luluh melihat wajah sedih putranya. Ia tentu tidak benar-benar memarahi Seonwoo. Hanya saja, setiap orangtua pasti tidak ingin anaknya terluka.

"Pasti rasanya sakit. Ayo kemari, appa akan mengobati lukamu"

Seonwoo menurut dan segera berjalan mengekori Myungsoo yang melangkah menuju ruang tamu dan membuka laci kecil tempat kotak obat tersimpan.

"Duduk disini"

Seonwoo lagi-lagi menurut dan duduk di sofa yang ayahnya tunjuk. Mungkin Seonwoo memang anak yang nakal, tapi ia tau situasi. Saat ayahnya marah, ia tidak akan berulah.

Myungsoo membuka kotak obatnya kemudian memegang tangan Seonwoo dan mengolesi luka akibat serangan serangga itu dengan salep dingin.

"Lain kali, kalau kau mendapat luka, jangan disembunyikan. Minta appa atau eomma untuk mengobatinya. Jika dibiarkan, tidak akan bisa sembuh. Mengerti?"

Unlovable CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang