54 | The Four Musketeer

4.7K 66 5
                                    

POV - Fadli Rangga Putra

Gue hampir gak bisa tidur nyenyak, gara-gara mendapatkan kabar buruk semalam itu, saat Irina tiba-tiba telah berada di dalam kamar kost gue.

Gue benar-benar mendapatkan kabar yang mengejutkan dari Irina, semalam, mengenai 2 orang mercenaries, pengganti Irina, yang kini justru diburu oleh perusahaan tempat Irina bekerja, karena membiarkan gue dan Oli, lolos dan tetap hidup, saat di gunung waktu kemaren itu.

Belum lagi, gue sempat panik, saat Liana sedang menghubungi gue, karena ada Irina. Gue takut Liana sampai mengetahui ada Irina di kamar kost gue, dan mengakibatkan mereka semua jadi berpikir macam-macam lagi ke gue.

Gue cukup lega, saat Liana hanya ingin mengabarkan bahwa ada kejadian heboh, dimana ada peledakan bom di cafe Setarbak, di mall Kelapa Puan. Mengakibatkan beberapa orang tewas, terkena ledakan bom tersebut, dan puluhan orang mengalami luka serius, setelah terkena pecahan kaca, dan juga benda-benda lainya, yang terhempas akibat angin ledakan yang terjadi.

Irina kemudian menginap di kosan gue, karena dia kuatir, akan terlihat oleh orang-orang suruhan tante Shinta, apabila tante Shinta masih menyuruh orang untuk mengintai dan membuntuti gue. Gue sempat berpesan bahwa jangan sampe ada kejadian dia maksa gue buat ML lagi, hal yang membuat dia menjadi tergelak sedikit.

"Don't worry, although I did enjoyed a lot, having sex with you, but I also knew that you're not that comfortable, for having sex with me. But I do appreciate you, for keep doing that instead. I promise I won't forcing you to do it again with me. Well, unless...if you finally feels that you wanna do it with me, then I'll be more than happy to do it with you. (Jangan kuatir, walaupun aku sangat menikmati, bercinta denganmu, tapi aku juga tau bahwa kamu tidak nyaman, saat bercinta denganku. Tapi, aku sangat menghargaimu, karena tetap bercinta denganku. Aku janji, aku tidak akan memaksamu untuk melakukan itu lagi denganku. Yah, kecuali... kalau kamu akhirnya merasa bahwa kamu ingin bercinta denganku, maka aku akan sangat senang untuk bercinta denganmu)." ujar dia semalam, membuat gue menggeleng-gelengkan kepala.

Saat gue minta dia untuk tidur di tempat tidur, sementara gue di lantai, dia langsung menolak. Namun, gue terus memaksanya untuk tidur di tempat tidur. Walau terlihat enggan dan tidak nyaman, Irina akhirnya mau juga tidur di tempat tidur gue.

"We're even now. Hehehe." ujar gue saat berhasil memaksa dia, semalam.

Gue kemudian bangun, dan menyalakan mesin pemanas air gue, untuk menyeduh kopi. Dan gue melihat, Irina pun sudah terjaga.

"Sorry, did I wake you up? (Maaf, apa aku membangunkanmu?)." tanya gue.

"Nope, not at all. I like your room. It's cozy and feels so comfortable. (Tidak sama sekali. Aku suka kamar kamu. Terasa sangat nyaman)." ujar dia memuji kamar gue.

"Thanks. Hey, d'you want a coffee?"

"Yeah, sure. Hey, can I use your bathroom and towel? I think I wanna take a bath before I leave. (Yah, tentu. Hey, apa aku bisa menggunakan kamar mandimu dan handukmu? Aku ingin mandi sebelum aku pergi)." jawab dia kemudian.

"Of course, go ahead, just make yourself at home. (Tentu saja, gunakanlah. Buatlah dirimu senyaman di rumahmu sendiri)." ujar gue menjawab pertanyaannya.

Gue pun melanjutkan lagi, menyiapkan 2 gelas kopi di pagi hari. Hingga saat gue berbalik, gue melihat sesuatu yang... mengejutkan di hadapan gue.

"Wh...WHOAA! What are you doing?" seru gue kaget saat melihat Irina sudah tinggal mengenakan BH dan celana dalam doang, dan baru saja BH-nya terlepas, setelah ia melepaskan kaitan belakangnya, sehingga gue kembali melihat bongkahan payudara mengkelnya.

4 Hearts & A FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang