40 | Apalah Arti Cinta

5.2K 67 2
                                    

POV - Rani Raisya Ramadhani

    
Apalah arti cinta, bila aku tak bisa
Memilikimu...
Apalah arti cinta, bila pada akhirnya
Tak kan menyatu...

Sesulit inikah jalan takdirku
Yang tak inginkan kita bahagia

Bila aku tak berujung denganmu
Biarkan kisah ini ku kenang selamanya
Tuhan tolong buang rasa cintaku
Jika tak Kau ijinkan aku bersamanya

Apalah arti cinta, bila aku tak bisa
Memilikimu...
Apalah arti cinta, bila pada akhirnya
Tak kan menyatu...

Sesulit inikah jalan takdirku
Yang tak inginkan kita bahagia

Bila aku tak berujung denganmu
Biarkan kisah ini ku kenang selamanya
Tuhan tolong buang rasa cintaku
Jika tak Kau ijinkan aku bersamanya

Inilah saatnya aku harus melepaskan dirimu

Tuhan tolong buang rasa cintaku
Jika tak Kau ijinkan aku bersamanya​

Tuhan tolong buang rasa cintaku kepada Rangga, jika memang tak Kau ijinkan aku untuk bersama Rangga. Aku sudah berusaha untuk melenyapkan dan membuang perasaanku kepada Rangga selama hampir 2 minggu belakangan ini.
       
Namun rasanya benar-benar sulit sekali. Aku bahkan malah semakin mengingatnya, mengingat kebersamaan kami berdua beberapa waktu lalu. Membuat hatiku merasakan sakit yang hampir tidak tertahankan lagi rasanya.
       
Walaupun aku bisa sedikit melupakan kesedihan hatiku, saat musibah menyakitkan menimpa mbak Liana. Aku benar-benar tidak menyangka kejadian nahas seburuk itu akan terjadi kepada mbak Liana. Hatinya pasti sangat hancur saat harus menerima kenyataan, anak semata wayangnya, Lukas harus pergi meninggalkan mbak Liana untuk selama-lamanya. Mungkin seperti itulah yang sedang aku rasakan saat melihat Rangga sedang berduaan bersama Oli.
       
Saat aku menemani mbak Liana di pemakaman itu, aku, Oli dan Cherllyne berjuang sekuat hati, untuk bisa menghibur mbak Liana, agar tidak terlarut dalam kesedihan. Rangga juga berusaha sekuat tenaganya aku lihat. Dia terlihat begitu mengkuatirkan kondisi mbak Liana.
       
Seperti waktu mbak Liana pertama kali pingsan saat menerima kabar dari pihak kepolisian, Rangga lah yang dengan inisiatifnya langsung menyeruak masuk ke dalam untuk mengangkat tubuh mbak Liana, yang kemudian menggendongnya dengan hati-hati, sementara kami langsung menyiapkan kursi-kursi yang disejajarkan sebagai tempat untuk berbaringnya mbak Liana.
       
Apakah Rangga pernah mengkuatirkan aku seperti itu? Akankah Rangga melakukan hal yang sama kepadaku? Ya...dia memang pernah melakukan hal yang sama kepadaku saat aku kehilangan ibuku. Justru itulah yang membuat hatiku menjadi bimbang, sehingga rasanya lebih terasa sakit.
       
Selama tiga hari ini, kami begitu terpaku dengan nasib mbak Liana yang terpuruk. Dan tidak terasa, sebentar lagi waktuku untuk mengundurkan diri dari kantor. Walau surat pengunduran diriku belum di tanda tangani oleh mbak Liana, yang entah kapan akan di tanda tanganinya, melihat keadaanya yang sedang patah hati seperti itu, tapi aku harus tetap meninggalkan kantor ini.
       
Aku sudah hampir tidak bisa menahan diri lagi, melihat kebersamaan maupun kemesraan yang ditunjukan Rangga dengan Oli, walau saat tau aku ada di sekitar mereka, Rangga selalu langsung bersikap biasa saja, tapi aku sudah terlanjur sakit hati dan membencinya.
       
Aku sudah muak dengan segala sikap Rangga. Rangga beberapa kali terlihat ingin berbicara denganku. Namun aku selalu menyadari niatnya itu dengan langsung menghindar dan menjauhinya. Aku sudah tidak ingin berbicara kepadanya lagi, kecuali hanya untuk masalah pekerjaan, yang sedang aku kebut selama hampir 2 minggu ini.
       
Sesulit inikah jalan takdirku? Yang tak inginkan kita bahagia? Ya Allah, hamba tau Engkau memiliki rencana lain yang lebih baik untukku, aku juga tau Engkau tidak akan memberi cobaan yang tak sanggup aku jalani. Tapi ini rasanya sakit sekali Tuhanku. Aku tidak kuat lagi ya Allah. Berikanlah aku mukzizat Mu, agar aku bisa menghadapi ini.
       
Tolong buang rasa cintaku ini kepada Rangga, jika tak Kau izinkan aku untuk bersamanya. Biarkan aku hanya mengenang saja segala kisahku bersama Rangga. Aku tidak mampu ya Allah.
       
Aku hanya terus menangis seorang diri, sambil memeluk tubuhku sendiri, sambil ditemani oleh lagu yang dibawakan oleh grup musik SHE ini. Lirik dalam lagu ini benar-benar menggambarkan apa yang sedang aku rasakan saat ini.
       
Kamu kok jahat banget sih Rangga ama aku? Kamu tega banget ngeliat aku tersiksa seperti ini. Apa kebersamaan kita waktu itu hanya selingan saja buat kamu, Ga?
       
Aku gak sanggup Ga...aku gak sanggup lagi...mungkin inilah saatnya aku harus melepaskan kamu, walau aku tidak sanggup melakukannya.
       
Bantu aku Ga...bantu aku untuk membencimu, agar aku bisa melupakanmu.
       
Aku jadi mengingat kembali pembicaraanku dengan Cherllyne pada saat acara pemakaman Lukas. Saat itu aku sedang berdiri sendiri, agak menjauhi anak-anak lainnya.
       
"Hai cewe cantik. Ndirian aja sih?" ujar Cherllyne tiba-tiba menghampiriku sambil mengapit lenganku.
       
"Eh...lu Cher. Yah lagi pengen sendirian aja kok." jawabku datar.
       
"Hmm...gimana keadaan lu Ran? Lu tetep mao resign Ran?" tanya Cherllyne kepadaku.
       
"Yah biasa aja sih gue, Cher. Jadi lah. Bokap gue uda nungguin gue." jawabku sedikit berbohong. Dari awal alasanku resign memang hanya sebuah kebohongan besar. Aku hanya merasa sudah tidak sanggup lagi melihat Rangga dengan Oli. Aku merasa bagaikan orang bodoh di hadapan Rangga.
       
"C'mon Ran. Don't treat me like I'm a foolish. We both know that's not the real reason you want your resignation, right?" ujar Cherllyne kemudian.
       
Aku tidak menjawabnya, dan hanya memalingkan wajahku saja.
       
"Cher...waktu di Anyer kemaren, lu...selalu minta maaf ke gue. Sebenernya maksud dari ucapan maaf lu itu apa? Apa karena lu ikutan ama mbak Liana, yang ngejodohin Oli ama Rangga?" rupanya pertanyaanku ini, begitu membuatnya terkejut, hingga Cherllyne menatapku dengan mata terbelalak.
       
"Eh...mmm...lu...siapa yang bilang kayak gitu Ran?" tanya Cherllyne rada gelagapan.
       
"Waktu gue minta resign ama mbak Liana, dia juga sama bilang maaf ke gue, kayak lu Cher. Pas gue tanya kenapa minta maaf, dia ngejelasin kalo dia lah yang ngatur acara makan malam buat Rangga ama Oli, yang bikin mereka akhirnya mutusin buat pacaran. Apa...lu juga salah satu yang ngatur acara mereka, Cher? Tolong jujur ama gue." jelasku sambil meminta kejujuran dari Cherllyne.
       
Cherllyne hanya diam saja sambil menatap kearah depan, belum menjawab pertanyaanku. Lalu sambil menghela nafas panjang, Cherllyne pun meng-iyakan jawabanku.

4 Hearts & A FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang