4 Hearts & A Fool

64.02 | Collateral Damage

POV - Elena Ivanovich / Spook / Real Ghost

Aku benar-benar tidak percaya ini. Aku yakin sekali tembakanku tadi mengenainya cukup telak. Dan aku juga yakin telah menghancurkan sniper rifle miliknya itu. Menghabisinya dalam kondisi yang seperti itu, seharusnya dapat dilakukan dengan mudah. Apalagi oleh seseorang sekaliber Viper. Seorang mantan komandan Spetsnaz, Unit Shadow yang ditugaskan untuk menghadapai kontra intelijen.

Aku tidak tau, apakah kemampuan Viper yang telah hilang tidak berbekas sama sekali, ataukah kemampuan bertahan hidup Yulya yang luar biasa. Yah, memang aku yang selalu mengajarinya untuk bisa bertahan hidup di berbagai situasi, saat sedang dalam keadaan terjepit atau terluka di medan perang.

Mungkin, aku terlalu bagus dalam mengajarinya bagaimana untuk bisa bertahan dengan memanfaatkan situasi, kondisi, sarana dan prasarana di sekitar kita, untuk keuntungan kita ataupun untuk penyamaran kita.

Aku bertemu dengan Yulya pertama kali saat aku diminta oleh papa untuk bergabung ke dalam Black Hand Company. Papa menugaskanku dalam sebuah misi menghadang pasukan Russia beserta tank-tank tempurnya dan memberikan waktu sebanyak mungkin bagi para pengungsi Chechnya untuk melarikan diri dari kejaran pasukan Russia itu.

Aku yang saat itu masih tergabung ke dalam pasukan khusus Spetsnaz Russia, Alpha Group, berperan sebagai agen ganda bagi papa. Secara diam-diam aku justru menembaki pasukan Russia, walau tidak ada satupun yang terbunuh. Tujuanku hanya untuk menahan gerakan mereka, sesuai misi yang diberikan oleh papa kepadaku.

Melalui teleskop senapan sniperku, aku menemukan seorang remaja, yang terluka di bagian kakinya. Tampaknya tidak ada keluarga yang menolongnya, sementara para pengungsi mulai bergerak keluar dari desa mereka.

Aku kemudian berhasil mendekati gadis itu, tanpa terdeteksi oleh para pasukan Russia. Aku pun segera menolong gadis itu dan menjauh dari sana. Aku kemudian mengetahui bahwa dia adalah seorang anak yatim piatu. Papa dan mamanya terbunuh oleh pasukan Russia, karena orang tua gadis itu merupakan pejuang Chechnya.

Gadis itu awalnya tidak mempercayaiku, bahkan membenciku karena aku mengenakan seragam pasukan khusus Spetsnaz. Tapi aku kemudian menjelaskan bahwa aku lah yang menahan para pasukan Russia agar para pengungsi memiliki waktu untuk melarikan diri. Aku juga menjelaskan bahwa aku sedang berusaha menolong mereka semua termasuk gadis itu. Hingga aku akhirnya bisa menenangkan dirinya.

Aku langsung memberikan pertolongan pertama kepada gadis itu. Namun, gadis itu rupanya telah bertekad untuk menjadi seperti diriku. Agar dia pun bisa membantu para penduduk lainnya melarikan diri dari kekejaman pasukan Russia.

Aku yang tadinya merasa enggan, malah jadi memiliki sebuah rencana lain. Aku menyukai tekad kuatnya yang begitu terpancar dari matanya itu. Maka saat itu aku pun memutuskan untuk melatih gadis itu untuk kujadikan sebagai 'bayangan'ku dalam menjalankan misi, sekaligus berperan sebagai agen ganda.

Namanya adalah Yulya Orlov. Seorang gadis berambut pirang yang cantik sekali. Aku mulai melatihnya beberapa minggu kemudian setelah luka di kakinya telah sembuh. Aku memberikan pelatihan yang cukup berat kepadanya, dan dia mampu menjalankannya tanpa banyak mengeluh. Membuatku menjadi semakin menyukainya.

Yulya merupakan gadis yang sangat cerdas. Dia mampu menyerap semua informasi yang aku berikan, juga semua pelatihan yang aku berikan kepadanya selama hampir 1 tahun masa pelatihannya.

Dia memiliki mata yang sangat bagus untuk bisa menembak dari jarak jauh. Dia juga memiliki ketenangan dan pengendalian diri yang sangat bagus, sehingga mampu menembak dengan tepat dalam jarak lebih dari 800 meter.

Yulya benar-benar membuatku kagum saat itu. Hanya ada beberapa penembak runduk yang memiliki ketepatan menembak di atas jarak 900 meter, termasuk diriku. Mungkin saja suatu saat kemampuannya itu akan melebihiku yang mampu menembak dengan tepat pada jarak hampir 2 kilometer.