61 | Retaliation

3.4K 44 1
                                    

POV - Fadli Rangga Putra


"Hmm...maaf sebelumnya kalau saya kurang sopan. Tapi, Kolonel Rusgino itu siapa ya? Bagaimana dia bisa tau tentang masalah yang saya hadapin ini yah?" tanya gue ke Kapten Prakoso. Gue masih kepikiran, walau gue seneng banget tiba-tiba dapet bantuan dari pasukan khusus negara gue ini. But, how? Who? And why?

"Baik. Atas perintah Kolonel Rusgino Arpomo Tangoro, kami Sat-Gultor 81, dari batalyon 811, dipilih dan diminta untuk membantu dan mengikuti perintah saudara Rangga, dalam menangani masalah yang sedang saudara hadapi. Saya tidak memiliki wewenang untuk memberikan informasi lebih jauh mengenai Kolonel Rusgino. Mohon saudara mengerti atas posisi saya sebagai prajurit." jawab Kapten Prakoso. Hmm, gue jadi penasaran dari mana dia bisa tau keadaan gue. Siapa dia sebenarnya?

"Yah...sudah lah. Mau gimana lagi kan. Baiklah, terus terang saya memang sangat butuh bantuan. Pihak kepolisian tidak mau bekerja sama. Saya sedikit kuatir dengan nasib para polisi. Bukan maksud saya meremehkan. Tapi, mereka kurang mengetahui apa yang sedang mereka hadapi. Sedangkan rekan saya ini justru memiliki informasi yang mungkin berguna untuk menghadapi mereka, karena dia adalah mantan rekan seperjuangan para tentara bayaran itu." jelas gue kemudian.

"Apa rencana saudara Rangga? Apa yang bisa kami bantu?" tanya Kapten Prakoso.

"Sebelumnya, apa Kapten sudah mendapatkan informasi mengenai lawan yang akan kita hadapi ini, dari Kolonel Rusgino?" tanya gue.

"Siap. Berdasarkan data intelijen yang kami miliki, lawan yang akan kita hadapi ini, merupakan bagian dari tentara bayaran yang berasal dari Black Hand Company. Sebuah perusahaan tempat jasa menyewa tentara bayaran internasional, yang cukup rahasia keberadaannya. Para tentara bayaran ini, datang ke Indonesia, tanpa mendapatkan otorisasi untuk menjalankan misi. Artinya mereka ini merupakan para tentara pembelot, yang bergerak atas keinginan pribadi." jawab Kapten Prakoso.

"Tim tentara desertir ini dipimpin oleh Sean Hicks, atau memiliki kode nama, 'Hawk'. Dia adalah seorang mantan agen lapangan CIA, yang bergabung ke Black Hand Company sekitar 4 tahun yang lalu. Bersamaan waktunya dengan saudari Irina ini." gue melihat wajah Irina cukup terkejut mendengar penjelasan Kapten Prakoso.

"Hawk memiliki seorang tangan kanan yang bernama Ian Holmes, atau disebut sebagai 'Red'. Seorang mantan pasukan khusus SAS Inggris. Sementara anggota lainnya adalah Marcus Grimm, atau disebut sebagai 'Zeus'. Prajurit yang berhasil ditangkap oleh saudara Robi dan rekan-rekannya waktu itu. Dan baru saja melarikan diri dari penjara polres. Dia adalah mantan pasukan khusus Delta Force. Dan ahli dalam menangani bahan peledak." lanjut Kapten Prakoso.

"Selanjutnya adalah James Henry, atau disebut sebagai 'Knucklehead'. Dia merupakan seorang mantan pasukan khusus Seal, yang ahli dalam pengintaian maupun penyusupan. Dia juga sangat ahli bela diri dengan menggunakan pisau."

"Selain itu ada Li Jue, atau disebut sebagai 'Snake'. Snake merupakan mantan tentara khusus dari China, yang sangat ahli dalam pertarungan jarak dekat."

"Dan yang terakhir adalah 'Ghost'. Kami hampir tidak memiliki data sama sekali mengenai orang ini. Dan orang ini merupakan seorang pembunuh yang sangat ahli. Terutama saat menembak musuh dari jarak jauh." jelas sang Kapten.

"Jujur, saya bangga, walaupun kaget. Artinya, intelijen kita pun sudah mengendus dan mengetahui mereka-mereka ini ya? Baiklah, begini Kapten. Saya ingin Kapten menyusupkan para sahabat saya ini, ke dalam pasukan Densus itu, untuk bisa masuk ke dalam. Saya yakin, di dalam gedung ini pasti diawasi oleh Hawk dari segala arah. Dan untuk bisa masuk ke dalam tanpa terdeteksi, saya ingin menggunakan pasukan Densus itu sebagai samaran." jawab gue, menjelaskan rencana gue.

4 Hearts & A FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang