56 | Evidence

4.4K 68 1
                                    

POV - Fadli Rangga Putra


Minggu yang benar-benar penuh kejutan, dan menguras pikiran. Namun, gue yakin, yang lebih menguras pikiran, akan terjadi di minggu-minggu berikutnya. Bukti-bukti yang gue butuhkan, untuk mengungkap kejahatan tante Shinta, sudah cukup kuat. Gue hanya tinggal mencari bukti nyata keterlibatan tante Shinta, dengan para tentara bayaran yang disewa olehnya itu.

Menyewa tentara bayaran, pastinya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Apalagi saat ini tante Shinta menyewa dua orang, dimana salah satunya berhasil diringkus oleh para sahabat gue, Robi, Gilang, Sandi dan Pandji, dengan bantuan kepolisian.

Persis seperti yang gue rencanain, saat gue bertukar pikiran dengan Robi, mengenai cara terbaik untuk menjebak tentara bayaran tante Shinta, yang berniat untuk menghabisi papanya Robi. Atau om Chandra.

Gue juga sudah membereskan urusan adek gue, si Karin, malam minggu kemaren. Berikut masalah yang dihadapi oleh sahabat si Karin. Dengan bantuan sahabat gue yang unik. Alex. Gue berhutang banyak ama Alex, karena berkat usaha dia lah, gue bisa menjalankan rencana gue, untuk menjebak dalam memberi pelajaran kepada Anto, serta menjebak Yonathan, orang yang telah melecehkan Ike, sahabat Karin.

Urusan Robi sudah sedikit mereda, dan urusan Karin sudah selesai untuk saat ini. Jadi, gue bisa fokus untuk mencari satu bukti yang gue butuhkan, serta menunggu kabar baik, agar gue bisa menjalankan Menteri gue, untuk memberikan Skak Mat, kepada tante Shinta.

Tanpa dua hal itu, gue belum bisa bergerak untuk memberikan pukulan telak, yang bisa membuat tante Shinta langsung bertekuk lutut.

Kabar papa Yoga, yang sedang dirawat di rumah sakit Grand Medika, rumah sakit yang om Chandra rekomendasikan, menurut Robi dan Oli, mulai membaik, walau masih dalam status koma. Tante Shinta hampir tiap hari berkunjung ke rumah sakit itu. Dan di setiap kali tante Shinta berkunjung, pasti akan ada Robi, maupun Sandi, dan Gilang yang menjaga.

Oli, Cherllyne, Liana dan Rani pun menemani apabila tante Shinta berkunjungnya pada malam hari. Karena gue memang meminta kepada Oli, agar sering-sering menjaga papa Yoga. Sehingga tidak memberikan celah atau kesempatan bagi tante Shinta, untuk memberikan racun lagi ke papa Yoga.

Sementara itu, tante Shinta telah bertindak cepat dalam menyingkirkan para saingan-saingannya, ataupun penghalang bagi dirinya, untuk menguasai aset papa Yoga. Gue tau, dia ingin secepatnya mengambil alih aset papa Yoga, mengingat sekarang kondisi papa Yoga, tidak lagi berada di bawah pengawasannya. Dan ini membuatnya harus berpacu dengan waktu.

Dan gue begitu terkejut saat kemaren, setelah kejadian penangkapan Zeus oleh Robi dan kawan-kawan, dan sehari sebelum gue membantu Karin menjebak Anto dan Putri, serta Ike dan Tanty yang menjebak Yonathan, kembali ada kabar yang mengejutkan, yang disampaikan oleh rekan-rekan kerja gue di kantor papa Yoga.

Pak Sutrisno Karim, ditangkap oleh Badan Narkotika Nasional, saat di gelar razia, dimana pihak BNN menemukan sebuah paket Heroin dan Shabu dalam jumlah cukup banyak, di mobil pak Trisno.

Artinya, sudah dua orang eksekutif yang tersingkir dalam satu minggu ini. Yaitu pak Broto yang tewas mengenaskan bersama puteranya, terkena ledakan bom, serta pak Sutrisno, yang gue yakin merupakan korban jebakan tante Shinta juga.

Mengenai perlakuan berbeda yang mereka dapatkan, dimana pak Broto terbunuh, sedangkan pak Trisno hanya terasingkan, kalo menurut dugaan gue, disebabkan karena pak Broto telah terang-terangan menentang tante Shinta dalam perebutan kekuasaan AD Interim, selama papa Yoga dalam kondisi koma. Sedangkan pak Sutrisno, hanyalah gangguan yang menurut tante Shinta bisa mengganggu bagi dia dan rencananya. Namun, ini semua hanya berupa dugaan gue semata.

4 Hearts & A FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang