2 | The Problem Is

11.8K 142 6
                                    


POV - Olivia Khumaira Putri

Saat aku berada dalam pelukan Rangga, saat motor sableng itu hampir aja menabrakku, entah kenapa dadaku rasanya berdebar-debar dengan kencang.

Aku mengenal Rangga sejak kami berdua masuk Taman Kanak-kanak secara bersamaan. Hubungan akrab di antara kedua ibu kami, menuntun kami pun menjadi akrab juga. Waktu kecil Rangga itu cengeng. Aku sering membuatnya menangis gara-gara rebutan mainan. Hihihi. Tapi itu dulu, sekarang Rangga sudah bertransformasi menjadi seorang pribadi yang tangguh, dan cukup bijaksana.

Hanya saja kekurangan dia tuh salah satu nya, kadang kurang peka terhadap suasana sekitarnya. Memang Rangga itu tipe pria yang sangat perhatian dan humoris. Dia selalu bisa membawa suasana menjadi rame.

Selama bersahabat dengannya, awalnya kami berdua sama sekali tidak terpikirkan masalah asmara. Bahkan kami saling curhat, sedang suka ama siapa, ataupun ngobrolin cowok atau cewek yang lagi deket ama kita.

Hingga pada saat SMA, kami harus berpisah karena beda sekolah, dan aku merasa rindu sekali akan keberadannya. Walau kami masih sering hang out bareng, tapi aku merindukan masa-masa kami pulang ke rumah bersama-sama. Atau kami mampir ke mana dulu saat dalam perjalanan pulang dari sekolah.

Masa SMA, kata banyak orang merupakan masa-masa terbaik dalam hidup. Namun buat aku, masa SMA adalah masa siksaan. Tidak banyak kejadian yang menarik selama SMA. Walau aku sempat berpacaran dengan salah seorang teman sekelas ku, namun itu bukan lah hal yang mengesankan.

Entah kenapa, yang ada didalam pikiranku selama di SMA, aku sangat merindukan keberadaan Rangga di sekitarku. Aku rasanya bagaikan kesepian walau sekelilingku sangat ramai. Aku mungkin sudah terbiasa akan adanya keberadaan Rangga.

Awalnya aku mengira ini hanyalah kerinduan persahabatan biasa. Namun saat aku melihat Rangga sedang jalan dengan cewek lain, atau Rangga bercerita sedang suka dengan cewek yang mana, hatiku merasakan sakit dan pedih sekali. Dadaku langsung bergemuruh dengan cepat.

Terkadang aku berpikir apakah aku benar jatuh cinta ama Rangga ya. Terus terang, selama ini aku sudah 3 kali menjalin hubungan kekasih dengan seorang pria. Namun kesemuanya kulakukan bukan karena aku ingin. Tapi, aku hanya merasa kesepian, terutama saat Rangga punya cewek.

Banyak gadis yang menyukai Rangga, dan itu membuat hatiku menjadi was-was, dan takut akan kehilangan Rangga. Mungkin benar aku jatuh cinta dengan Rangga. Namun aku bertekad tidak akan merusak persahabatan kami hanya karena perasaan cinta belaka.

Bila benar aku mencintai Rangga dengan setulus hati, aku akan berusaha selalu hadir setiap kali Rangga membutuhkanku, entah dia sudah punya cewek atau belum.

Gery Anggoro. Itu nama cowok ku saat ini. Dia merupakan seorang wiraswatawan. Perusahaan kami, sering memesan bahan baku dari perusahaan milik keluarga Gery. Dan dari sanalah awal mula perkenalanku dengan Gery yang berlanjut hingga detik ini.

Orangnya cukup baik, walau terkadang bergaya angkuh. Apakah aku menyayanginya? Entahlah. Yang jelas aku memang memendam rasa suka kepadanya. Walau aku masih tetap saja belum bisa menerimanya secara utuh. Bayangan Rangga masih terlalu besar di dalam hatiku. Entah bagaimana nanti bila Rangga sudah menikah dengan wanita pilihannya.

Aku ingat, sejak hubunganku dengan Gery yang semakin dekat, seiring seringnya kami berhubungan dalam pekerjaan. Gery mengajakku untuk jalan. Dia mengajakku ke sebuah restoran bergaya Eropa di suatu hotel di bilangan Kuningan.

Karena pada dasarnya kami memang sudah akrab, jadi pembicaran kami berlangsung seru hingga kami sedikit lupa waktu. Dan pada saat itulah, Gery menyatakan cintanya kepadaku. Aku merasa aku harus bisa move on untuk bisa berusaha melupakan Rangga. Jadi aku menerima pernyataan cintanya. Dan kami pun resmi menjadi sepasang kekasih.

4 Hearts & A FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang