62.03 | Entre Vous et Moi

2K 36 0
                                    

POV - Pandji Bagaskara


"Hey, you sure you'll let your buddy go without helping you? (Hey, kau yakin kau akan membiarkan temanmu pergi tanpa membantumu?)." tanya Zeus kepadaku, sesaat setelah Sandi pergi untuk menuju ke lantai atas, untuk melanjutkan misi menyelamatkan Olivia dan lainnya.

Sementara aku dan Robi akan menghadapi Zeus dan satu orang temannya. Aku melihat Robi pun sedang bertarung dengan sengit dengan tentara bayaran yang menjadi lawannya itu. Aku pun tidak boleh kalah. Aku sudah pernah menghadapi Zeus ini. Aku yakin aku akan mampu mengalahkannya untuk yang kedua kalinya.

"Hmm...helping me for what? (Hmm... membantuku untuk apa?)." tanyaku ke Zeus.

"You sure you can stand againts me on your own? There's no police squad to assist you in here, you know. You couldve been killed. (Kau yakin kau bisa menghadapiku seorang diri? Tidak ada pasukan polisi yang membantumu di sini lho. Kau bisa saja terbunuh)." ujarnya dengan sombong.

"Oh, really? You think so? Uhm well... remind me again who's the one that beating you up and capturing you a couple of days ago then. (Oh benarkah? Kau berpikir seperti itu? Uhmm yah... tolong ingatkan aku lagi siapa yang telah menghajarmu dan menangkapmu beberapa hari yang lalu)." jawabku membalas kepongahannya.

"Beating me up? I don't even feel any pain when I took your hit. Let me tell you one thing then. Youre just being lucky to have a police squad to back you up back there. Otherwise, I can guarentee that youll gonna loose your puny life. (Menghajarku? Aku bahkan tidak merasakan sakit apapun saat aku menerima pukulanmu. Biar aku beritahu kau satu hal kalau begitu. Kau hanya beruntung ada pasukan polisi yang membantumu di sana. Kalau tidak, aku bisa jamin bahwa kau yang akan kehilangan nyawamu yang kerdil)." ujarnya lagi.

"So, let me ask you again. Are you really sure you wanna fight me alone? Without getting help from your buddies? Coz you're gonna need one. (Jadi, biar aku tanya lagi kepadamu. Apa kau benar-benar yakin ingin melawanku sendirian? Tanpa mendapatkan bantuan dari teman-temanmu? Karena kau akan membutuhkannya)." ujarnya lagi, membuat darahku langsung mendidih.

"Well, let me ask you too then. Are you sure you can handle a 2nd time humiliation? (Yah, biar aku tanya juga kalau begitu. Apa kau yakin kau bisa mengatasi dipermalukan yang kedua kalinya?)." ujarku bertanya dengan nada mengejek kepadanya.

"Don't worry bout that. I'll have your head to pay for that. (Jangan kuatirkan tentang itu. Aku akan mendapatkan kepalamu untuk itu)." ujarnya yang mulai maju mendekatiku dengan gaya Boxing, seperti yang pernah aku pelajari, sebelum aku mulai berlatih kung fu melalui seorang master kenalan dari rekan bisnis papa.

Zeus langsung melontarkan Jab-Jab cepatnya. Dan aku masih bisa menghindarinya sambil berusaha mencari celah yang bisa aku manfaatkan. Zeus terus mengejarku dengan Jab kiri maupun kanan, yang terkadang diselingi dengan sebuah Crossing.

"What's wrong? It's not too late if you wanna call your friends to aid you, you know. (Ada apa? Belum terlambat kalau kau ingin memanggil teman-temanmu untuk membantumu)." ujarnya.

Zeus kembali mendekatiku untuk menyerang lagi. Dia kembali melontarkan Jab-Jab cepatnya ke sana kemari, mengikuti aku yang terus menghindari serangannya sambil sesekali menepisnya.

Mungkin aku memang berhasil mengalahkannya di helipad waktu itu. Namun saat itu aku bisa menyerangnya, karena aku berhasil mengejutkan dan menyerangnya dengan cepat tanpa memberinya waktu untuk berpikir, saat dia ingin kabur. Namun kali ini dia berada dalam posisi siaga sejak awal. Dan aku harus berhati-hati untuk mulai menyerangnya seperti waktu itu, dan terus berusaha untuk mencari celah.

Aku yang terus menghindarinya, membuat Zeus sepertinya hilang kesabaran. Karena dia dengan tiba-tiba melompat sambil berusaha meraih dan mencengkram kedua bahuku, dan diikuti dengan serangan menggunakan lututnya saat dia berhasil menangkap kedua bahuku.

Dalam keadaan berbahaya seperti itu, aku reflek menyerang dengan sikuku, sebelum lututnya mengangkat terlalu tinggi. Dan aku berhasil menghentikan serangannya saat sikuku menghantam pahanya.

Aku lalu menangkap kedua lengannya saat ia masih memegangi kedua bahuku. Aku lalu langsung melompat untuk menghantam hidungnya dengan kepalaku. Namun, reaksi Zeus lebih cepat dari yang aku perkirain.

Zeus malah mengangkat tubuhku, dengan memanfaatkan doronganku saat melompat, dan kemudian melemparkan tubuhku hingga aku jatuh berdebum menghantam sebuah meja.

BRUAKK!

Anjingg! Sakit banget punggungku. Sebelum aku kembali bersiaga, Zeus langsung datang lagi menyerangku. Aku pun segera bangkit dan berusaha menyerangnya kali ini, sambil mendekatinya juga.

Zeus melontarkan pukulan menyilang, dan aku langsung memukul paha kanannya, lalu langsung diikuti serangan tinju kiriku ke paha kirinya dengan cepat. Pukulanku terus bergerak bagaikan sebuah senapan mesin.

Setelah menghantam paha kirinya, tangan kananku langsung menghantam perutnya, dan tangan kiriku melanjutkan dengan menghantam rusuk kanannya. Lalu aku bergerak ke kiri sambil mengaitkan tangannya, memuatarnya agar pertahanan sampingnya terbuka.

Aku langsung menghantamkan siku kananku yang menjadi jurus andalan kung fu Baji Quan yang aku miliki. BLAMM! BUUKKKK! Aku menjejak kaki dengan kuat sebelum menghantamkan sikuku ke rusuk kanan Zeus.

Namun walau sudah terhantam oleh sikuku, Zeus malah balas melancarkan serangan sikunya juga kearah kepalaku. Aku langsung berguling ke depan untuk menghindari serangannya.

Melihat serangannya luput, Zeus terus mengejarku. Dia berusaha menyerang dengan menenandang lurus kearahku. Aku pun berhasil menghindar ke samping saat tendangannya menghancurkan bekas partisi.

Aku segera mendekatinya, saat kakinya sedikit tersangkut di patahan meja itu. Namun Zeus malah menendangkan kakinya yang terjepit itu, sehingga patahan meja itu langsung melayang kearahku.

Dengan gerak reflek aku berhasil merunduk di saat yang tepat. Namun situasi itu dimanfaatkan oleh Zeus dengan sangat baik. Dan saat dia sudah berada di hadapanku dalam sekejap, dia langsung melepaskan sebuah pukulan Straight kearahku.

DUAKK! Walau berhasil aku tahan, namun rasanya seluruh tubuhku bergetar dengan keras, saat pukulannya menghantam lenganku. Pukulan Zeus pun tidak berhenti sampai di situ. Dia terus melancarkan pukulan kombinasinya. Dimulai dari pukulan Crossing, yang berhasil aku hindari, namun Zeus dengan cepat langsung memukul dengan Uppercut. Aku hanya bisa menahan pukulan demi pukulannya, tanpa sempat memberikan sebuah pukulan balasan.

Gerakan Zeus sangat berbeda saat aku melawannya di helipad waktu itu. Kali ini gerakannya begitu cepat dan berat. Aku tidak banyak menemukan celah pada dirinya. Dan bila menemukannya pun aku tidak bisa melancarkan serangan, karena Zeus dengan gigih terus menyerangku.

"All you've got is just keep running away like a chicken shit? (Apa yang kau bisa hanya melarikan diri seperti ayam sialan?)." seruan dia sebenarnya membuatku panas. Andai saja aku sudah lama mempelajari Baji Quan, tentu aku sudah bisa menggunakan tehnik bertarung jarak dekat yang mematikan.

Zeus dengan cepat melepaskan tinju menyampingnya dengan kekuatan penuh. Aku pun menunduk ke bawah, dan langsung bergerak masuk ke area pertahanannya, namun belum sempat aku menghantamnya, Zeus langsung mengarahkan sikunya kearahku.

Pilihanku cuma ada satu. Aku langsung melompat sekuat tenaga, dan menubrukkan tubuhku ke tubuhnya, hingga dia menjadi limbung, aku langsung bergerak cepat mendekatinya, dan mengeluarkan jurus pukulan siku, Ding Xin Zhao nya Baji Quan dengan siku kiriku.

Tapi Zeus dengan cepat langsung memukulkan tangan kirinya kearahku, membuatku tidak bisa melanjutkan seranganku. Aku kembali merunduk, tapi kali ini sambil bergerak maju untuk sampai di hadapannya saat tangannya belum kembali setelah memukul.

BLAAM! Aku langsung menjejakan kakiku sekuat tenaga sebelum aku menghentakan siku kananku, dan menghantam telak rusuk kiri Zeus, hingga ia sedikit limbung ke belakang. Membuatku sedikit tidak mempercayainya.

Aku telah menghantamnya dengan jurus andalanku selama ini, dan Zeus hanya sedikit limbung saja. Aku kemudian mencoba menghantamnya lagi, dan langsung bergerak maju.

Zeus langsung menyambutku dengan pukulan tangan kanannya, yang berhasil aku tepis kearah kananku, dengan tangan kananku. Dan saat Zeus kembali memukul dengan tangan kirinya, aku pun kembali menepis kearah kiriku, dengan tangan kiriku, sehingga membuat sebuah lubang pada pertahanan dirinya, dan dengan sekuat tenaga aku langsung menghantamkan lagi siku kananku ke rusuk kirinya, hingga ia terjatuh ke belakang.

Namun ia kembali bangkit berdiri, membuatku menjadi semakin penasaran. Aku tidak percaya hasil latihanku dengan Suhu Li, tidak mampu melumpuhkan Zeus.

Memang aku akui, bahwa aku baru berlatih Baji Quan ini mulai dari lebih 1 tahun lalu. Dan jurus yang aku pelajari, belum mencapai jurus pamungkas Baji Quan yang sesungguhnya. Butuh waktu sampai 3 tahun lebih, bahkan 5 tahun, tergantung bakat, untuk bisa mendapatkan pukulan Jìntóu atau pukulan tenaga murni.

Sandi, Robi, dan Gilang telah memiliki pukulan ini dalam jurus-jurus Pencak Silat mereka. Karena mereka sudah berlatih Pencak Silat sejak berumur 7 tahunan. Jadi tentu saja mereka sudah bisa menggunakan jurus tenaga dalam yang bisa menghancurkan tubuh dari dalam.

Sangat efektif untuk menghadapi musuh yang memiliki ketahanan fisik yang sangat kuat. Seperti Zeus yang sedang aku hadapi ini. Lawan-lawan biasa, biasanya sudah tumbang bila terkena pukulan siku Baji Quan-ku. Tapi bagi Zeus, pukulanku tadi seolah hampir tidak berarti apa-apa.

Sialan. Bila aku menggunakan gaya Boxing pun akan percuma saja, karena ketahanan tubuhnya jauh lebih kuat dari tubuhku.

"Is that all you've got, boy? I even feel nothing. (Hanya itu saja yang kau punya, bocah? Aku bahkan tidak merasakan apa-apa)." ujarnya lagi sambil tersenyum sinis.

"I am a former Delta squad, boy. You don't know what hell is all about if you never taste how Delta is training. (Aku mantan pasukan Delta, bocah. Kau tidak tau apa itu neraka jika kau belum merasakan bagaimana Delta sedang berlatih)." ujarnya lagi.

Zeus kembali mencoba menyerangku dengan gaya Boxing, di mana dia kembali melontarkan Jab-jab cepatnya, dan disusul oleh sebuah pukulan meyilang, yang dengan cepat langsung kuhindari, dan kutangkap tangannya dengan tangan kananku, lalu dengan tangan kiri aku langsung menghentakan ke atas, ke persendian sikunya.

4 Hearts & A FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang