33- THANKS

4.1K 462 66
                                    

Dua bulan kemudian....











Sooji melingkari nomor 27 pada kalender yang tergantung di dinding kamarnya.

Hari ini, genap 3 bulan penantian Sooji.

Myungsoo yang berpamitan hanya dua bulan meninggalkannya, nyatanya sampai 3 bulan belum juga kembali.

Belum ada kabar dari ayah mertua yang sudah lama menyusul putranya ke Jepang. Saluran telepon semuanya tertutup, dan televisi kesulitan mengabarkan kondisi terkini paska musibah gemba yang melanda Tokyo dan sekitarnya.

Rumah diselimuti kegelisahan tanpa ujung.

Sooji berusaha mati-matian untuk tidak terlalu memikirkan Myungsoo, supaya kondisi janin yang dikandungnya tidak terganggu. Ia sudah berjanji pada Ibu mertuanya untuk memasrahkan segala sesuatunya. Dari kemungkinan terkecil hingga yang terburuk sekalipun.

Selama 3 bulan ini, Sooji pura-pura baik-baik saja. Tetap terlihat seperti Sooji yang sebelumnya di hadapan sahabat-sahabatnya yang rutin berkunjung satu minggu sekali.

Sooji mengerti. Di tengah kekhawatiran mereka semua, mereka berusaha keras menghibur Sooji.

Benar-benar sahabat terbaik yang pernah Sooji miliki.

Begitupun Ibu mertuanya yang tidak pernah lelah memperhatikannya. Ucapan terimakasih tidak akan ada cukupnya.

Sungguh, dimana lagi Sooji bisa menemukan orang-orang baik seperti mereka?

Inilah alasan kedua Sooji untuk tetap tegar menanti ketidakpastian hidup Myungsoo. Dan tentu saja, alasan pertamanya adalah calon bayi mereka.

Ibu Sooji sendiri juga sering meyempatkan waktu menempuh transportasi dari Daegu ke Seoul untuk ikut menjaganya. Tanpa Sangmoon yang disibukkan dengan sidangnya.

Sooji selalu berdoa agar kegelisahan ini cepat teratasi. Dan setelah melewati kegelisahan layaknya hujan deras ini____ Sooji mengharap kemunculan sang pelangi.

Menginjak usia kehamilan 8 bulan, ukuran perut Sooji bertambah besar. Ia mulai kesulitan untuk beraktifitas. Bahkan jika ia terlalu lama duduk, akan sangat sulit baginya untuk berdiri. Gerakan bayinya juga semakin aktif. Sooji dan ibu mertuanya tak luput memberi rangsangan seperti mengusapnya dan mengajaknya mengobrol.

Sooji sudah tidak sabar ingin menyambut buah hatinya datang ke dunia ini.

"Sooji?"

Panggilan ibu mertua membuat Sooji bergeming dari tempatnya dan segera berjalan menuju pintu kamarnya.

"Ibu akan pergi?"tanya Sooji begitu membuka pintu kamar dan mendapati ibu mertuanya sudah dalam penampilan yang rapi.

"Ibu ingin keluar sebentar. Apa kau mau ku panggilkan Sohee untuk menemanimu selagi aku pergi?"tawar Taehee yang berusaha menyembunyikan raut gembiranya.

Tak sampai disitu, Taehee juga tampak terburu-buru.

Anugerah macam apa yang sudah membuat ibu Myungsoo berubah menjadi begitu bersemangat?

"Tidak perlu bu. Tapi.. ibu akan pergi kemana?"

Taehee hanya menanggapi rasa penasaran Sooji dengan senyuman hangat.

"Tunggu saja disini. Oke?"

Setelah memastikan Sooji menganggukan kepala_____ barulah Taehee berjalan keluar rumah dan meninggalkan Sooji yang masih bertanya-tanya kemana ia akan pergi dan ada urusan apa.

Di tengah kebingungan, tiba-tiba ponsel Sooji berdering. Ada telepon masuk dari Eunji.

"Hai Eunji, ada apa?"sapa Sooji setelah mengangkat telepon.

Unlovable CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang